Sri Sultan HB X Tetapkan DIY Siaga Darurat Bencana Kekeringan hingga 31 Agustus, Ini Fakta di Baliknya
Puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
Puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
Sri Sultan HB X Tetapkan DIY Siaga Darurat Bencana Kekeringan hingga 31 Agustus, Ini Fakta di Baliknya
Menyikapi dampak kekeringan yang sudah mulai terlihat di sejumlah tempat, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan. Status siaga ini berlaku mulai 1 Agustus hingga 31 Agustus 2024 nanti.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengatakan status ini dapat diperpanjang kalau bencana kekeringan di wilayah ini masih berlanjut. Status siaga darurat ini dikeluarkan usai tiga wilayah kabupaten, yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman, telah bertatus siaga darurat hidrometeorologi.
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Dimana kekeringan di DIY terjadi? Status siaga darurat ini khususnya telah diberlakukan di Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo.
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng diprediksi terjadi? “Bulan Agustus ini diprakirakan sebagai puncak musim kemarau khususnya di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng,“
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng? Berdasarkan prakiraan BMKG, musim kemarau tahun ini lebih basah dan pendek dibandingkan musim kemarau 2023, dan puncak musim kemarau terjadi pada Juli 2024.
-
Kapan puncak musim kemarau di Indonesia? Bulan Agustus menjadi puncak musim kemarau di Indonesia, yakni sebanyak 507 ZOM (72,53 %).
Siapkan Modifikasi Cuaca
Sebelumnya, BPBD DIY telah menyiapkan operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada wilayah itu di musim kemarau.
“Rencana kami kalau itu memang darurat kekeringan betul akan dibuat modifikasi cuaca atau hujan. Nanti kalau modifikasi kurang, bisa dilanjutkan dengan dropping air ke kabupaten,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Edhy Hartanta pada Rabu (31/7) lalu.
Melibatkan BNPB dan BMKG
Dengan adanya penetapan status ini, BPBD DIY kemungkinan besar akan merealisasikan operasi modifikasi cuaca itu. Noviar mengatakan bahwa operasi ini akan melibatkan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Dasarnya surat keputusan itu. tapi anggarannya kami mintakan melalui dana siap pakai yang ada di BNPB pusat,” kata Noviar dari ANTARA pada Senin (5/8).
6 Kecamatan Kulon Progo Berpotensi Kekurangan Air Bersih
Di Kabupaten Kulon Progo, tercatat ada 6 dari 12 kecamatan yang berpotensi kekurangan air bersih sebagai dampak dari kemarau pada 2024.
Potensi kekeringan itu terjadi di antaranya di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Panjatan, dan Pengasih.
Oleh karena itu seluruh elemen disiapkan demi mengantisipasi hal itu, beberapa halnya adalah sumber daya manusia, armada, serta lokasi pengambilan air bersih.
“Sejauh ini armada sudah siap. Namun kami perlu memetakan wilayah pengambilan air terdekat dari lokasi warga terdampak kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Taufik Prihadi pada 12 Juni 2024 lalu.
Warga Diimbau Hemat Air
Terkait kondisi ini, Edhy Hartana mengimbau masyarakat di DIY mulai berhemat air. Hal ini dilakukan agar warga tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah.
“Kami mengimbau pada warga yang terdampak kekeringan berhematlah menggunakan air. Setelah digunakan air bisa disalurkan ke tanaman, jadi tidak dibuang-buang,” imbaunya.
Kebutuhan Air Bersih Masih Aman
Pada 31 Juli lalu, Edhy mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih, khususnya di Kulon Progo dan Gunungkidul, masih aman.
Dari 1.000 tangki air bersih yang disiapkan di Gunungkidul, hingga saat ini belum sampai 50 persen yang disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sementara di Kabupaten Sleman, kebutuhan air bersih masih bisa dipenuhi warga secara mandiri dan belum sampai mengajukan bantuan pasokan air bersih kepada pemerintah.
Sedangkan di Kabupaten Bantul, permintaan air bersih sempat diajukan oleh sekelompok warga. Namun itu bukan karena dampak kekeringan, melainkan akibat kerusakan pompa sumur yang mengaliri sejumlah dusun di wilayah tersebut.
Puncak Musim Kemarau di DIY
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebutkan puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
Akhir musim kemarau diprediksi pada September 2024 dasarian pertama yang dimulai Kabupaten Kulon Progo bagian utara.