Tingginya Angka Kematian di Wisma Atlet: Pasien Datang Sudah Kritis
Walaupun angkat kematian cukup tinggi, namun Stefanus menyampaikan saat ini kuantitas pasien Covid-19 rawat inap di RSDC Wisma Atlet sudah kian menurun. Terlebih, pihaknya sedang melakukan sejumlah perluasan agar pelayanan kesehatan dapat tercukupi.
Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet mencatat sejak beroprasi pada 23 Maret 2020 sampai dengan 6 Agustus 2021 sebanyak 573 pasien Covid-19 telah dinyatakan meninggal dunia.
Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kolonel CKM. dr. Stefanus Dony menjelaskan tingginya angka kematian di RSDC Wisma Atlet, mayoritas dialami pasien bergejala berat yang tidak dapatkan perawatan dari Rumah Sakit (RS) maupun keluarga.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Kenapa DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI untuk menggunakan Wisma Atlet? Inggard berujar penggunaan Wisma Atlet bisa menjawab permasalahan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta yang belum memiliki tempat rekapitulasi dan gudang logistik di Kemayoran.
-
Di mana letak Wisma Perdamaian? Tak jauh dari kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, terdapat sebuah bangunan tua yang dikenal masyarakat dengan nama Wisma Perdamaian.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Apa yang dilakukan dengan Wisma Perdamaian saat ini? Kini Wisma Perdamaian lebih sering digunakan untuk kegiatan pemerintah provinsi atau dimanfaatkan untuk kegiatan budaya, seni, ataupun pendidikan.
-
Siapa yang tinggal di Wisma Perdamaian dulu? Pada zaman dulu, Wisma Perdamaian digunakan sebagai rumah dinas petinggi VOC yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Utara bagian Pesisir Timur.
"Karena banyak kasus berat, dateng berat, kritis, karena memang pasien datang sudah kritis, dan tidak mendapatkan perawatan di RS, maupun di rumah sendiri," ungkap Stefanus saat jumpa pers secara virtual, Jumat (6/8).
Walaupun angkat kematian cukup tinggi, namun Stefanus menyampaikan saat ini kuantitas pasien Covid-19 rawat inap di RSDC Wisma Atlet sudah kian menurun. Terlebih, pihaknya sedang melakukan sejumlah perluasan agar pelayanan kesehatan dapat tercukupi.
"Perluasan yang sedang berlangsung saat ini sedang berlangsung karena memang kita harapkan 2 minggu. Sebetulnya sudah dikebut 2 minggu ternyata jumlah pasien nurunnya lebih cepat lagi dari proses, lebih bagus lagi penerimaan pasien turun," terangnya.
Adapun perluasan yang sedang dilakukan yaitu menambah ruang ICU (Intensive Care Unit) yang semula hanya 39 menjadi 83 ruangan. Kemudian untuk HCU (High Care Unit) dipindahkan dari tower 6 sekarang menjadi tower 7 sehingga ruangan bertambah menjadi 162 dari 44 ruangan.
Kemudian, untuk ruangan NCU yang sebelumnya tidak ada telah ditambah sebanyak 143 ruangan di tower 4, 5, 6, dan 7. Yang juga dimana untuk tower 4 dikhususkan untuk observasi sama transit Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Observasi ini kita tambahkan observasi ini untuk pasien-pasien di ruangan-ruangan di kamar yang alami penurunan kondisi sehingga perlu pemantauan secara khusus bahkan perlu penggunaan oksigen atau mungkin perlu infus karena kalau di kamar-kamar kami sistemnya bukan kayak rumah sakit," paparnya
"Tapi di Wisma Atlet jumlah pengontrolan dengan jumlah SDM yang terbatas akan sulit. Sehingga kalau dengan ruangan yang kita kembangkan ini modelnya 1 ruangan nanti ada di gambar 1 ruangan ada beberapa pasien sehingga langsung dengan jumlah nakes yang terbatas kita bisa memantau terus menerus karena di sini ICU, NCU, MCU pun untuk nakesnya sendiri akan berbeda," tambahnya.
Dimana, Stefanus menyebutkan untuk ruangan ICU, dan MCU masing-masing akan ditangani 1 perawat untuk 1 pasien. Sedangkan ruangam NCU 1 perawat bisa menangani 3 pasien.
"Kemudian kita ada transit IGD. Karena kita tahu kemarin IGD kita hanya ada 24 tempat tidur sehingga banyak pasien yang ngantri di IGD. Kita pasang-pasang di selasar ini membuat sangat tidak nyaman bagi paisen sehingga kita kembangkan transit IGD," terangnya.
Transit IGD tersebut dimaksudkan agar pasien yang akan mendapatkan perawatan di RSDC Wiswa Atlet bisa dipantau terlebih dahulu, sebelum ditentukan apakah pasien tersebut bergaja ringan, berat atau tanpa gejala.
"Supaya kita bisa memantau dengan baik klaster-kkuster atau kriteria pasien-pasien yang memang ini menunggu ICU, ini menunggu HCU ini pasien bisa langsung ke kamar sehingga kita buat transit IGD," terangnya.
Baca juga:
Jumlah Pasien Dirawat di RSDC Wisma Atlet Terus Menurun
Jokowi: Pagi Ini BOR di Wisma Atlet 25 Persen
Update Pasien Covid-19 di RS Darurat per 5 Agustus
Berkurang 179, Pasien Covid-19 Dirawat di RSD Wisma Atlet Jadi 2.197 Orang
Update Pasien Covid-19 yang Dirawat di Wisma Atlet Kemayoran 3 Agustus 2021
Pasien Berkurang, RSD Wisma Atlet Kosongkan Tower Empat