Kisah Inspiratif Dokter Cantik Asal Banjarnegara, Rela Blusukan Demi Obati Lumpuh
Masrurotut Daroen, dokter cantik dengan jiwa sosial yang tinggi, rela blusukan ke desa-desa.
Di tengah merebaknya Virus Corona, dokter-dokter disibukkan dengan hal-hal terkait penanganan virus itu, seperti melakukan pemantauan, melakukan pengawasan, dan juga pengobatan. Bahkan para dokter harus bertaruh nyawa demi kesembuhan pasien. Bersama para tenaga medis lainnya, merekalah yang berada di garda terdepan dalam menangani Covid-19 ini.
Profesi dokter identik dengan kerja di dalam ruangan rumah sakit atau klinik dan kemudian menerima pasien yang datang berkunjung. Namun hal berbeda justru dilakukan dr. Masrurotut Daroen. Dengan jiwa sosial yang tinggi didukung dengan semangat mudanya, dokter cantik lulusan Unsoed tahun 2015 ini rela blusukan ke desa-desa.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Melewati Medan Berbahaya Demi Obati Pasien Lumpuh
2020 liputan6.com
Untuk menuju ke rumah pasien lumpuh, dokter cantik yang akrab disapa Rury ini harus rela capek-capek naik turun bukit, melewati jembatan yang berbahaya, dan menghadapi segala kondisi cuaca.
Perjuangannya itu akhirnya menarik simpati warga. Hal itu dikarenakan jarang ada dokter yang mau blusukan ke tempat-tempat terpencil tanpa dukungan biaya.
"Untuk menuju ke lokasi, saya harus menggunakan sepeda motor. Lalu diteruskan dengan jalan kaki," ujar dr. Rury dilansir Liputan6.com (30/12/2019).
Bergabung di Lembaga Non-profit
2020 liputan6.com
Selain sebagai seorang dokter, Rury adalah salah seorang petugas relawan medis untuk komunitas The Plegia, komunitas di Banjarnegara yang bergerak di bidang tunadaksa dan orang lumpuh. Sebagai relawan sebuah Lembaga non-profit, Rury harus menempuh perjalanan yang sulit untuk mencapai lokasi pengabdiannya di Desa Balekwangi, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara itu.
Kalau penyakit seorang penduduk sudah tidak bisa ditangani, ia akan membawanya ke Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, rumah sakit tempatnya mengabdi.
Dilansir dari Liputan6.com (30/12/2019), selama masa pengabdian itu Rury mengaku sudah mengobati puluhan pasien.
Blusukan Adalah Tantangan
Bagi Rury, blusukan dalam menjalani profesinya sebagai seorang dokter merupakan sebuah tantangan. Di dalam tantangan itu, ada tiga hal yang dicamkan Rury saat mengunjungi pasien-pasien di pelosok itu. Ketiga hal itu adalah tantangan untuk berbagi dan memberi, tantangan untuk berbagi sehat, berbagi ilmu, serta berbagi kebahagiaan dan motivasi.
Selain itu, blusukan bagi Rury adalah salah satu cara baginya untuk bersyukur. Lewat blusukan itu, ia bisa bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan Tuhan yang maha kuasa. Nikmat itu ia baginya kepada masyarakat yang hidup di tempat terpencil yang juga jauh dari fasilitas kesehatan.
Mengorbankan Waktu dengan Keluarga
2020 liputan6.com
Karena kesibukannya dalam memberikan perawatan kepada orang lumpuh, Rury harus rela mengorbankan waktu dengan keluarga. Ibu dari satu anak itu harus mengorbankan waktu akhir pekannya di Hari Sabtu untuk ia gunakan sebagai jadwal blusukannya.
Dilansir dari Liputan6.com, Rury berkomitmen akan terus melakukan blusukan walau harus membagi waktu dengan keluarga dan pelayanan medis di rumah sakit.
Memberi Fasilitas Kesehatan pada Masyarakat di Pelosok
Menurutnya, blusukan perlu ia lakukan karena selama ini masyarakat di daerah pelosok takut dengan rumah sakit. Biasanya rumah sakit menjadi momok ketakutan pada beberapa masyarakat.
"Dengan blusukan, saya bisa mendekatkan kesehatan kepada mereka. Sehingga tidak ada lagi jarak antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan dan tenaga medis," ujar Rury.
IDI Mendukung Pengabdian Dokter
2020 liputan6.com
Dilansir dari Liputan6.com, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banjarnegara dr. Agus Ujianto SpB mendukung seluruh anggota IDI yang melakukan pengabdian di luar. Tak hanya itu, dia bahkan mendorong seluruh dokter anggota IDI untuk memiliki kegiatan di luar agar ilmunya bermanfaat bagi orang lain.
Menurutnya, jika suatu kegiatan atau pekerjaan dimaknai sebagai pengabdian, maka manfaatnya akan lebih luas dibandingkan hanya mengikuti tuntutan profesi dan pekerjaan.
"Itulah yang sebenarnya dicari pada setiap manusia termasuk dokter," ujar Agus dilansir dari Liputan6.com (18/3).