5 Sungai di Jogja yang Harus Diwaspadai Saat Musim Hujan, Kerap Sebabkan Banjir
Peristiwa susur sungai maut yang terjadi di Sungai Sempor memberi pelajaran tentang bahayanya menyusuri sungai saat musim hujan. Selain Sungai Sempor, ada sungai-sungai lain di Jogja yang bisa menimbulkan potensi bahaya. Berikut ini adalah 5 sungai di Jogja yang harus diwaspadai saat musim hujan datang.
Peristiwa susur sungai maut yang terjadi di Sungai Sempor pada Jum’at (21/2) memberi pelajaran tentang bahayanya menyusuri sungai saat musim hujan. Hal ini dikarenakan arus sungai akan lebih deras dibandingkan saat musim kemarau.
Bahkan, arus sungai yang tadinya tenang mendadak bisa menjadi deras apabila hujan turun di hulu sungai tanpa sepengetahuan kita. Namun nyatanya banyak orang yang tidak mewaspadai hal ini. Masih ada saja warga yang beraktivitas di pinggir bahkan di tengah sungai, tanpa menyadari ada bahaya yang mengancam mereka.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Selain Sungai Sempor, ada sungai-sungai lain di Jogja yang bisa menimbulkan potensi bahaya. Hampir semua sungai itu berhulu di kaki Gunung Merapi. Ancaman yang ada di Gunung Merapi bisa menular ke sungai itu, banjir lahar dingin contohnya. Berikut ini adalah 5 sungai di Jogja yang harus diwaspadai saat musim hujan datang.
Sungai Boyong
dlhk.jogjaprov.go.id
Sungai Boyong adalah salah satu sungai yang berhulu langsung di Gunung Merapi. Pada tahun 2010, tepatnya pada saat Gunung Merapi mengalami letusan besar, sungai ini membawa banyak material lahar dingin yang bahkan masih tercium bau belerang. Dilansir dari Antaranews.com, saking derasnya aliran Sungai Boyong pada waktu itu, jembatan yang membentang di atasnya sampai bergetar.
Sekitar lima bulan setelah letusan besar Gunung Merapi pada tahun 2010, banjir lahar kembali terjadi di Sungai Boyong. Akibat peristiwa itu, tiga tanggul yang ada di Sungai Boyong Jebol.
Sungai Code
pusatkrisis.kemkes.go.id
Sungai Code sebenarnya masih satu aliran dengan Sungai Boyong. Apabila nama Boyong diberikan saat aliran sungai itu masih berada di kawasan lereng Merapi, nama Code diberikan saat aliran sungai itu melintasi Kota Jogja.
Karena masih satu aliran, ancaman yang ada di Sungai Code ini sama dengan apa yang diberikan Sungai Boyong, yaitu banjir lahar. Hanya saja, sungai ini melintas di tengah kawasan padat penduduk. Banyak rumah berdiri di sepanjang aliran Sungai Code. Sehingga makin banyak penduduk yang hidup dalam ancaman banjir lahar di sungai itu.
Dilansir dari Liputan6.com, pada saat letusan besar Gunung Merapi tahun 2010, puluhan rumah warga yang terletak di pinggir Sungai Code terkena banjir lahar dingin. Agar tak merembet ke rumah warga lainnya, warga di sepanjang sungai itu kemudian bergotong-royong membuat tanggul dari karung yang berisi pasir. Selain itu pasir juga diletakkan di depan pintu rumah agar aliran lahar tidak sampai merembet ke dalam.
Sungai Gajah Wong
liputan6.com
Sama seperti Sungai Code, Sungai Gajah Wong melintas di tengah Kota Yogyakarta. Berkali-kali sungai ini meluap sehingga menyebabkan banjir.
Pada tahun 2015, hujan lebat yang mengguyur Kota Jogja membuat tanggul Sungai Gajah Wong yang terletak di daerah Warungboto jebol. Akibatnya, air dari sungai meluap setinggi 2 meter, sehingga warga sekitar sungai terpaksa mengungsi. Tinggi air yang meluap mencapai 1,5 meter.
Sungai Progo
2020 Merdeka.com
Sungai Progo adalah sungai terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dibanding dengan sungai-sungai lainnya di Jogja yang berhulu di kaki Gunung Merapi, Sungai Progo berhulu di Kaki Gunung Sindoro, Jawa Tengah. Sedangkan muara sungai ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Bantul, tepatnya di daerah Trisik, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dilansir dari Liputan6.com, pada tahun 2015, satu orang hanyut terbawa derasnya arus Sungai Progo. Dia adalah Mulyono, seorang tenaga medis dari RSUD DR Muwardi Sukoharjo. Saat itu, korban bersama rekan-rekannya sedang melakukan olah raga arung jeram di sungai tersebut. Namun di tengah perjalanan perahu yang ditumpangi korban bersama 8 rekannya terbalik.
Enam orang berhasil memegang perahu sehingga selamat. Sementara tiga orang lainnya termasuk korban terseret arus. Setelah itu, dua orang yang terseret arus itu ternyata bisa menyelamatkan diri. Sementara korban semakin terseret arus.
Sungai Gendol
sda.pu.go.id
Sungai Gendol merupakan sungai yang berhulu langsung di Gunung Merapi. Sering sekali setiap guguran lava pijar dan awan panas dari Gunung Merapi mengarah langsung ke hulu sungai ini.
Saat letusan freatik Gunung Merapi pada Maret 2019, guguran lava pijar dan awan panas mengarah ke sungai ini. Bahkan pada letusan besar Gunung Merapi di tahun 2010, luncuran awan panas melewati sungai ini hingga jarak 9,5 kilometer.
Karena sering dilintasi material Gunung Merapi, maka Sungai Gendol menjadi tempat yang ramai didatangi truk penambang pasir. Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan Penambangan pasir di Sungai Gendol justru akan semakin berbahaya karena membuat lintasan awan panas semakin besar.
"Jarak luncur awan panas yang tanpa peredam dan penghalang justru akan lebih panjang," kata Hanik seperti dikutip dari Liputan6.com.