Hujan Disertai Angin Kencang Landa Jogja dan Sekitarnya, Sebabkan Kanopi Stasiun Roboh hingga Makam Longsor
Cuaca ekstrem ini dimungkinkan bisa terjadi hingga sepekan ke depan.
Cuaca ekstrem ini dimungkinkan bisa terjadi hingga sepekan ke depan.
Hujan Disertai Angin Kencang Landa Jogja dan Sekitarnya, Sebabkan Kanopi Stasiun Roboh hingga Makam Longsor
Tahun 2024 baru berjalan beberapa hari. Tapi bencana alam sudah begitu sering terjadi. Khususnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belakangan ini.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Mengapa cuaca ekstrem terjadi di Jateng? Potensi cuaca ekstrem itu dipicu oleh pola belokan angin dan korvergensi yang terlihat dominan di wilayah Pulau Jawa termasuk Jateng, serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Apa saja potensi dampak cuaca ekstrem di Jakarta? Masyarakat pun dihimbau untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir dan angin kencang.
Pada Rabu (3/1), hujan disertai angin kencang terjadi di Gunungkidul. Peristiwa itu membuat hampir 100 bangunan rusak, bahkan di antaranya ada yang roboh dan beberapa orang terluka. Sehari setelahnya, hujan dan angin kencang terjadi di Kota Jogja, Sleman, dan sekitarnya.
Lalu apa saja dampak dari peristiwa yang dapat dikategorikan sebagai bencana hidrometeorologi ini?
Kanopi Stasiun Tugu Roboh
Hujan dan angin kencang yang terjadi pada Kamis (4/1) menyebabkan kanopi drop zone di sisi selatan Stasiun Yogyakarta roboh. Akibatnya lima unit mobil tertimpa kanopi itu dan mengalami kerusakan ringan.
Manager Humas DAOP 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan bahwa tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
“Karena hujan yang deras dan angin kencang, tiang-tiang penyangga yang terbuat dari pipa besi mengalami bengkok dan patah sehingga kanopi turun ke bawah. Pihak KAI Group akan menanggung seluruh kerusakan yang dialami para pelanggan yang terdampak,”
kata Krisbiyantoro, mengutip ANTARA.
Delman Jadi Korban
Di daerah Plengkung Wijilan dekat Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebuah delman jadi korban setelah tertimpa pohon yang ambruk akibat angin kencang. Akibat peristiwa ini, kusir delman dilarikan ke rumah sakit oleh ambulans. Sementara kondisi kuda tampak baik-baik saja.
“Hujan deras tadi bapak andong keambrukan pohon beringin di plengkung wijilan Jogja. Korban sudah dibawa ambulans lur. Mungkin netizen bisa menambahkan infonya,” tulis akun Instagram @merapi_uncover.
Kubah Masjid Ikut Terbawa Angin
Angin yang bertiup saat hujan deras pada Kamis(4/1) siang itu cukup kencang. Bahkan sebuah kubah masjid di daerah Mantrijeron, Kota Yogyakarta, ikut terbang terbawa embusan angin.
“Video Kubah Masjid Quba Suryowijayan Mantrijeron lepas karena hujan angin tadi pukul 14.16 WIB,” tulis akun Instagram @merapi_uncover.
Makam Mlangi Longsor
Sementara di daerah Gamping, Sleman, Makam Mlangi longsor akibat hujan deras disertai angin kencang itu. Longsor terjadi pukul 14.30 WIB, diduga disebabkan karena sumbatan sampah yang menutupi saluran air yang berada di pojok makam.
Longsor berdampak ke sejumlah makam yang ada di sana. Warga sempat menemukan bagian tulang manusia yang keluar dari area makam.
Diperkirakan Terjadi Sepekan ke Depan
Atas peristiwa ini, BMKG mengimbau warga DIY mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang selama sepekan ke depan.
Berdasarkan analisis BMKG, terdapat angin Monsun Asia musim dingin yang berdampak pada peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia. Sehingga pertumbuhan awan hujan pada periode Januari terjadi cukup intens.
“Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya gelombang Rossby di wilayah Indonesia, terutama wilayah Jawa bagian utara, yang secara tidak langsung akan menambah pasokan uap air di wilayah Jawa bagian selatan termasuk DIY,”
kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono, mengutip ANTARA.