Ini Sosok Suparlan, Prajurit Kopassus Legendaris Sampai Namanya Diabadikan Jadi Nama Masjid
Keberanian prajurit Kopassus ini jadi legenda di medan tempur.
Keberaniannya di medan tempur sampai membuat musuh kagum.
Ini Sosok Suparlan, Prajurit Kopassus Legendaris Sampai Namanya Diabadikan Jadi Nama Masjid
Danjen Kopassus Mayjen Deddy Suryadi meresmikan Masjid As-Shiddiq Suparlan di Pusdikpassus Batujajar, Jumat (15/12).
Masjid ini dinamai Suparlan, salah satu prajurit legendaris korps baret merah.
-
Siapa yang dihormati dalam nama Masjid Raya Sabilal Muhtadin? Nama masjid ini merupakan penghormatan terhadap ulama besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
-
Apa yang membuat makam Pangeran Supeno terkenal? Kini, makam Raden Supeno yang berada di atas perbukitan itu jadi salah satu objek wisata religi favorit wisatawan.
-
Kenapa Masjid Kupiah Meukotop unik? Masjid ini terkenal karena keunikan arsitekturnya yang mencerminkan kekhasan budaya Aceh.
-
Apa makna nama Masjid Mungsolkanas? 'Mengapa, simbah-simbah zaman dahulu menamai masjid ini dengan Mungsolkanas. Karena mereka meyakini, dengan salawat inilah kita sebagai umatnya akan gondelan atau bergandengan menuju surga,' katanya lagi.
-
Siapa pendiri Masjid Agung Sumenep? Pantangan Mengutip situs repositori.kemdikbud.go.id, Panembahan Sumala atau PanembahanNatakusuma, sang pendiri masjid mewakafkanmasjid ini kepada umat Islam secaraluas untuk digunakan beribadah, bukanhanya untuk warga kerajaan saja.
-
Apa keunikan dari Masjid Sukalila? Masjid ini memiliki dua kombinasi warna yang mencolok, yakni putih dan hijau pekat.
Suparlan gugur saat bertempur di Timor Timur tahun 1983.
Keberaniannya menyelamatkan sisa anggota tim yang lain. Dia menghabisi puluhan musuh dalam pertempuran itu.
9 Januari 1983, Satu Unit Tim Nanggala Berpatroli di Komplek Liasidi di Timor Timur
Komplek Liasidi adalah salah satu pusat kekuatan Freetilin. Diperkirakan ada sekitar 300 gerilyawan Freetilin dengan persenjataan berat, mortir dan pelontar granat.
Tim Nanggala sendiri hanya berjumlah sembilan orang. Terdiri dari 4 Kopassus (saat itu bernama Kopasandha) dan 5 anggota Kostrad.
Salah satu anggota Tim Nanggala itu adalah Pratu Suparlan dari Kopassus.
Tim ini terlibat baku tembak dengan pos peninjau Freetilin. Suara tembakan itu kemudian memancing ratusan gerilyawan lain.
Posisi Tim Nanggala Terjepit, Sementara Musuh Berada di Ketinggian
Satu per satu prajurit tewas tertembus peluru lawan. Termasuk rekan Suparlan yang membawa senapan mesin.
Cara untuk lolos hanya melewati sebuah celah sempit di bukit.
Saat itulah Suparlan berkorban untuk rekan-rekannya.
Suparlan berlari ke arah musuh. Dia membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin rekannya yang gugur.
Dengan berani dia berlari ke arah musuh dan menembaki lawan dengan senapan mesin.
Saat Peluru Sudah Habis, Suparlan Mencabut Pisau Komandonya
Dia berduel dengan pisau hingga menewaskan enam orang musuh. Tak terhitung luka-luka akibat tembakan lawan di tubuhnya.
Hingga pisau komando itu lepas dari tangannya karena sudah kehabisan tenaga. Suparlan nyaris tak bisa bergerak lagi karena luka-lukanya.
Mengira Suparlan sudah tak bergerak, musuh mendekat. Tiba-tiba Suparlan meneriakkan takbir dan mencabut pin granat.
Dia meledakkan diri bersama lawan-lawannya.
Keberanian Suparlan Diganjar Penghargaan Tertinggi Bintang Sakti
Komandan Fretilin pun mengirimkan surat. Memuji keberanian prajurit baret merah yang bertempur sampai titik darah penghabisan.
Penghormatan oleh musuh ini hal sangat langka dalam pertempuran.
Kisah Suparlan menjadi legenda keberanian prajurit Kopassus.