Dibuat di Negeri Belanda Tahun 1861, Ini Fakta Unik Kereta Pusaka Kanjeng Kiai Garuda Yeksa
Kendaraan itu mendapat julukan “kereta kencana” karena komponennya berlapis emas 18 karat.
Kendaraan itu mendapat julukan “kereta kencana” karena komponennya berlapis emas 18 karat.
Dibuat di Negeri Belanda Tahun 1861, Ini Fakta Unik Kereta Pusaka Kanjeng Kiai Garuda Yeksa
Kiai Garuda Yeksa merupakan salah satu kereta kencana yang dimiliki Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Kereta kencana itu dibuat pada sebuah pabrik di negeri Belanda pada tahun 1861 atas pesanan Sri Sultan HB VI.
-
Bagaimana kereta bambu ditemukan? Kereta bambu tersebut kemudian diserahkan ke dinas arkeologi Kanton Graubünden untuk diperiksa lebih lanjut asal-usul dan fungsi dari kereta ini. Kereta bambu ini ditemukan akibat mencairnya gletser, salah satu dari banyak kejadian di mana perubahan iklim telah mengungkap peninggalan dan artefak yang sebelumnya terkubur di bawah salju dan es.
-
Dari mana kereta Jayabaya berangkat? Pada September 2023, PT KAI mulai mengoperasikan kereta new generation KA Jayabaya relasi Pasar Senen-Malang.
-
Siapa yang memiliki mobil bernama Garuda? Ilmuwan ini memiliki kendaraan kesayangannya. Bahkan ia menamai kendaraan tersebut sebagai Garuda.
-
Siapa yang memproduksi Kereta Cepat Jakarta Bandung? Adapun kereta yang digunakan adalah produksi dari China, yakni CR400AF.
-
Kenapa Belanda membangun jalur kereta di Sumatra Barat? Sumatra Barat menjadi salah satu lokasi yang dipilih Belanda untuk dibangun jalur kereta di sana. Pasalnya, di daerah tersebut ditemuan sebuah pertambangan batu bara tepatnya di Sawahlunto tahun 1868.
-
Siapa yang menemukan kereta bambu itu? Kereta itu ditemukan oleh pendaki Sergio Veri pada Sabtu (2/11) di area Splügen Pass, jalur pegunungan Alpen yang menghubungkan lembah Hinterrhein Swiss dan Splügen di kanton Graubünden.
Hingga kini, kereta kencana itu masih difungsikan untuk kirab penobatan Sri Sultan HB VII hingga Sri Sultan HB X. Setiap raja yang dinobatkan kemudian diarak keliling benteng keraton menggunakan kereta ini.
Sebelum era kemerdekaan, kereta kencana itu menjadi sarana bagi Sang Raja Yogyakarta untuk melakukan kunjungan kepada Residen maupun Gubernur. Dilansir dari Kemdikbud.go.id, kereta itu mendapat julukan “kereta kencana” karena komponennya berlapis emas 18 karat.
Salah satu komponen emas berada di bagian atapnya. Di sana ada simbol garuda beserta mahkotanya.
Saat beroperasi, kereta kencana ditarik delapan ekor kuda. Setiap tahun saat Bulan Sura, kereta kencana itu dibersihkan. Hal ini menggambarkan bahwa sarana, atribut, dan pusaka milik raja diperlakukan sebagaimana layaknya manusia, sehingga harus dibersihkan bahkan juga diberi nama sebutan Kiai.
Pada saat pembersihan atau jamasan kereta setiap bulan Sura menjadi atraksi yang menarik, karena air jamasan diperebutkan oleh penduduk yang datang.
Dilansir dari Kratonjogja.id, Kereta Kiai Garuda Yeksa merupakan hadiah Ratu Wilhelmina kepada Sultan HB VI. Lapisan emas asli pada kereta kencana itu menunjukkan wibawa dari seorang pemimpin kerajaan yang makmur dan sejahtera.
Hingga kini, seluruh ornamen kereta beserta ornamen-ornamennya masih terjaga keasliannya. Membuktikan bagaimana sakral dan megahnya peradaban Jawa waktu itu.
Kini, kereta kencana Kiai Garuda Yeksa tersimpan di Keraton Yogyakarta. Sehari-hari, kereta kencana ini dirawat oleh para abdi dalem keraton. Perawatan sehari-hari yang dilakukan adalah menutup kereta dengan kain putih bersih setiap sore dan membukanya pada pagi hari. Setiap pagi kereta-kereta tersebut dibersihkan dari debu dan kotoran yang menempel.