Wacana hapus 3 in 1, Ahok masih berhitung manfaat dan mudarat
Ada bus Transjakarta yang memadai dengan jalur yang steril membuat Ahok sedikit tenang untuk merealisasikan penghapusan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah lama mengakui sistem three in one di jalan protokol Ibu Kota tidak efektif. Hal ini lah yang membuat Ahok menggagas untuk menghapus three in one. Saat ini Ahok sedang mengkaji manfaat dan kerugian bila three in one dihapus.
"Kita hitung-hitung saja manfaat dan mudarat ini. Gara-gara ERP terlambat, lalu ini joki dibiarkan terus. Nah itu yang lagi saya timbang. Ini kan nyawa orang, anak-anak, bayi. Lebih baik saya potong," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (29/3).
Adanya temuan eksploitasi anak oleh para joki three in one yang diungkap pihak Polres Jakarta Selatan, membuat Ahok kian siap atas rencananya itu. Namun, belum beroperasinya Electronic Road Pricing (ERP) menjadi pertimbangan Ahok untuk memuluskan rencananya.
"Saya sudah lama sadar 3 in 1 ini enggak efektif. Ada joki-joki, tapi waktu itu kita berpikir tunggu ada ERP baru, tapi tahun ini sudah jalan kan. Tapi, kan masalah enggak segampang itu," tegasnya.
Meski begitu, adanya bus Transjakarta memadai dengan jalur yang steril membuat Ahok sedikit tenang untuk merealisasikan penghapusan itu.
"Sekarang juga jalur bus lebih banyak. Koridor 1 sekarang sudah hampir tiap 2-3 menit ada bus. Jadi, koridor 1 mungkin sudah relatif aman. Jadi, saya berani," pungkas orang nomor satu DKI ini.