Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan
Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan
Data ini dilansir Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Tidak hanya puso, ribuan hektare lahan pertanian padi juga rusak ringan, sedang, dan berat.
"Dari 5.150,7 hektare lahan pertanian padi mulai terdampak kekeringan di Jateng. Rincianya untuk yang puso, sekitar 254,1 hektar itu tersebar di sejumlah daerah antara lain Banyumas, Cilacap, Brebes, Kendal, Kabupaten Pekalongan, Rembang, Kebumen, Kabupaten Tegal, dan Purworejo."
Kepala Distanbun Jateng, Supriyanto, Rabu (6/9).
Tak hanya memetakan daerah puso, Distanbun Jateng juga mengelompokkan daerah berdasarkan risiko. Hasilnya, Kabupaten Blora, Rembang, Wonogiri, dan Kota Semarang, masuk dalam kategori sangat kering dan mengalami defisiensi ketersediaan air yang tinggi, yakni di bawah 20 persen.
"Kami mendorong percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan," ungkap Supriyanto.
Selain itu, Distanbun Jateng juga terus berupaya melakukan peningkatan ketersediaan air. Langkah yang dilakukan yakni pembangunan atau perbaikan embung, parit, sumur dalam, maupun sumur resapan.
"Rehabilitasi jaringan irigasi tersier serta pompanisasi juga kami upayakan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah lahan pertanian di Muriaraya juga sudah mulai terdampak kekeringan dan bahkan ada yang dibiarkan.
Di Jepara misalnya, lahan pertanian seluas 10.000 hektare dari total 26.000 hektare telah alami bera atau tandus akibat kekeringan. Sementara di Pati lahan pertanian seluas 5.000 hektare dari total sekitar 52.000 hektare tidak ditanami komoditas tanam atau sengaja diberakan.