Kisah Cinta Tragis Raden Pabelan, Dihukum Mati Karena Nekat Mencintai Putri Raja Pajang, Makamnya Ada di Mal Solo
Kasus ini sempat menggegerkan di era kekuasaan Raja Pajang yang dipimpin Sultan Hadiwijaya atau biasa dikenal Mas Karebet.
Pernah dengar kisah cinta amat tragis dari tanah Jawa? Jawabannya adalah cerita Raden Pabelan yang dihukum mati oleh pasukan Keraton Pajang usai dirinya nekat mencintai anak sang raja bernama Putri Sekar Kedanton.
Kasus ini sempat menggegerkan di era kekuasaan Raja Pajang yang dipimpin Sultan Hadiwijaya atau biasa dikenal Mas Karebet. Sebab, tindakan dari Raden Pabelan ini terbilang nekat.
-
Di mana Ki Bagus Rangin dihukum mati? Pada 12 Juli 1812 Bagus Rangin dijatuhi hukuman mati dengan cara dipancung di daerah Karanggulung, tepatnya di tepian Sungai Cimanuk.
-
Kenapa Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung? Amarah besar Patih Sidopekso mengantarkannya membawa Sri Tanjung ke sungai keruh di wilayah tersebut. Di sinilah ia membunuh sang istri karena dianggap tidak mengakui perbuatan sebagaimana yang dituduhkan sang raja.
-
Kenapa Balaputradewa menentang cinta Pramodawardhani dan Rakai Pikatan? Perkawinan beda agama antara Pramodawardhani dengan Rakai Pikatan sebenarnya ditentang oleh saudara laki-laki Pramodawardhani yang bernama Balaputradewa. Pertentangan itu sampai menimbulkan peperangan.
-
Dimana Pak Raden dimakamkan? Jenazahnya dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, setahun kemudian.
-
Kenapa Ki Ageng Pengging dihukum mati? Mengutip Babad Tanah Jawi, Ki Ageng Pengging meninggal akibat dihukum mati karena tak mau menghadap penguasa Demak Bintara.
-
Mengapa Pangeran Supeno dimakamkan di Giri Kedaton? Sunan Giri lah yang menghendaki Raden Supeno dan keturunannya dimakamkan di area situs Giri Kedaton.
Bukan tanpa alasan, mengingat orang tua dari pemuda itu merupakan orang kepercayaan kerajaan. Namun, kejadian ini bisa menjadi pelajaran, sebab hubungan percintaan akan berjalan dengan lancar bila diiringi dengan niat yang lurus.
Saat ini, makam dari Raden Pabelan terdapat di salah satu sudut mal di Kota Solo, Jawa Tengah. Berikut kisahnya.
Raden Pabelan yang Gila Perempuan
Di sela-sela kekuasaan Sultan Hadiwijaya sekitar tahun 1554 – 1582, alkisah terdapat seorang pemuda bernama Raden Pabelan. Sosoknya dikenal tampan, berhati lembut namun gila perempuan.
Tingkah lakunya sangat membuat repot kedua orang tuanya yang merupakan orang kepercayaan keraton bernama Tumenggung Mayang.
Saat itu, dirinya mendapat laporan bahwa putranya sering bertindak kurang ajar ke perempuan yang ada di sekitar kerajaan. Parahnya, ia juga merayu mereka yang sudah memiliki suami dan anak.
Merayu Istri Kerabat Ayahnya
Merujuk penelitian mahasiswa sastra Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) Rakhmi Sekar Aji berjudul “Episode Raden Pabelan dan Putri Sekar Kedhaton dalam Babad Demak II-Ananlisis Struktural dan Amanat” disebutkan ulah dari Raden Pabelan sudah sangat keterlaluan.
Ketika itu, Tumenggung Mayang mendapat laporan dari Tumenggung Reksoboyo yang tak lain merupakan kerabatnya bekerja sebagai orang dalam kepercayaan.
Dirinya diceritakan bahwa istrinya sudah digoda dan dirayu oleh Raden Pabelan, yang saat itu memang banyak digandrungi perempuan.
Diberikan Pelajaran
Sebagai orang tua, Tumenggung Mayang jelas kecewa. Ia marah terdapat putra satu-satunya itu karena bertindak tidak baik. Karena kekecewaannya ini, ia berupaya memberikan hukuman sebagai pelajaran.
Mula-mula Raden Pabelan diberi nasihat agar tidak lagi menggoda perempuan termasuk yang sudah memiliki suami. Sang ayah juga memintanya untuk menikah, agar tidak melakukan perbuatan tak sopan kembali kepada perempuan
Saat diberi nasihat, Raden Pabelan justru menjawab dengan nada yang ketus. Ia merasa bahwa dirinya bisa memilih jalan hidup, termasuk untuk menggoda perempuan dan tidak menikah.
Karena merasa sudah keterlaluan, Raden Pabelan lantas diberikan pelajaran. Ia berniat awal ingin memberi tantangan agar sang anak bisa merebut hati anak dari Sultan Hadiwijaya yakni Putri Sekar Kedaton.
Nekat Memikat Putri Sekar Kedaton
Dalam babad lawas, Putri Sekar Kedaton dikenal sebagai perempuan yang cantik jelita. Ia disukai banyak lelaki di sana, namun sulit dijumpai. Ini karena sang putri lebih banyak menjalani kehidupan di dalam istana.
Hal ini yang membuat Raden Pabelan merasa tertantang untuk mendapatkan hatinya. Ia kemudian mencari cara agar bisa menembus tembok kerajaan dengan penjagaan tinggi. Akhirnya, ia memiliki ide untuk mengirimkan surat melalui penjaga.
Akhirnya, surat direspons oleh sang putri dan memintanya untuk datang ke Kaputren malam itu juga. Berkat ketampanannya, putri raja itu akhirnya luluh dan keduanya menginap di sana.
Dihukum Mati oleh Algojo Pajang
Mengutip terbitkanbukugratis.id, setelah Raden Pabelan ingin meninggalan Kaputren, secara gaib pintu dan dinding sulit ditembus. Bukan tanpa alasan, ini karena sang ayah telah menguncinya, dengan harapan menjadi pelajaran baginya.
Namun sayang, keberadaan putra dan petinggi keraton itu akhirnya diketahui oleh Sultan Hadiwijaya hingga membuatnya murka. Marah besar, Sultan Hadiwijaya langsung mengirimkan utusan untuk memancing Raden Pabelan.
Di sana terjadi negosiasi, karena Raden Pabelan bersembunyi di balik sosok Putri. Agar tidak menyakiti putri raja, pemuda itu coba diajak untuk dinikahkan. Namun, setelah keluar dari Kaputren ia langsung dieksekusi sampai tewas.
Jasadnya lantas dibuang ke sungai Laweyan. Menurut cerita, ia memiliki kekuatan superanatural untuk memikat hati perempuan.
Putri Sekar Kedaton Bunuh Diri
Oleh Sultan Hadiwijaya, jasad Raden Pabelan kemudian dibuang ke Sungai Laweyan. Ia kemudian ditemukan oleh Ki Gede Sala tersangkut di pohon. Niat hati ingin menghanyutkan, ia mencoba membuang ranting pohon yang menahan jasad pemuda itu.
Namun, keesokan harinya, ia kembali menemukan jasadnya tersangkut di tempat yang sama. Setelah mendapat mimpi, akhirnya jasadnya dimakamkan di sekitar lokasi sungai yang kini menjadi sebuah mal.
Karena sedih, Putri Sekar Kedaton ikut mengakhiri hidupnya dengan menceburkan diri ke sungai di lingkungan kerajaan Pajang.
Makamnya ada di Sebuah Mal
Menukil kanal Youtube History of Java, makam dari Raden Pabelan saat ini diketahui berada di kompleks pusat perbelanjaan tekstil Beteng Trade Center (BTC) Kota Solo.
Bahkan, agar kondisi makam terlindungi kini telah dibangun sebuah ruangan yang tertutup. Meski begitu, tak sedikit ada warga yang datang berkunjung ke sana untuk sekedar berziarah.
Ada yang membawa bunga, dupa dan beberapa makanan untuk sesembahan. Namun, muncul cerita bahwa yang berziarah kebanyakan merupakan anak muda yang ingin memikat hati lawan jenisnya dengan niat tidak baik.