Banjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam
Saat ini petugas sudah disiagakan di kota Pangkalpinang untuk memantau wilayah rawan bencana.
Saat ini petugas sudah disiagakan di kota Pangkalpinang untuk memantau wilayah rawan bencana.
Banjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari membenarkan telah terjadi banjir dengan ketinggian antara 20 cm hingga 30 cm di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Banjir terjadi sejak Senin, (15/1) pukul 12.30 WIB.
“Banjir terjadi karena hujan berlangsung selama 5 jam dengan intesitas sedang hingga lebat disertai angin kencang ditambah pasang air laut di angka 2,6 meter,” tulis Abdul dalam siaran pers diterima, Rabu (17/1).
Menurut Abdul, berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB), banjir berdampak ke sejumlah titik seperti meliputi kelurahan Bukit Sari, Air Kepala Tujuh, Tuatunu Indah, Kacang Pedang di kecamatan Gerunggang.
Kemudian Kelurahan Rejasari di Kecamatan Pangkal Balam. Kelurahan Kejaksaan, Genas, Batin Tikal di kecamatan Tamansari, dan kelurahan Sriwijaya di kecamatan Grimaya. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
“Pasca kejadian banjir sebanyak 458 unit rumah terendam banjir dan 2 unit kantor pemerintahan, Kantor Lurah Genas dan Koramil Tamansari terdampak,” jelas Abdul.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pangkalpinang Dedy Revandi dalam sambungan telepon, Selasa (16/1) mengatakan, upaya penanganan Tim Satuan Reaksi Cepat (BPBD) setempat melakukan pendataan jumlah rumah dan jiwa yang terdampak. Dia melaporkan, tim setempat membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dan genangan.
“Kami melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW di wilayah terdampak. Selain itu, melakukan pemantauan di daerah banjir dan genangan,” jelas Dedy.
Dedy memastikan, saat ini petugas sudah disiagakan di kota Pangkalpinang untuk memantau wilayah rawan bencana. Selain itu, fokus penanganan di bulan Desember hingga Januari demi mengantisipasi pada banjir rob dan cuaca yang ekstrim.
“Kondisi wilayah pesisir dan juga di titik rawan dataran rendah di Pangkalpinang. Sehingga penanganan banjir melihat kondisi pasang surut air laut,” jelas dia.
Dedy mengamini, situasi saat ini adalah tantangan dalam penanganannya. Antisipasi agar tidak terjadi banjir, pemerintah kota sudah membuat waduk, membuat embung baru sebagai penangkap air yang datang dari hulu atau daerah yang lebih tinggi.
“Pengerjaan waduk dan embung masih proses karena terkait anggaran dikerjakan berlangsung bertahap,” Dedy menandasi.
Sebagai informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi di Kota Pangkalpinang pada Rabu (17/1) sedangkan pada Kamis (18/1) kondisi cuaca berawan dan hujan.