Wacana Bioskop Dibuka Saat Kasus Covid-19 Meningkat di Jakarta Bak Buah Simalakama
Ditambahkan Wakil Anggota DPRD DKI, Zita Anjani, rencana Pemprov membuka bioskop sebaiknya ditunda dulu. Di tengah penambahan kasus positif Covid-19 yang tak kunjung mereda, Zita meminta seluruh pihak menahan ego masing-masing. Ia pun meminta seluruh pihak tidak mendahulukan ego masing-masing di situasi ini.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali mengkaji wacana membuka operasional bioskop. Saat ini, sedang dikaji bagaimana aturan main yang harus diterapkan pengelola bioskop karena kondisi pandemi Covid-19 belum berakhir.
Rencana pembukaan bioskop disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat melakukan konferensi pers di Graha BNPB Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana bioskop di Medan berlomba untuk menayangkan film bicara? Dengan berakhirnya era film bisu, bioskop-bioskop yang ada di Medan pun berlomba untuk menayangkan film bicara.
-
Siapa yang meresmikan Gedung Kesenian Jakarta sebagai bioskop? Gedung Kesenian Jakarta lantas diresmikan sebagai gedung bioskop Diana yang amat populer ketika itu.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan film Budi Pekerti tayang di bioskop? Film Budi Pekerti memasuki layar bioskop pada Kamis, 2 November.
"Dalam waktu dekat kegiatan bioskop di Jakarta akan kembali dibuka, dengan protokol kesehatan yang tetap dilakukan," ujar Anies di Graha BNPB Jakarta, Rabu (26/8).
Anies mengatakan, regulasi akan diatur secara detil mengenai aturan apa saja yang wajib diterapkan oleh pelaku usaha bioskop, karyawan, hingga pengunjung.
Salah satu poin penting saat bioskop dibuka adalah adanya standar pelayanan baru, seperti pembelian tiket hanya dilakukan secara online, pengunjung bioskop wajib sehat tidak bersuhu tubuh di atas 38 derajat, tidak flu, tidak batuk, tidak sesak napas.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menuturkan, regulasi ini penting dibuat agar memastikan satu kegiatan usaha aman dari potensi penularan Covid-19.
"Lewat regulasi detil dan pengawasan ketat sehingga pelaku industri memberikan jasa tanpa risiko yang besar," ucapnya.
Rencana itu diambil setelah Pemprov bersama para pakar, dan tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melakukan pembahasan dan pengkajian secara mendetail.
Terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan ada beberapa hal yang patut diperhatikan saat pembukaan bioskop.
Pertama, melakukan prakondisi. Kedua, juga harus melihat dari aspek waktu.
"Kapan itu dibuka. Tentu tidak semua sama waktunya untuk memastikan setiap yang dilakukan dengan perhitungan yang sangat matang," ujar Wiku.
Ketiga, memetakan prioritas. Wiku menyebut, tidak semua bioskop di Indonesia dibuka. Keputusan membuka bioskop harus memperhatikan kondisi daerah terkait apakah berisiko tinggi terhadap Covid-19 atau tidak.
Setelah pemetaan prioritas, Bioskop harus melakukan simulasi secara matang. Kemudian berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Saat dan setelah bioskop dibuka, tahap penting yang harus dilakukan adalah monitoring dan evaluasi. Ini untuk memastikan, pembukaan bioskop tidak memicu lonjakan kasus Covid-19 di tanah air.
"Harus dilakukan monitoring dan evaluasi dengan baik agar betul-betul semuanya aman, berjalan dengan lancar," tutupnya.
Lalu tepatkah kebijakan tersebut di tengah situasi pandemi yang belum berakhir?
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai rencana itu ada baiknya juga. Mengingat ada banyak karyawan bioskop yang kini menunggu dalam ketidakpastian akibat kondisi pandemi.
"Menurut saya bioskop di Jakarta harus dilakukan segera, kalau tidak dibuka, itu banyak karyawannya yang akhirnya menganggur," kata Trubus.
Dia sadarinya, pembukaan satu sektor kegiatan usaha pastinya memiliki potensi risiko penularan Covid-19. Hanya saja, kata Trubus, ketidakpastian masa PSBB transisi terhadap pelaku usaha hiburan justru menambah beban lebih dari sektor ekonomi seiring meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19.
Sebenarnya, rencana ini bak buah simalakama. Jika terus ditutup akan menambah beban ekonomi, sementara jika dibuka berpotensi menjadi klaster penularan baru seperti perkantoran.
Tetapi, dia berharap kondisi itu bisa diatasi jika pengelola melakukan pengawasan dengan ketat saat bioskop kembali dibuka. Walaupun dia pribadi merasa ada keraguan apakah pengawasan itu benar-benar bisa dilakukan dengan ketat.
"Ini memang simalakama, tapi kuncinya pengawasannya harus ditingkatkan. Tapi persoalannya pengawasannya ya agak lemah."
Ditambahkan Wakil Anggota DPRD DKI, Zita Anjani, rencana Pemprov membuka bioskop sebaiknya ditunda dulu. Di tengah penambahan kasus positif Covid-19 yang tak kunjung mereda, Zita meminta seluruh pihak menahan ego masing-masing.
"Ya kalau saya saran tunda dulu lah, ini kita sedang berjuang lawan covid bukan sedang enak-enakan. Tolong saling menahan diri," kata Zita.
Politikus PAN itu mempertanyakan pentingnya bioskop dibuka, sementara jumlah kasus positif Covid-19 di DKI terus merangkak naik. Jika kesehatan mental dan peningkatan imunitas warga dijadikan sebagai pertimbangan atas rencana tersebut, Zita kemudian menyinggung para murid yang tak kunjung melaksanakan kegiatan belajar secara tatap muka.
Ia pun meminta seluruh pihak tidak mendahulukan ego masing-masing di situasi serba tidak jelas seperti saat ini.
"Anak-anak kita yang sudah hampir 6 bulan enggak sekolah apa kabarnya? Harus saling mengesampingkan ego lah, apa urgensinya buka," tandasnya.
(mdk/lia)