Kisah De Oranje Bioscoop, Tempat Pemutaran Film Pertama di Kota Medan
Tempat pemutaran film pertama di Kota Medan yang sudah ada sejak akhir abad 19.
Tempat pemutaran film pertama di Kota Medan yang sudah ada sejak akhir abad 19.
Kisah De Oranje Bioscoop, Tempat Pemutaran Film Pertama di Kota Medan
Menuju abad ke-20 merupakan sebuah langkah besar terjadinya perubahan teknologi yang semakin modern. Penemuan-penemuan hebat banyak sekali terjadi di rentang akhir abad ke-19.
Dari sekian banyak penemuan-penemuan hebat di dunia, salah satunya adalah dunia fotografi dan sinematografi. Di Eropa, Louis Daguerre berhasil menemukan kamera fotografi pada tahun 1839. Ada juga Thomas Alva Edison penemu alat perekam suara pada tahun 1887 dan masih banyak penemuan brilian lainnya.
(Foto: Instagram/potokuno)
-
Di mana bioskop pertama di Indonesia? Rumah seorang pengusaha ini dialihfungsikan sebagai bioskop dengan nama 'The Royal Bioscoope'.
-
Kapan film pertama diputar di Indonesia? Di tahun ini, film pertama kalinya diputar di Indonesia, tepatnya di Batavia.
-
Apa film pertama di Indonesia? Film dokumenter perjalanan Raja dan Ratu Belanda di Den Haag adalah film yang pertama kali diputar.
-
Kapan Gedung Kesenian Jakarta diresmikan sebagai bioskop? Gedung Kesenian Jakarta lantas diresmikan sebagai gedung bioskop Diana yang amat populer ketika itu.
-
Apa yang terjadi di Stadion Teladan Medan? Akibatnya, Stadion Teladan Medan ambruk di tengah kepadatan penonton. Petaka ini mengakibatkan 9 anak tewas karena terinjak-injak massa, sementara puluhan orang lainnya mengalami luka-luka dan ratusan orang jatuh pingsan.
-
Dimana Atjeh Bioscoop berada? Pemerintah kolonial Belanda pernah mendirikan Atjeh Bioscoop yang terletak di sisi Barat Taman Vredespak.
Dari seluruh penemuan teknologi fotografi dan sinematografi, akhirnya muncul istilah yang kita kenal sampai detik ini, yaitu film. Dalam rentang waktu yang singkat, film sudah tersebar dengan sangat cepat di seluruh dunia.
Sejak akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, film sudah cukup populer di Eropa, terutama di negara-negara industri seperti Inggris, Prancis, Rusia, bahkan ke Benua Asia seperti Jepang dan Korea.
Bioskop Pertama di Medan
Masuknya film-film di Indonesia diperkirakan sudah terjadi sebelum abad ke-20. Pada saat itu, masih cukup populer dengan tayangan film bisu yang biasa dimainkan di bioskop-bioskop.
Era kolonial Belanda menjadi momen terpaparnya teknologi-teknologi modern yang telah berdampak dalam kehidupan sosial masyarakat di Nusantara. Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
Bioskop tersebut bernama De Oranje Bioscoop yang pada saat itu masih menayangkan film-film bisu yang menceritakan kisah orang-orang Belanda maupun Eropa.
Pada saat itu, orang-orang yang datang ke bioskop adalah dari kelompok masyarakat kalangan elite yang tinggal di Kota Medan, sekaligus para pejabat pemerintahan Hindia-Belanda.
Perkembangan Bioskop
Mengutip jurnal "Memutar Sejarah "Gambar Idoep" Masa Silam: Industri Perfilmandan Dampaknya di Medan pada Era Kolonial Belandasampai Orde Baru", bioskop di Medan mulai berkembang dengan menayangkan film bicara pada awal tahun 1928.
Dengan berakhirnya era film bisu, bioskop-bioskop yang ada di Medan pun berlomba untuk menayangkan film bicara. Salah satu film yang tayang pertama kali di Medan adalah bercerita tentang pos dan telegraf.
Uniknya, untuk mengundang animo masyarakat agar menonton film bicara di bioskop dengan cara memasang iklan di media-media cetak. De Oranje Bioscoop pun tidak ketinggalan untuk memasang iklan. Mereka pun mengiklankan di surat kabar bernama De Sumatra Post.
Masa Keemasan
Tingginya animo masyarakat dengan hadirnya bioskop-bioskop di Kota Medan membuat industri ini dianggap sangat menjanjikan untuk jangka panjang. Bioskop di Medan pun akhirnya berada di puncak keemasannya pada kurun tahun 1970-1980-an.
Meski De Oranje Bioscoop adalah yang pertama, semakin tinggi kebutuhan masyarakat untuk menonton film pun akhirnya muncul tempat-tempat pemutaran film lainnya di Kota Medan, seperti Deli Bioskop, Riix Bioskop, Capitol Bioskop, Orion Bioskop, Riu Bioskop dan lain sebagainya.
Hadirnya bioskop ini memberikan dampak berlebih kepada masyarakat. Mulai dari memberikan hiburan yang murah, hingga menjadi tempat untuk berkumpulnya anak-anak muda. Selain itu, sebagai sarana edukasi tentang kehidupan orang luar dan memengaruhi pemikiran masyarakat.
Masa Kemunduran
Memasuki tahun 1980 hingga tahun 1990an, bioskop mulai mengalami kemunduran begitu juga dengan bioskop De Oranje. Hal ini dikarenakan teknologi semakin dinamis dan mulai bermunculan televisi. Selain bisa menonton dari rumah, bioskop sudah mulai terkoneksi dengan pusat perbelanjaan.
Faktor perkembang televisi yang gratis dan tidak perlu membeli tiket masuk serta hiburan yang beragam dan bervariasi membuat masyarakat mulai beralih. Ditahun itu pula bioskop juga mulai modern dengan fasilitas yang jauh lebih baik.