Menelusuri Sejarah GPIB Immanuel, Rumah Ibadah Protestan Tertua di Kota Medan
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Kota Medan menjadi rumah ibadah tertua sekaligus memiliki cerita dan nilai sejarah yang tinggi.
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Kota Medan menjadi rumah ibadah tertua sekaligus memiliki cerita dan nilai sejarah yang tinggi.
Menelusuri Sejarah GPIB Immanuel, Rumah Ibadah Protestan Tertua di Kota Medan
Pengaruh agama Protestan di Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Begitu juga halnya di Pulau Sumatra, penyebaran agama ini tak lepas dari peran seorang misionari Ludwig Ingwer Nommensen.
Penyebaran dan pengaruh agama ini sudah pasti adanya bangunan-bangunan rumah ibadah yang berdiri di tiap daerah. Salah satunya berada di seberang Kantor Gubernur Sumatra Utara atau di Jalan P. Diponegoro, Kota Medan, yaitu Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GBIP) Immanuel.
-
Dimana gereja tertua di Indramayu berada? Walau berusia 165 tahun, kondisi bangunan gereja masih tampak kokoh. Desain khas Eropa abad pertengahan tampak jelas, mulai dari lengkungan pintu masuk sampai dinding depan yang menjulang tinggi. Secara keseluruhan, kesan kuno dari bangunan gereja ini benar-benar terasa.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
-
Dimana gereja abad pertengahan itu ditemukan? Pada pertengahan Februari lalu, para arkeolog di Venesia, Italia, menemukan gereja abad pertengahan yang telah lama hilang di Piazza San Marco.
-
Kapan Gereja Kristen Pasundan dibangun? Gereja ini diperkirakan dibangun pada tahun 1788 Di pusat Kota Cirebon, terdapat sebuah gereja yang usianya sudah lebih dari dua abad. Namanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.
-
Siapa yang membangun Gereja Sidang Kristus? Berdasarkan catatan sejarah, Gereja Sidang Kristus didirikan oleh para penyebar agama Kristen Belanda tahun 1911 dengan nama awal Gereja Protestan (Protestansche Kerk).
-
Apa yang ditemukan di buku sejarah gereja? Di dalam buku sejarah tersebut, terdapat foto-foto para pendeta yang pernah memimpin para jemaah di sana.
Rumah ibadah ini selalu menjadi perhatian dalam pelaksanaan Natal dan tahun baru di Kota Medan. Gereja ini menjadi rumah ibadah tertua yang ada di Kota Medan. Hampir beberapa bagian bangunan masih menjaga keasliannya dengan nuansa Renaissance.
Berikut sejarah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber.
Asal Mula GPIB Immanuel
Mengutip dari sebuah karya ilmiah Universitas Negeri Medan (Unimed), pada tahun 1912 telah dibangun sebuah gereja bernama Indische atau Staatsterk. Mayoritas jemaah yang beribadah di gereja ini adalah orang-orang Hindia Belanda.
Desain bangunan dari Staatsterk ini sangat kental dengan zaman Kolonial Belanda atau berciri khas Eropa. Semasa penjajahan Jepang, tempat ini dijadikan sebagai gudang, sehingga para jemaah gereja beribadah di Gereja Gerefmeerd atau Gereja Kristen Indonesia (GKI).
Gunakan Bahasa Belanda dan Bahasa Indonesia
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Gereja Staatsterk ini juga digunakan oleh orang-orang Inggris untuk beribadah. Hingga pada tahun 1949, gereja ini telah menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Belanda dan bahasa Indonesia.
10 tahun setelahnya, Gereja Staatsterk atau Indische ini kemudian berubah nama menjadi Gereja Protestan Indonesia Barat atau GPIB "Immanuel".
Gaya Bangunan Renaissance
Beberapa bangunan di Gereja GPIB Immanuel ini masih terjaga keasliannya sejak zaman dulu. Hal inilah yang menjadi nilai penting dalam sejarah berdirinya gereja tersebut.
Pada bagian pintu depan, bahannya terbuat dari kayu yang begitu kokoh. Pada bagian atapnya terdapat sebuah menara yang berkubah. Tepat di bawah kubah, ada beberapa ventilasi atau lubang udara yang memanjang ke atas secara simetris.
Dalam sebuah menara, terdapat sebuah lonceng tua buatan Belanda yang konon sudah ada sejak tahun 1922. Konon, suara dari lonceng ini ketika berbunyi mampu terdengar hingga sejauh 3 kilometer.
Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
Selain menjadi bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi sekaligus usia dari bangunan ini yang sudah lebih dari 100 tahun, pastinya perlu ada pelestarian secara teratur.
Diketahui, Gereja GPIB Immanuel sudah didaftarkan dan ditetapkan menjadi salah satu Cagar Budaya di Kota Medan pada tahun 2021 lalu.