Fakta Terbaru Dampak Kekeringan di Jateng, Warga Makin Sulit Dapat Air Bersih
Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.

Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.

Fakta Terbaru Dampak Kekeringan di Jateng, Warga Makin Sulit Dapat Air Bersih
Dampak dari musim kemarau panjang mulai dirasakan warga Jateng. Bahkan sebanyak 310 desa di Jateng dilanda kekeringan. Untuk membantu warga, BPBD Jateng sepanjang tahun 2023 hingga Agustus ini sudah mendistribusikan sebanyak 9,2 juta liter air bersih.


Pihak BPBD Jateng memastikan bantuan akan terus diberikan dan akan tercukupi hingga September. Apalagi pihak BPBD telah memetakan sumber air yang masih tersedia bagi warga.
“Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
Berdasarkan data dari BPBD, sejumlah wilayah yang terdampak kemarau cukup parah antara lain Kabupaten Sragen, Grobogan, dan Blora. Diharapkan puncak musim kemarau berakhir pada September dan Oktober hujan mulai turun.

Sementara itu, wilayah yang dilanda kekeringan semakin meluas di Kabupaten Cilacap. Kondisi ini membuat BPBD kewalahan.
“Perlu kita ketahui bahwa kendala yang ada untuk dropping air bersih di Kabupaten Cilacap ini terkait dengan armada ada tiga. Untuk mencukupi desa-desa yang mengajukan permohonan air bersih dirasa masih kurang. Di samping juga di desa-desa itu tidak ada sumber air yang memadai untuk kebutuhan sehari-hari,”
kata Edi Sapto Priyono, Kepala BPBD Majenang, Cilacap.
Menurut data sementara BPBD Kabupaten Cilacap, ada 16 desa di 6 kecamatan yang terdampak kekeringan. Kini sebanyak 19.000 jiwa kesulitan mendapatkan air bersih.
Kondisi kekeringan membuat keberadaan air bersih sangat berharga.
Jika tidak ada bantuan yang datang, warga mau tidak mau mencari air bersih ke sumber air terdekat.
Sementara di Desa Sambeng, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali sudah tiga bulan dilanda kekeringan. Begitu ada bantuan datang, warga merasa senang.
Mereka rela antre membawa jerigen atau ember demi mendapatkan air.
Pada awal musim kemarau, warga mengandalkan sumber air yang terletak di pinggir desa. Namun karena musim kemarau berlangsung panjang, sumber air ikut mengering.

Sementara itu di Desa Rejosari, Grobogan, warga terdampak kekeringan tidak hanya diberi bantuan air bersih. Mereka juga diberi bantuan sayur karena sebagian petani mengalami gagal panen. Hal ini membuat sayur mayur untuk mencukupi kebutuhan gizi mereka sulit didapat.