Fakta Unik Festival Rewanda Boejana, Kearifan Lokal Warga Banyumas Hidup Berdampingan dengan Kera
Keberadaan festival ini membuat Desa Cikakak menjadi desa terbaik se-Jawa Tengah
Pada beberapa daerah, warga lokal masih melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan para leluhur. Hal ini pula yang ditemukan di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas.
Dari masa ke masa, mereka punya permasalahan yaitu invasi kera ekor panjang yang terkadang sampai masuk ke rumah-rumah dan menjarah makanan milik warga.
-
Apa yang dirayakan di Festival Bunga Bandungan? Setiap tahun warga Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang menggelar festival bunga.
-
Untuk apa Festival Bunga Bandungan diadakan? Dilansir dari ANTARA, festival bertajuk Jagad Kembang Kumandang itu dilakukan sebagai ajang pariwisata.
-
Apa yang dirayakan dalam Festival Sriwijaya? Penyelenggaraan festival di Indonesia pastinya tak lepas dari budaya dan mengenang peristiwa tertentu, salah satunya festival di Sumatra Selatan yang bernama Festival Sriwijaya. Festival ini diadakan rutin oleh pemerintah setempat bertujuan untuk mengangkat kembali nilai-nilai tradisional yang bertajuk kejayaan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau.
-
Dimana Festival Sriwijaya diadakan? Pada gelaran Festival Sriwijaya tahun ini, akan berlangsung di Plaza Benteng Kuto Besak Palembang yang menjadi salah satu tempat cagar budaya Indonesia.
-
Di mana Festival Bunga Bandungan diadakan? Berbagai jenis bunga dihias di atas mobil dan kemudian diarak dari Kantor Kecamatan Bandungan, melewati alun-alun, dan kemudian berhenti di Pasar Bunga Jetis.
-
Apa makna Festival Lampion di Candi Borobudur? Bukan hanya sebagai penghias langit saja, pelepasan lampion pada Hari Waisak juga memiliki makna dan arti yang mendalam. Meski bisa diikuti oleh masyarakat umum, pemaknaan pelepasan lampion adalah menghilangkan hal-hal negatif pada diri kita serta mewujudkan impian serta harapan setiap umatnya.
Tapi mereka tidak memilih untuk membasmi hewan liar itu. Alih-alih, mereka justru memilih hidup berdampingan dengan para kera. Bahkan warga membuat sebuah acara festival khusus yang mengundang wisatawan dari luar daerah untuk bisa datang ke sana. Festival itu bernama Rewanda Boejana.
Lalu apa keunikan dari festival itu? Berikut selengkapnya:
Makan Bersama Kera
Dikutip dari Liputan6.com, istilah Rewanda Boejana diambil dari Bahasa Jawa Kuno. Rewanda artinya kera dan Boejana artinya makan bersama. Bisa diartikan Rewanda Boejana artinya makan bersama kera ekor panjang.
Pada festival ini, warga menyuguhkan gunungan berisi hasil bumi. Gunungan ini diarak dari tanah lapang tempat upacara dimulai hingga ke lokasi kompleks Masjid Saka Tunggal di mana kumpulan kera ekor panjang kerap muncul.
Keberadaa festival inipun kemudian menjadi daya tarik wisata. Karena festival ini pula Cikakak menjadi desa wisata terbaik se-Jawa Tengah pada tahun 2021.
- Bakaua Adat, Festival Sambut Masa Bercocok Tanam Khas Masyarakat Minangkabau
- Saksikan Banyuwangi Ethno Carnival, Menparekraf: Acuan bagi Daerah Penyelenggara Event Nusantara
- Jangan Lewatkan Keseruan Festival Gunung Watu Pecah, Pertunjukan Seni dan Budaya Lokal Jember
- Fakta Menarik Festival Arakan Sahur di Jambi, Sudah Ada Sebelum Kemerdekaan
Penggerak Perekonomian Desa
Pada tahun 2024 ini, festival Rewanda Boejana kembali diadakan tepatnya pada Minggu (20/10). Festival ini diikuti 21 peserta dengan 17 gunungan dari sekolah, paguyuban seni, pemerintah desa, hingga karang taruna.
Kepala Dinporabudpar Banyumas, Setia Rahendra, mengatakan bahwa festival tersebut tak hanya sekedar memberi makan kera yang berada di sekitar Masjid Saka Tunggal, namun juga penggerak perekonomian desa bahkan daerah. Apalagi keberadaan festival ini sudah terbukti memberi efek pada perkembangan wisata, UMKM, kuliner, hingga seni pertunjukan Banyumas.
Harapannya, festival ini bisa digelar konsisten setiap tahun dan terus bertambah meriah. Dengan begitu keberadaannya makin dirasakan kebermanfaatannya terutama bagi pelaku ekonomi mikro.
Berjalan Meriah
Kepala Desa Cikakak, Akim, mengatakan, festival Rewanda Boejana pada tahun 2024 ini berjalan meriah. Tampak pula antusiasme pengunjung yang memadati lokasi festival. Mereka tak hanya datang dari daerah Banyumas, melainkan banyak pula yang datang dari luar Banyumas.
“Sebagai desa wisata, harus punya atraksi wisata yang mampu menarik wisatawan. Tak hanya wisatawan lokal, namun juga mancanegara,” kata Akim dikutip dari Liputan6.com.
Dikutip dari Jatengprov.go.id, pengunjung yang datang ke lokasi festival dilarang untuk mengoperasikan drone maupun peralatan sejenisnya terutama saat pengambilan gambar memberi makan kera. Hal ini dikarenakan alat tersebut membuat kera enggan mendekat karena takut.