Wilayah Pesisir Pantura Jateng Kembali Dilanda Banjir Besar, Ketinggian Air Capai 1,5 Meter
Banjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Banjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Wilayah Pesisir Pantura Jateng Kembali Dilanda Banjir Besar, Ketinggian Air Capai 1,5 Meter
Banjir seolah tak pernah berhenti menghantui warga di pesisir Pantura bagian Kabupaten Demak, Kudus, hingga Grobogan.
Banjir di kawasan itu sebenarnya sudah terjadi sejak Rabu (13/3).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih, mengatakan bahwa banjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
-
Apa dampak banjir Demak? Akibatnya banjir meluas hingga ke desa lain seperti Desa Undaan Lor, Undaan Kidul, Karanganyar, dan Wonorejo. Bahkan akibat banjir, jalur pantura lumpuh total dan tergenang air sepanjang 2 km di wilayah Kecamatan Karanganyar dengan ketinggian lebih dari dua meter.
-
Di mana banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
-
Apa saja dampak banjir Demak? Tak hanya itu, sejauh ini tercatat ada tiga orang meninggal dunia akibat bencana ini yaitu seorang wanita lansia, seorang pemuda usia 16 tahun, dan seorang balita berusia 18 bulan.
-
Mengapa banjir Demak terjadi? Banjir terjadi dipicu adanya tanggul sungai yang jebol.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir Demak sudah berlangsung hingga satu minggu lamanya. Namun hingga hari ini air belum juga surut.
Data yang dihimpun dari tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Grobogan per Jumat (15/3) pukul 20.00 WIB, banjir Grobogan berdampak di 113 desa yang terbagi di 13 kecamatan dari total 19 wilayah kecamatan. Dengan kata lain 68 persen wilayah Kabupaten Grobogan telah terdampak banjir.
Dilansir dari Liputan6.com, tercatat ada 6.746 rumah yang terendam banjir. Satu rumah rusak berat dan delapan lainnya rusak ringan, 65 fasilitas pendidikan terendam, 4 tanggul sungai jebol, dan lahan pertanian seluas 5.352,5 hektare terendam dan terancam gagal panen.
Bulan Ramadan tahun ini pun menjadi bulan yang berat bagi para pengungsi. Karena tak ada makanan untuk santap sahur, mereka urung menjalankan ibadah puasa. Pada Jumat (15/3) siang Bupati Grobogan baru memberikan makanan untuk mereka.
Bukannya surut, banjir justru makin meluas. Jalur lalu lintas penghubung antara Kudus dengan Demak lumpuh total sejak Jumat (16/3) hingga Minggu (18/3). Terputusnya akses jalan nasional itu dikarenakan wilayah Kecamatan Karanganyar, Demak, kembali terendam banjir setinggi 1,5 meter.
Banjir kali ini merupakan yang kedua kalinya setelah sempat surut pada pertengahan Februari lalu. Tanggul Sungai Wulan yang sebelumnya sempat diperbaiki oleh Kementerian PUPR nyatanya tidak mampu menahan debit air sungai akibat intensitas hujan yang sangat tinggi dalam sepekan.
Lumpuhnya jalur pantura Kudus-Demak membuat sejumlah rekayasa lalu-lintas dilakukan oleh jajaran Polda Jateng. Arus lalu lintas dari Demak menuju Kudus maupun sebaliknya dialihkan melalui jalur alternatif melalui Kecamatan Welahan, Jepara.
Selain itu, pihak Polda Jateng juga menyiapkan kantong parkir bagi kendaraan bertonase sumbu 2 dan sumbu 3. Lokasi kantong parkir itu berada di sepanjang jalan dari Kudus ke Demak untuk istirahat.
Gambaran musibah banjir besar yang menerjang wilayah Demak, Kudus, hingga Grobogan tersebar dalam berbagai postingan di media sosial.
Dalam sebuah video yang diposting Instagram @infodemak misalnya, tampak arus air di lokasi banjir cukup deras sehingga berpotensi bisa menghanyutkan warga.
Walau begitu, ada warga yang tetap nekat menyusuri genangan banjir karena tak ada pilihan lain bagi mereka.