Sudah dukung Ahok, Guntur malah dipecat dari ketua DPC Hanura Jaktim
Dia bahkan sempat menduga ada pihak yang ingin mengambil posisinya sebagai pemimpin Partai Hanura di Jakarta Timur.
Anggota DPRD DKI Jakarta Muhammad Guntur membenarkan adanya pemecatan dirinya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hanura Jakarta Timur oleh DPP Partai Hanura. Padahal dia merasa tidak pernah menentang perintah partai.
Menurut Guntur, dirinya telah memberikan dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Dia menduga ada alasan lain yang menjadi sebab mengapa dirinya dipecat.
"Padahal saat DPP mengeluarkaan instruksi tertulis saya selaku ketua DPC menjalankan perintah dengan memberikan dukungan tertulis kepada Ahok kepada DPD dan DPP ternyata masih ada yang ketakutan dengan kesolidan pengurus (DPC) timur," kata Guntur kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (12/9).
Dia bahkan sempat menduga ada pihak yang ingin mengambil posisinya sebagai pemimpin Partai Hanura di Jakarta Timur. Mengingat sudah ada 10 pengurus cabang, 65 pengurus ranting dan 150 anak ranting.
"Atau mungkin ada yang bernafsu untuk mengambil posisi Ketua DPC," ujarnya.
Guntur mengungkapkan, tidak akan menentang perintah partai. Walaupun tidak mengerti alasan secara pasti mengapa dirinya harus dicopot sebagai Ketua DPC Hanura Jakarta Timur.
"Tapi karena ini perintah partai ya kira sebagai petugas partai hanya siap menjalankan apapun perintah partai," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hanura DKI M Ongen Sangaji mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat pemecatan untuk anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu. Langkah tegas ini diambil lantaran yang bersangkutan tidak patuh dengan perintah partai.
"Pemecatan sudah bersifat final dan tidak akan berubah. DPD Hanura DKI akan segera memprosesnya," tegas saat dihubungi, Sabtu (10/9).
Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI ini menjelaskan, Guntur dipecat karena tidak menunjukkan loyalitas terhadap partai. Terlebih dia kerap membuat gaduh keputusan partai, salah satunya mengenai dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Itu tidak benar dan hanya buat gaduh. Kalau gaduh terus kapan partai kerja," ungkapnya..
Ongen mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan Surat Keputusan penunjukan ketua sementara. Sehingga roda organisasi partai berjalan.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
Baca juga:
Tolak Ahok, ketua DPC Hanura Jaktim resmi dipecat
Timses: Penantang Ahok belum siap hadapi Pilkada DKI
Timses Ahok sebut akan ada kejutan dukungan di pekan depan
Hanura tolak terpidana hukuman percobaan ikut Pilkada