Makmur dan Sejahtera, Warga Ini Tidak Pernah Beli Beras Hasil Panen Berlimpah 'Usia Padi Ada yang Sampai 30 Tahun'
Warga di desa ini tidak pernah kehabisan beras sepanjang tahun karena panen melimpah.
Warga di desa ini tidak pernah kehabisan beras sepanjang tahun karena panen melimpah sampai ada padi berusia puluhan tahun.
Makmur dan Sejahtera, Warga Ini Tidak Pernah Beli Beras Hasil Panen Berlimpah 'Usia Padi Ada yang Sampai 30 Tahun'
Jawa Barat menjadi salah satu daerah penghasil padi terbanyak yang ada di Indonesia.
Beberapa kabupaten di daerah ini pernah masuk pada urutan tertinggi sebagai penghasil padi terbesar.
Bahkan, masih banyak ditemukan padi berusia 20 sampai 30 tahun yang masih tersimpan di lumbung. Simak ulasannya:
Desa Lumbung Padi
Dilansir dari Youtube Petualangan Alam Desaku, membagikan potret kehidupan masyarakat di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.
Sebagian besar masyarakat di desa tersebut mengolah lahan persawahan yang sudah diwariskan turun temurun oleh keluarga mereka.
Saat memasuki area desa, terlihat banyak sekali padi-padi yang sedang dijemur di pinggir jalan.
"Ini padi-padi di pinggir jalan dijamin tidak bakalan hilang. Dijamin aman," kata perekam video.
Saat musim panen tiba, masyarakat desa biasanya akan bergotong royong untuk membersihkan dan menjemur padi."Ini disimpan (jemur) kurang lebih satu bulan. Setelah kering tidak langsung disimpan dirapihkan dulu," kata perekam video.
Setelah padi kering, barulah masyarakat akan menyimpannya di lumbung padi desa yang jumlahnya mencapai ratusan.
Panen Melimpah
Panen yang selalu melimpah membuat masyarakat di desa tersbut tak pernah kekurangan beras untuk dikonsumsi.
Saking banyaknya, bahkan ada padi yang berusia 20 sampai 30 tahun masih tersimpan dengan baik di lumbung.
"Di sini ada (padi) umurnya lebih (20 tahun) kadang-kadang ada yang 30 tahun.
(misal) ini panen belum tentu kemakan satu tahun ke depan. Kadang lebih dari 3-4 tahun," kata seorang warga.
Selain panen melimpah, ada faktor lain yang membuat persediaan beras di kampung tersebut terus ada.
Hal ini dikarenakan warga desa disebut tidak diperbolehkan untuk menjual ataupun membeli besar dari luar.