Bukan Jalan Slamet Riyadi, Ternyata Ini Jalan Tertua di Kota Solo
Solo merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah. Di kota itu ada satu jalan raya yang begitu ikonik bernama Jalan Slamet Riyadi. Namun Jalan Slamet Riyadi bukan merupakan jalan tertua di kota itu.
Solo merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah. Di kota itu ada satu jalan raya yang begitu ikonik bernama Jalan Slamet Riyadi.
Saat hari Minggu, sepanjang Jalan Slamet Riyadi, mulai dari Stasiun Purwosari hingga Keraton Surakarta menjadi pusat keramaian warga dengan acara Car Free Day. Berbagai kegiatan warga diselenggarakan di sana mulai dari hiburan musik, wahana olahraga, hingga berbagai jajanan kulinernya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa tujuan dari Serangan Umum Surakarta? Meski dihujani bom-bom dari udara, para pejuang gerilya terus melakukan perlawanan dan pertempuran tanpa pandang bulu. Mereka tetap konsisten menyerang pos-pos Belanda lalu masuk ke kampung bersama rakyat lainnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
Walaupun begitu melegenda bagi warga Solo maupun luar Solo, namun ternyata Jalan Slamet Riyadi bukan merupakan jalan tertua di kota itu. Lalu jalan mana yang menjadi jalan tertua di Solo? Berikut selengkapnya:
Saksi Bisu Berdirinya Kota Solo
©2023 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Jalan tertua di Kota Solo bernama Jalan Radjiman. Jalan Radjiman menjadi saksi bisu berdirinya Kota Solo. Dalam sejarahnya, Jalan Radjiman digunakan saat pemindahan pusat Kerajaan Mataram Islam dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta. Saat itu pemindahan dipimpin langsung oleh Raja Pakubuwono II. Dari Surakarta, rombongan Mataram berjalan menuju sebuah tempat bernama Desa Sala.
Dalam buku “Babad Sala”, tertulis pada saat perpindahan itu para abdi dalem menabuh gamelan carabalen dan memainkan gending kodok ngorek. Saat itu, Raja Pakubuwono II mengendarai kereta Kyai Garudha.
Sesampainya di Desa Sala, Raja Pakubuwono II meminta ulama keraton untuk membacakan doa. Mulai saat itulah berdiri Nagari Surakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kota Solo.
Munculnya Jalan Slamet Riyadi
©2016 Merdeka.com/arie sunaryo
Sementara itu, Jalan Slamet Riyadi baru dibangun pada era pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu Belanda memutuskan membangun jalan di sisi barat Jalan Radjiman sebagai penghubung Kota Solo dengan Kota Semarang. Jalan itu dikenal dengan nama Purwosari Weg. Seiring waktu namanya berubah menjadi Jalan Slamet Riyadi.
Sementara itu pemilihan nama Jalan Radjiman dilakukan untuk mengingat sosok dr. Radjiman. Pria yang dikenal dengan nama KRT Radjiman Wedyodiningrat itu merupakan seorang seorang dokter sekaligus pahlawan nasional yang mengabdikan dirinya untuk keraton.
Saling Berbagi Fungsi
©infocarfreeday.net
Seiring berjalannya waktu, Jalan Slamet Riyadi menjadi jalan utama di Kota Solo dengan ruas jalan yang paling lebar. Di sisi selatannya, Jalan Radjiman berkembang menjadi sentra toko dan perbelanjaan. Salah satu pusat perbelanjaan paling populer di Jalan Radjiman adalah Pasar Klewer.
Kini Jalan Radjiman difungsikan untuk jalur satu arah menuju barat, sementara Jalan Slamet Riyadi difungsikan untuk jalur satu arah menuju timur. Keduanya sama-sama menjadi jalur pemecah yang melintas di pusat Kota Solo.