Temuan Positif Corona, KRL Tak Diberangkatkan Jika Penumpang Lebih dari 60 Orang
Langkah ini sebagai tindak lanjut ditemukannya tiga penumpang positif virus corona atau Covid-19 berdasarkan hasil uji swab PCR di Stasiun Bogor pada 27 April 2020 lalu.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengevaluasi pola angkut penumpang commuter line selama masa pandemi Covid-19. Langkah ini sebagai tindak lanjut ditemukannya tiga penumpang positif virus corona atau Covid-19 berdasarkan hasil uji swab PCR di Stasiun Bogor pada 27 April 2020 lalu.
VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, mengatakan antisipasi yang dilakukan saat jam padat penumpang yakni pergi dan pulang kerja sehingga protokol pencegahan Covod-19 tetap bisa diterapkan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan kejadian ibu hamil marah di KRL terjadi? Peristiwa itu terjadi pada 16 September 2023
-
Kenapa para pengguna KRL merasa lega dengan dicabutnya aturan wajib masker? Adanya aturan itu otomatis pengguna KRL bisa bernapas lega.
-
Kapan aturan wajib masker di KRL resmi dicabut? Sesuai dengan SE tersebut, mulai 12 Juni 2023 seluruh pengguna perjalanan Commuter Line diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat dan tidak berisiko tertular atau menularkan Covid-19,
"Sebagaimana yang dilakukan pada stasiun-stasiun keberangkatan di pagi hari, pintu stasiun juga ditutup tepat pada pukul 18.00 WIB sesuai aturan PSBB untuk mencegah kepadatan pada jadwal kereta terakhir," tutur Anne dalam keterangannya, Senin (4/5).
Langkah tegas lain yang akan dilakukan, kata Anne, mulai hari ini kereta akan menunda keberangkatan sebelum penumpang turut bekerjasama menerapkan physical distancing.
"Bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk mau pun berdiri tidak sesuai marka yang ada, maka kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta," jelas dia.
90% KRL Berjalan Minim Penumpang
Anne menyebut, dari 761 perjalanan KRL yang beroperasi setiap harinya, 90 persen operasional KRL berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna. Namun memang kepadatan sempat terjadi di beberapa waktu.
"Ada 13 April ketika hari kerja pertama PSBB di Jakarta dan banyak perusahaan yang belum menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah, kemudian pada 20 April kepadatan terjadi di luar Stasiun Cilebut, dan pada 30 April lalu pada KA 1178, di mana perubahan jadwal kerja pada bulan Ramadan dan menjelang waktu berbuka puasa membuat pengguna berkonsentrasi mengejar jadwal KRL yang memungkinkan mereka berbuka di rumah," kata Anne.
Sebagai evaluasi bersama, Anne mengajak pengguna KRL dapat berpartisipasi mengendalikan kepadatan dan disiplin menerapkan jaga jarak.
"Diperlukan kepedulian masyarakat dalam menggunakan KRL. Jam masuk dan pulang kerja yang bersamaan memang jadi tantangan, namun kami mengajak para pengguna untuk tetap bersabar menunggu KRL yang kosong agar tetap menjaga physical distancing," jelas Anne.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com