Berbuntut Panjang, Ini Cerita Sabda Raja Sultan HB X yang Tuai Kontroversi
Dua adik Sri Sultan HB X dipecat oleh sang raja dari jabatan struktural di dalam Kraton karena dianggap memakan gaji buta. salah satu adik Sri Sultan, GBPH Yudaningrat, menepis hal itu. dia mengatakan tak terlibat aktif di kegiatan Kraton sejak Sabda Raja Sultan pada tahun 2015.
Akhir-akhir ini suasana internal Kraton Yogyakarta sedikit memanas. Hal ini terjadi setelah dua adik Sri Sultan HB X, GPBH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat dipecat oleh sang raja dari jabatan struktural di dalam Kraton karena dianggap memakan gaji buta.
Menanggapi pemecatan atas dirinya, GBPH Yudhaningrat membantah bahwa ia telah memakan gaji buta. Yudhaningrat mengatakan dia beserta GBPH Prabukusumo memutuskan tidak lagi terlibat aktif di Kraton Yogyakarta sejak Sri Sultan HB X mengeluarkan Sabda Raja dan Dawuh Sultan pada 2015 lalu. Mereka menganggap bahwa kedua sabda Sri Sultan HB X itu telah keluar dari tata adat Kraton.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Lantas bagaimana awal cerita penetapan Sabda Raja Sri Sultan HB X dan apa pula sebabnya peristiwa itu memicu kontroversi baik di kalangan masyarakat maupun keluarga Kraton Yogyakarta sendiri? Berikut selengkapnya:
Penetapan Sabda Raja
©2020 Merdeka.com/Purnomo Edi
Pada Kamis, 30 April 2015 pukul 10.00, Sri Sultan HB X mengeluarkan sabda raja di Siti Hinggil Kraton Yogyakarta. Acara itu dilaksanakan secara singkat dan digelar tertutup. Beberapa poin inti dari sabda itu di antaranya adalah penyebutan “Buwono” dalam “Hamengku Buwono” diganti menjadi “Bawono”.
Lalu inti yang kedua adalah kata “Khalifatullah” pada gelar Sultan “Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Semopati Ing Ngalaga Ngabdurrachman Sayidin Panatagama Khalifatullaj Ingkang Sjumeneng Kaping Sedasa Ing Ngayogyakarta" dihilangkan.
Ketiga, penyebutan “Kaping Sedasa” diganti Pkaping Sepuluh”, Keempat, mengubah perjanjian pendiri Mataram yaitu Ki Ageng Giring dengan Ki Agegng Pamanahan. Dan yang terakhir adalah menyempurnakan keris raja Kanjeng Kiai Ageng Kopak dengan Ki Ageng Joko Pllurutun.
Dawuh Sultan
©2020 Merdeka.com
Acara itu kemudian dilanjutkan dengan Dawuh Sultan seminggu kemudian, atau tepatnya pada 5 Mei 2015. Intinya, dalam ketetapan raja itu Sri Sultan HB X menetapkan salah satu putrinya, GKR Pembayun menjadi putra mahkota, atau calon penerus tahta raja dengan gelar GKR Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng Ing Mataram.
Sri Sultan HB X mengatakan, kedua penetapan itu bukan semata-mata merupakan keinginannya, namun berdasarkan petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa dan para leluhur. Peristiwa itupun menjadi yang pertama kali sejak HB X naik tahta pada tahun 1989.
Saudara-saudari Sultan Tidak Hadir
Biasanya, penetapan Sabda Raja atau Dawuh Sultan disaksikan oleh karib kerabat Sultan. Namun pada kesempatan pengumuman sabda raja itu, para adik-adik Sultan justru tidak hadir.
Padahal Sultan HB X mengaku sudah dua kali mengundang adik-adiknya untuk membahas sabda raja. Karena hal itu, diapun akhirnya tidak memaksa adik-adiknya untuk datang lagi dan memberi kebebasan pada adik-adiknya untuk setuju atau tidak atas ketetapannya.
“Adik kan perlu saya undang. Saya jelaskan tapi tidak datang, ya sudah, nggak apa-apa, tho? Bisa saja ini terjadi pada orang lain yang belum kenal dengan saya tidak setuju ya juga boleh. Kan namanya orang.” kata Sultan dikutip dari Merdeka.com.
Belum Tentu Jadi Sultan
©2017 Merdeka.com/purnomo
Dalam sejarah dinamika Kraton Yogyakarta, seorang anak raja yang telah dipilih menjadi putra mahkota belum tentu suatu saat akan menjadi raja. Sebagai contoh, Sultan HB VII harus sampai memilih putra mahkota hingga empat kali sebelum salah satu anaknya yang keempat meneruskan tahta. Anak pertama meninggal dunia setelah dinobatkan, anak kedua kondisinya kurang sehat, dan anak ketiga meninggal dunia secara misterius.
Selain itu dikutip dari Ugm.ac.id, penobatan sebagai sultan butuh legitimasi dari rakyat Yogyakarta dan ini tidak bisa diwariskan. Apalagi, ketika sudah dinobatkan jadi raja kelak GKR Mangkubumi akan menjadi raja perempuan pertama dalam sejarah Mataram.