Ajak Perupa Anak-anak untuk Pamerkan Karya, Kini ARTJOG 2022 Bakal Digelar Offline
Konsep inklusif menjadi utama dalam gelaran seni rupa kontemporer terbesar di Indonesia ini. Nantinya, inklusif tersebut tidak hanya melibatkan perupa saja tetapi juga para pengunjung.
Setelah tiga tahun lamanya, akhirnya rangkaian final trilogi ArtJog Arts in Common bisa diselenggarakan pada tanggal 7 Juli sampai dengan 4 September 2022. Tahun ini, Artjog hadir dengan tema ketiganya yang bertajuk Expanding Awareness di Jogja National Museum atau JNM. Tema tersebut merupakan keberlanjutan dari tema Time (to) Wonder yang berlangsung di tahun 2021, silam.
Melihat tema Expanding Awareness tersebut, Artjog berusaha mengajak berbagai kelompok masyarakat untuk berkolaborasi. Tema tersebut juga menjadi media dalam menguatkan rasa nalar umum terhadap sesama manusia dan juga alam semesta. Momen pandemi juga akan membuka kesadaran banyak orang bahwa ketimpangan dan ketakseimbangan masih dominan di dunia ini.
-
Bagaimana cara Teater Dulmuluk menghibur penonton? Pada bagian dialognya, kerap diisi dengan pantun, syair, serta nyanyian dan tarian yang pastinya membuat penonton terhibur dan tertawa.
-
Kapan Sujiwo Tejo tampil di acara Jagong Budaya di Bojonegoro? Budayawan Sujiwo Tejo menyemarakkan acara Jagong Gayeng bertemakan "Budaya Rasa Melu Handarbeni" di Pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojoengoro, akhir pekan lalu.
-
Olahraga apa yang di tekuni para artis? Beberapa artis Indonesia juga diketahui menyukai beberapa olahraga yang disukai Rasulullah ini, salah satunya memanah.
-
Dimana letak Museum Wayang Jakarta? Ornamen budaya sangat kental terasa di Museum Wayang Jakarta, kawasan Kota Tua, Kota Jakarta Barat. Di sini pengunjung akan diajak melihat berbagai koleksi wayang lokal sampai mancanegara.
-
Apa saja peran yang sering dimainkan oleh ART? Anna Pinem adalah salah satu artis yang sering berperan sebagai ART. Artis yang kini berusia 47 tahun ini memulai kariernya pada tahun 2003.
-
Kenapa Try Sutrisno berjualan di stasiun? Tahun 1945 terjadi perang mempertahankan kemerdekaan sehingga keluargnya mengungsi ke Mojokerto.Di kota ini Try yang baru berusia 11 tahun ikut membantu perekonomian keluarganya yang sedang sulit.
Konsep inklusif menjadi utama dalam gelaran seni rupa kontemporer terbesar di Indonesia ini. Nantinya,inklusif tersebut tidak hanya melibatkan perupa saja tetapi juga para pengunjung. Artjog juga akan menjadi pemantik perluasan inklusif melalui program-programnya.
Sudah Dilakukan Korespondensi
Instagram - ARTJOG
Seperti yang dikatakan oleh ST Sunardi selaku narasumber ARTJOG dalam acara sosialisasi dan diskusi tema pada Februari lalu di JNM, perluasan kesadaran ini akan lebih kuat jika dibangun dengan interaksi melalui berbagai elemen masyarakat. Melalui ARTJOG, elemen-elemen masyarakat tersebut akan diajak untuk dilibatkan, berdiskusi, dan membuat keputusan.
Di masa persiapannya, tim kurator ARTJOG juga sudah melakukan korespondensi dengan beberapa kelompok masyarakat di Yogyakarta. Dalam proses diskusinya bersama kelompok JDA (Jogja Disability Arts) dan Sanggar Seni Komunitas Tuli atau Ba(WA)yang), tim ARTJOG juga menemukan ilmu baru mengenai inklusif yang akan diterapkan dalam pagelaran ARTJOG 2022.
"Expanding Awareness, kesadaran yang dimaksud dalam arts-in common ini bukanlah jenis kesadaran yang kontemplatif, melainkan kesadaran yang bersidat kritis-interaktif. Kesadaran ini hampir selalu melibatkan liyan yang coba diajak mengambil keputusan," jelas ST Sunardi.
Ajak Perupa Anak-Anak
Instagram - ARTJOG
Tidak hanya mengajak kelompok berkebutuhan khusus saja, tim kurator ARTJOG juga semakin memperluas cakupannya. Tidak hanya menjadi pengunjung, tim ARTJOG juga mengajak anak-anak menjadi partisipan yang karyanya dipamerkan di JNM. Ternyata ini adalah program pertama yang diusung oleh ARTJOG untuk memperluas interaksi seni dengan berbagai rentang umur masyarakat.
"Untuk pertama kalinya kami mengampu ARTJOG KIDS, sebagai program yang didedikasikan bagi interaksi dengan pengunjung anak-anak," jelas Agung Hujatnikajennong selaku kurator ARTJOG 2022 pada jumpa pers yang dilaksanakan di Yogyakarta, Kamis (30/6).
Tim kurator telah menyeleksi sebanyak 14 perupa anak-anak dan remaja. Sistem kurator tersebut dilakukan melalui mekanisme open-call. Harapannya dengan adanya ARTJOG KIDS ini, anak-anak sudah bisa berinteraksi dengan hingar-bingar ruang seni sejak dini.
"Sekali lagi, semua ini hanyalah suatu rintisan untuk menjadi inkusif yang tentu saja perlu terus disempurnakan dalam edisi-edisi ARTJOG selanjutnya.
Program ARTJOG 2022
Tak berhenti sampai di situ, pada gelaran ARTJOG 2022 ini nantinya juga akan ada programnya yang khas seperti Weekly Performance, Young Artis Award, Exhibition Tour, Meet the Artist, dan Workshop. Sedangkan untuk perupa, akan ada 61 perupa individu yang akan bergabung memamerkan karya mereka. Berbagai karya yang dipamerkan itu termasuk ada karya interaktif yang bisa dinikmati oleh anak-anak.
Selanjutnya, program ARTCARE juga akan tetap ada sebagai program di ARTJOG 2022 ini. Program yang sudah ada sejak tahun 2006 ini nantinya akan menjadi wadah penjualan karya seni yang hasilnya akan disalurkan untuk pihak yang membutuhkan. Tentunya, program sosial berbasis komunitas ini akan semakin menguatkan tema Expanding Awareness.
Jika ada ARTJOG pasti akan ada Jogja Art Weeks atau JAW. Program ini menjadi penyalur semangat dari para perupa yang menggunakan ruang-ruang di Yogyakarta sebagai media pemeran. Melalui JAW, tentunya kegiatan-kegiatan seni di luar ARTJOG akan semakin dilirik oleh khalayak umum.