Hujan Tak Kunjung Reda, Kota Padang Terendam Banjir
Hujan deras yang tak kunjung reda membuat sejumlah wilayah di Kota Padang terendam banjir.
Hujan Tak Kunjung Reda, Kota Padang Terendam Banjir
Hujan deras melanda sebagian besar kawasan Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Pantauan merdeka.com, beberapa kawasan yang terendam banjir. Seperti kawasan Rumah Tigo Ruang, Kecamatan Kuranji, Kawasan Jondul Rawang, Kecamatan Padang Selatan, serta Kecamatan Padang Timur. Hingga pukul 02.50 WIB hujan masih menguyur Kota Padang.Salah satu warga di Rumah Tigo Ruang, Kecamatan Kuranji, Suci Ramadani mengatakan, air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 02.00 WIB. "Hujan tidak berhenti dari Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Saat ini air di dalam rumah sudah setinggi 7 centimeter,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, baru kali ini hujan yang begitu deras dan sampai masuk ke dalam rumah. Sementara air di jalan sudah tergenang sekitar 60 centimeter.
"Dari tahun 2022 kemarin, ini pertama kali air masuk ke dalam rumah. Hujan tidak berhenti-henti dari tadi," sambungnya ditemui merdeka.com sembari memindahkan peralatan ketempat yang lebih tinggi.
-
Mengapa banjir terjadi di Pekalongan? Dilansir dari akun Instagram @pekalonganinfo, sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
-
Di mana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Mengapa banjir bandang terjadi? Di Indonesia sendiri, bencana alam ini sudah marak terjadi di hampir semua titik daerah.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Kapan banjir Pekalongan terjadi? Dilansir dari akun Instagram @pekalonganinfo, sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
Ramadani meneranglan, jika hujan tidak berhenti-henti berkemungkinan air semakin tinggi masuk ke dalam rumah.
"Saya berdoa supaya hujannya cepat reda," tuturnya.
Kabid kedaruratan dan logistik BPBD Sumbar, Rumainur mengatakan, beberapa kecamatan di Kota Padang terendam banjir, seperti Kecamatan Nanggalo dengan ketinggian air kurang lebih 60 cm. Kecamatan Padang Selatan dengan ketingian air 50 cm hingga 100 cm. "Di kawasan Jondul Rawang, Kecamatan Padang Selatan ini ketinggian air mencapai 100 cm," katanya. Kemudian, Kecamatan Padang Utara dengan ketinggian air kurang lebih 30 cm, selanjutnya Kecamtan Koto Tanggah.
Lanjutnya, selain banjir, curah hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan rumah warga tertimbun longsor dan pohon tumbang di Kota Padang. Pohon tumbang tersebut sempat mengakibatkan aktivitas jalan terganggu. "Lonsor timpa rumah warga di Jalan Baru Pantai Air Manis Padang serta pohon tumbang di Jl Raya By Pass Sungai Sapih, Kelurahan Sungai Sapih. Pohon tumbang ini sempat mengganggu akses jalan raya," katanya. Lanjutnya, sampai saat ini untuk korban jiwa baik itu banjir, lonsor dan pohon tidak ada. "Sampai sekarang korban jiwa nihil Jika ada perkembangan terbaru akan kami sampaikan," ujarnya.Lanjutnya, saat ini semua alat yang berkemungkinan terendam sudah kita pindahkan ketempat yang lebih tinggi.
"Beberapa alat sudah dipindahkan ketempat yang lebih tinggi, hanya saja seperti lemari tidak bisa diangkat. Dibiarkan saja lagi terendam," tutupnya.
Sebelumnya, bencana alam banjir dan longsor baru saja melanda Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Dikabarkan banjir dan longsor terjadi akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut sejak hari Sabtu (6/5) sore hingga Minggu (7/5) siang. Akibat bencana alam tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman mencatatkan sebanyak 29 wilayah telah direndam banjir dan juga tanah longsor.
"Itu berdasar data yang dihimpun hingga Minggu pada pukul 15.00 WIB. Selain banjir dan longsor, Padang Pariaman juga mengalami bencana angin puting beliung yang mengakibatkan pohon-pohon tumbang."
Kepala Pelaksana BPBD Padang Pariaman Budi Mulya.
Merdeka.com
Budi Mulya menjelaskan, ketinggian air banjir yang melanda kawasan tersebut bervariasi tergantung dari geografis nagari (wilayah) mulai dari 30 hingga 200 sentimeter. "Akibat banjir tersebut, sejumlah jembatan dan sawah rusak. Kemudian rumah warga dan fasilitas ibadah juga terendam air," ungkapnya. Hingga saat ini, sejumlah warga yang terdampak banjir sempat diungsikan oleh Tim Reaksi Cepat BPBD Padang Pariaman menuju lokasi yang lebih aman agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.