Banjir Bandang Terjang 20 Ribu Rumah dan Rusak Fasilitas Umum di Muratara, Tinggi Air Capai 2 Meter
Sebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Banjir bandang disebabkan hujan terus-menerus dengan intensitas sedang dan lebat beberapa hari terakhir.
Banjir Bandang Terjang 20 Ribu Rumah dan Rusak Fasilitas Umum di Muratara, Tinggi Air Capai 2 Meter
Sebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di sejumlah kecamatan di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Banjir juga mengakibatkan banyak fasilitas umum rusak berat.
Banjir bandang disebabkan hujan terus-menerus dengan intensitas sedang dan lebat beberapa hari terakhir. Air Sungai Rawas naik sehingga terjadi luapan air ke hulu sungai hingga masuk ke pemukiman warga.Banjir setidaknya merendam puluhan desa di enam kecamatan. Selain pemukiman, sejumlah fasilitas umum rusak, seperti 8 jembatan gantung putus, puluhan sekolah terendam, tempat ibadah, dan longsoran yang menyebabkan sejumlah desa terisolir. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel M Iqbal Alisyahbana mengatakan, banjir kali ini merupakan terbesar dan terparah karena dampaknya sangat luas. Ketinggian air mencapai dua meter sehingga banyak rumah warga yang terendam.
"Banjir akibat luapan sungai karena hujan deras. Kami masih memperbaruhi pendataan dampaknya," ungkap Kalaksa BPBD.Sumsel M Iqbal Alisyahbana, Jumat (12/1).
Iqbal mengatakan, bencana ini menjadi atensi pemerintah dengan menyiapkan tenda pengungsian dan dapur umum serta bantuan lain.
Evakuasi warga masih dilakukan sebagai antisipasi terjadinya banjir susulan mengingat hujan deras diprediksi terus terjadi.
"Alhamdulillah sejauh ini tidak ada korban jiwa, tapi perlu kewaspadaan," kata Iqbal.
Kepala Pendidikan Muratara Zazili mengatakan, sejauh ini terdapat 31 sekolah yang terendam banjir dengan ketinggian 1-2 meter. Sekolah yang terdampak kemungkinan bertambah karena belum terlaporkan akibat jaringan sinyal terganggu.
Karena itu, Diknas Muratara meliburkan aktivitas belajar mengajar seluruh sekolah hingga kondusif demi keselamatan anak didik.
"Belum tahu libur sampai kapan, yang pastinya menunggu air benar-benar surut," kata Zazili.