Warga tempati bangunan liar di Kalijodo karena tak mampu mengontrak
Warga tempati bangunan liar di Kalijodo karena tak mampu mengontrak
Bangunan liar semi permanen kembali memadati kolong tol di kawasan Kalijodo, Jakarta Barat. Ada puluhan bangunan semi permanen yang kembali berdiri di kawasan tersebut. Rata-rata, bangunan itu berlantai semen, berdinding triplek, dan beratap asbes. Bangunan tersebut berderetan dengan ukuran sekira 3x3, 3x4, sampai 3x5 meter persegi.
Salah satu warga, Mariatun (65), mengaku kembali mendirikan bangunan karena tak mampu membayar sewa kontrakan di tempat lain. Ia tak mampu membayar uang sewa kontrakan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta setelah tempat tinggalnya di kawasan Kalijodo terkena penggusuran.
"Ya kembali karena mahal kalau mau mengkontrak di luar. Bingung juga mau dagang apa di liur sedangkan di sini kita udah nyaman, udah ada langganan, kalau digusur lagi mau makan apa kita," ucap Mariatun kepada merdeka.com, di Kalijodo, Jumat (2/6).
Meski rumahnya terkena penggusuran, Mariatun mengaku tidak pernah diberi atau ditawarkan untuk pindah ke rumah susun oleh Pemprov DKI Jakarta. Bahkan, pembongkaran terhadap rumahnya tak pernah pemberitahuan.
"Saya KTP jakarta, tidak pernah ditawarin rumah susun. Kalau pun dikasih saya minta yang dekat aja terus kalau di rumah susun cuma gratisnya 3 bulan saja. Sisanya bayar kita enggak mampu, kemarin saja kita enggak dikasih tahu dulu kalau mau dibongkar," ujar dia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Narto (57), pedangang asongan yang membuka lapaknya di bawah jalan tol di kawasan Kalijodo. Dengan penghasilan kotor Rp 150 ribu per harinya, Narto mengaku kembali ke kawasan tersebut karena sulit mendapatkan pekerjaan di tempat lain.
"Jauh dari mata pencaharian saya kalau dipindahin ke rumah susun. Lagian cari kerja sekarang susah, umur juga enggak muda lagi," ungkapnya.
Narto sudah menetap di lokasi tersebut sejak tahun 1997. Namun hingga sekarang dirinya tidak memiliki KTP DKI. Dia pun pasrah jika harus kembali dibongkar yang hanya dipikirkan anaknya yang masih bersekolah di dekat RPTRA Kalijodo.
"Ya saya sendiri tidak tahu mau ke mana kalau dibongkar lagi. Pasrah saja yang cuma saya khawatirkan anak saya yang masih sekolah, susah buat mengurusi surat pindahnya, saya juga engga punya banyak uang," ujar dia.
Menurut Narto, anaknya sekolah di Pondok Domba. Sekolah itu didirikan oleh para pekerja sosial berada di bawah kolong jembatan tol Kalijodo. Sekolah ini hanya melayani pendidikan dari TK hingga SD.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
Anggito Mannulang, Kepala Sekolah Pondok Domba mengatakan, sekolah ini hanya memfasilitasi anak-anak kurang mampu dan tidak memiliki KJP. "Ya kita di sini sukarela, sudah sering sekali kita dibongkar, namun jika masih ada yang ingin bersekolah kita siap membantu," ujarnya.
Disisi lain jika harus kembali ditertibkan dia mengaku mempersilahkan pengusuran tersebut. "Ya silakan saja kita kan kerja sosial bisa mengajar di mana saja, yang saya kasihan ketika anak-anak ini lulus di kelas 6 dan mau masuk SMP yang tidak punya KTP jakarta ini mau ke mana? kalau yang punya kita coba arahkan untuk masuk ke sekolah negeri, nah itu yang ingin kita coba carikan solusinya ke pemerintah," pungkasnya.
Baca juga:
Kalijodo tak kunjung berubah
Sandiaga Uno usul preman di Kalijodo direkrut jadi debt collector
Satpol PP akan tertibkan bangunan liar di Kalijodo
Preman parkir dan PKL liar tak ada lagi di RPTRA Kalijodo
Beda Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga menata Kalijodo
Sandiaga bakal rangkul preman di RPTRA Kalijodo ikut program OK OCE