Fakta Menarik Festival Arakan Sahur di Jambi, Sudah Ada Sebelum Kemerdekaan
Setiap daerah memiliki budaya dan tradisi masing-masing saat Bulan Ramadan tiba. Beberapa di antaranya dilaksanakan hanya di lingkungan masyarakat sekitar hingga dalam bentuk acara yang besar atau bisa dibilang festival.
Salah satu tradisi yang sampai sekarang masih terus digalakkan ketika Bulan Ramadan tiba di Jambi dengan bertajuk festival yaitu Arakan Sahur.
Setiap waktu sahur, pastinya kita kerap melihat sekumpulan warga yang terdiri dari pemuda-pemuda yang keliling membangunkan sahur menggunakan alat musik. (Foto: kemenparekraf.go.id)
Namun, tradisi ini berbeda di Provinsi Jambi. Acara membangunkan sahur itu diubah menjadi sebuah acara yang nyatanya bisa menjadi daya tarik wisata religi. Lebih dari itu, Festival Arakan Sahur ini juga mampu meningkatkan perekonomian daerah, lho.
Melalui acara tersebut, keharmonisan antar masyarakat di Bulan Ramadan semakin berwarna dan penuh sukacita.
Berikut fakta-fakta Festival Arakan Sahur di Jambi yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Jadi Simbol Keharmonisan antar Masyarakat
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan acara di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi ini sebagai simbol harmoni.
"Festival ini adalah kolaborasi budaya dan tradisi arakan sahur sebagai simbol harmoni," kata Menparekraf Sandiaga saat pembukaan Festival Arakan Sahur pada Minggu (17/3).
Masuk Kalender Kemenparekraf
Berawal dari sebuah tradisi, Arakan Sahur ini terpilih menjadi salah satu dari 110 event dari seluruh Indonesia yang masuk dalam kalender event tahunan Kemenparekraf yaitu Kharisma Event Nusantara atau disingkat dengan KEN.
Mengutip dari siaran pers kemenparekraf.go.id, Festival Arakan Sahur adalah event tradisi dan budaya turun-temurun warga Kuala Tungkal, Jambi saat membangunkan warga sekitar untuk bersiap melaksanakan sahur saat Bulan Ramadan.
berita untuk kamu.
Tak hanya itu, kegiatan ini sudah pasti melibatkan masyarakat setempat sehingga menjadi momen untuk meningkatkan tali silaturahmi dan persaudaraan. (Foto: Instagram/disparpora.tanjabbarat)
Sudah Ada Sebelum Kemerdekaan
Fakta unik dari tradisi Festival Arakan Sahur di Jambi ini rupanya sudah ada dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat sejak sebelum Kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1966 tradisi ini baru tercatat dalam kategori festival rakyat yang kemudian menjadi kegiatan turun-temurun yang selalu hadir saat bulan puasa.
Saat ini, Festival Arakan Sahur menjadi salah satu potensi wisata religi dan menjadi daya tarik wisatawan di Bulan Ramadan.
Tampilkan Ragam Atraksi
Dihimpun dari beberapa sumber, Arakan Sahur ini biasanya diikuti oleh orang dewasa, anak muda bahkan hingga anak kecil. Acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jambi ini akan dilaksanakan dari minggu pertama puasa hingga minggu terakhir.
Festival ini juga dimeriahkan oleh sanggar atau kelompok masjid di sekitar daerah Kuala Tungkal dengan menampilkan berbagai macam pameran atau atraksi. Secara umum, acara ini tidak jauh berbeda dengan pawai takbiran saat malam lebaran.
Dilansir dari reels Youtube Sandiuno TV, terlihat sekali kemeriahan Arakan Sahur ini yang dihiasi dengan warna-warni kostum dan juga maskot dari setiap sanggat atau kelompok masjid.
Gerakkan Perekonomian Masyarakat
Selain meningkatkan tali silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan, Festival Arakan Sahur ini rupanya juga berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat.
Bagaimana tidak, acara yang banyak dihadiri masyarakat ini sangat memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM yang menjual barang dagangannya saat acara festival berlangsung.
Festival yang dipadukan antara tradisi dan budaya ini juga menjadi salah satu potensi wisata religi yang ada di Jambi terutama saat Bulan Ramadan. Acara ini bisa menjadi daya tarik wisatawan di masa yang akan datang.
- Adrian Juliano
Salah satu sajian hidangan yang sudah menjadi tradisi ketika Ramadan ini dibuat dengan bumbu-bumbu yang kaya akan rempah dan pastinya menggugah selera.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jajanan khas Kota Jambi ini pastinya tidak pernah luput dari peminatnya terutama saat Bulan Ramadan tiba sebagai menu takjil untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaHalal bihalal adalah tradisi atau acara yang biasanya dilakukan oleh umat Islam setelah selesai merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaAkan ada banyak kegiatan menarik yang akan menghibur pengunjung di KLBB, mulai dari buka bareng, konser musik bersama artis-artis ternama.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaKenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.
Baca SelengkapnyaLebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca Selengkapnya