Truk penyebab kegagalan contra flow Cawang-Pluit
Truk malah membuat kemacetan di Tol Cawang-Pluit mencapai belasan kilometer.
Penerapan sistem arus kendaraan berlawanan arah (contra flow) di titik Tol Cawang hingga Pluit mengalami kegagalan. Menurut Manajer Divisi Pemeliharaan dan Pelayanan PT CMNP, Bagus Medi Suarso, penyebab kegagalan itu karena saat jam diberlakukannya contra flow, arus kendaraan besar seperti truk masih cukup tinggi.
"Tanpa disadari adanya truk jadi penghambat. Karena truk kecepatannya rendah, kedua mereka tertib di lajur lambat sangat sulit, ini jadi kendala operasional," kata Medi kepada wartawan di kantornya, Sunter, Jakarta Utara, Senin (8/4).
Dia menjelaskan, di titik Tol Cawang-Pluit, contra flow awalnya dilakukan mulai titik KM 0+200, tapi mengingat jalur Pluit-Cawang dua lajur digeser KM 1+200. Kemudian digeser lagi ke titik KM 6+000.
"Namun tak ada perubahan (volume kendaraan) yang meningkat dari hari uji coba pertama," keluhnya.
Medi memaparkan, dari perhitungan volume kendaraan yang dilakukan pihaknya, nyatanya di jam pemberlakuan contra flow jumlah truk yang melintas menjadi puluhan ribu. Dengan jumlahnya yang banyak ditambah lagi dengan kecepatannya yang sangat minimal, tentu volume kendaraan tak ada bedanya sebelum sistem ini diberlakukan.
"Sehari 30-40 ribu kendaraan berat golongan II sampai V per hari di jalur A dan jalur B. Kalau pagi seimbang, volumenya hampir 570 ribu per hari, sekarang rata-rata kecepatan 40 km/jam jadi truk di bawah kecepatan 40 km/jam, tidak boleh masuk. Mobil sedang dan kecil yang mengantre di belakang truk menjadi tersumbat," ungkapnya.
Dikatakannya, sejak hari pertama sistem ini diberlakukan, kemacetan di titik Cawang-Pluit mencapai sembilan kilometer, bahkan semakin parah di hari ketiga atau hari terakhir uji coba.
"Hari pertama kemacetan 9 kilometer dan hari ini 11 kilo," bebernya.