Ternyata Ini Biang Keladi Tawuran Warga Depan Mal Bassura City Jaktim Pecah
Pagi tadi tawuran kembali pecah. Padahal, hari minggu sebelumnya tawuran juga telah terjadi
Pagi tadi tawuran kembali pecah. Padahal, hari minggu sebelumnya tawuran juga telah terjadi
- Tawuran Maut Dua Geng di Batang, Sekuriti Tewas dan Seorang Warga Tertusuk Celurit
- Tawuran Antar Warga Pecah di Bassura Jaktim, hingga Timbulkan Kemacetan
- Polisi Ungkap Ada Lima Orang Asing Picu Tawuran Warga di Dekat Mal Bassura City Jaktim
- Polisi Bubarkan Tawuran Antar-Remaja di Depan Mal Basura City Jaktim
Ternyata Ini Biang Keladi Tawuran Warga Depan Mal Bassura City Jaktim Pecah
Aksi tawuran antar warga kembali terjadi kawasan Jalan Basuki Rachmat, Jatinegara, Jakarta Timur pagi tadi, Minggu (28/1). Lebih tepatnya di underpass pasar Gembrong dekat Mal Bassura City.
Kedua belah pihak yang bertikai terlibat aksi saling menembakan petasan hingga melemparkan batu. Beruntung aksi itu dapat dilerai kepolisian dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, kepolisian setempat hingga saat ini masih berjaga di sekitaran lokasi kejadian. Kendaraan kepolisian pun nampak masih mejeng di dua sisi jalan Basuki Rachmat.
Sementara itu, terkait kondisi jalan juga ramai lancar. Bekas lemparan batu atau petasan pun juga telah di bersihkan.
Tawuran tersebut melibatkan warga RW 01 Kampung Gembira Gembrong dengan warga RW 02 yang berada di seberangnya.
Diketahui, kampung Gembira Gembrong merupakan kampung yang diresmikan Anies Baswedan menjelang lengsernya dia dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.
Warga kampung Gembrong menuding warga RW 2 yang kerap kali memulai perselisihan hingga menyebabkan tawuran dengan alasan yang tidak jelas.
"Ya itulah kadang-kadang saya sendiri warga ini apa sih yang diributkan. Kadang-kadang warga enggak tahu juga enggak ada itu yang diributkan, akibat anak muda enggak tahu apa itu (enggak ada yang jelas)," ungkap Sunadi warga Kampung Gembira Gembrong, saat ditemui merdeka.com, Minggu (28/1).
Tidak tinggal diam, saja. Alhasil, warga RW 1 mau tidak mau harus ikut turun juga. Untuk melindungi tempatnya bernaung.
Lantaran rumah-rumah sekitarnya turut menjadi sasaran lemparan batu dan petasan.
"Pertama gini, masalahnya mungkin persoalan anak muda, kita juga seandai rumah disambit diancurin. Nih yang punya rumah juga ikut dong. Karena di sini rumahnya pada disambitin kasian juga kadangan orangtua juga," kata Sunadi.
Aksi tawuran itupun sejatinya bukan hanya kali ini saja terjadi. Pada saat pergantian malam tahun baru 2024 juga sempat pecah. Lagi-lagi penyebabnya adalah konflik antar pemuda saja.
Sunadi cukup menyayangkan insiden itu, sebab menurutnya masih ada beberapa warga yang memiliki sanak saudara antara warga RW 1 dengan RW 2.
"Entah penyebabnya karena orang luar, karena orang sini (kampung Gembira Gembrong) sama disana (RW 2) banyak sodara," imbuhnya.
Sementara itu, menurut keterangan warga Kampung Gembira Gembrong lainnya yang berprofesi sebagai pedagang mainan di lokasi kejadian Rizki. Aksi tawuran kerap kali dipicu balas dendam
"Cuman bales dendam, kalau misal salah warga ada yang kena (dipikul dan sebagainya) nanti bales dendam," terang dia.
"Sudah lama bang kaya gitu, sudah mendarah daging kadang warga sana (RW 2) minta bantuan warga sekitar kampung situ," sambung dia.
Ia turut khawatir apabila tawuran antar warga kembali pecah dapat berimbas dengan barang dagangannya.