Analisis BMKG soal Cuaca Ekstrem Picu Banjir hingga Longsor di Sukabumi
Sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi terdampak bencana hidrometeorologi setelah cuaca ekstrem terjadi pada Selasa (3/12) hingga Rabu (4/12).
Sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur terdampak bencana hidrometeorologi setelah cuaca ekstrem terjadi pada Selasa (3/12) hingga Rabu (4/12).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, bencana yang terjadi karena hujan deras, di antaranya banjir, longsor, hingga pergerakan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena mengatakan, wilayah terdampak banjir terjadi tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Ciemas, Kecamatan Palabuhanratu, Desa Tegallega, Kecamatan Cidolog, dan Kecamatan Gegerbitung.
Sejumlah titik lainnya yang diterjang banjir, yakni Desa Sirnamekar, Kecamatan Tegalbuleud, dan Kecamatan Pabuaran. Kemudian bencana longsor tersebar di tujuh kecamatan, yakni di Desa Sangrawayang dan Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Desa Babakan Panjang, Kecamatan Nagrak, serta Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten.
Beberapa titik lainnya yang dilanda longsor, yaitu Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Desa Hegarmamah, Kecamatan Warungkiara, dan Desa Lengkong, Kecamatan Lengkong.
Deden juga menyebut kejadian pergerakan tanah tersebar di dua kecamatan, yakni Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar dan Desa Bantargadung, Kecamatan Bantargadung.
"Kami sudah melakukan evakuasi di titik lokasi bencana. BPBD Kabupaten Sukabumi masih melakukan pendataan dan asesmen," ujar Deden.
Analisis BMKG Bandung
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memberikan analisis terhadap cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada Selasa (3/12) hingga Rabu (4/12) pagi.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, cuaca esktrem itu disebabkan adanya anomali suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia yang relatif hangat.
Hal tersebut mendukung penguapan dan penambahan massa uap air di sekitar Jawa Barat. Selain itu, bibit siklon 95W di Laut Natuna Utara dan sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia Barat daya Banten.
Kondisi itu berpengaruh kepada pembentukan pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Barat. Serta gelombang Kelvin aktif di perairan barat Pulau Jawa Barat meningkatkan pembentukan awan dari arah Jawa Barat.
Berdasarkan analisis intepretasi satelit terpantau pertumbuhan awan di sekitar wilayah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, mengindikasikan terjadi hujan sedang dan hujan lebat sejak dini hari menjelang siang.
Dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, karena selain hujan deras disertai angin kencang, potensi sambaran petir pun tinggi. Teguh menyarankan masyarakat menjaga jarak aman dengan benda yang bisa roboh.
Seperti, tidak berteduh di bawah pohon, tiang reklame dan tiang listrik masyarakat yang tinggal di lokasi curam atau bergunung bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor. Begitu pula dengan masyarakat yang bermukim di dekat aliran sungai diminta berhati-hati dengan potensi banjir.
"Diperkirakan tiga hari ke depan terdapat potensi hujan ringan hingga sedang dengan skala lokal. Potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir pada skala lokal di sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur," kata dia.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono menyampaikan sebuah jembatan ambruk di ruas jalan Loji - Puncak Darma, Km Bdg 161+784.
"Panjang jembatan sekitar 12 meter ambruk. Sementara jalur ditutup sambil menunggu perbaikan yang kini sedang dilaksanakan," ujar Bambang.