Intip Serunya Lomba Melamun di Solo, Ajang Kreativitas dan Olah Otak
Melamun dianggap menjadi aktivitas yang hanya buang-buang waktu. Namun hal itu coba ditepis oleh sebuah Lembaga Bahasa Korea dan Jepang di Kota Solo. Mereka menggelar sebuah perlombaan unik, lomba melamun. Tak disangka, banyak peserta yang berminat untuk mengikuti lomba ini.
Selama ini, melamun dianggap menjadi aktivitas yang hanya buang-buang waktu. Bahkan beberapa masyarakat menganggap orang yang sering melamun rawan dimasuki roh jahat sehingga membuat dia kesurupan.
Namun hal itu coba ditepis oleh sebuah Lembaga Bahasa Korea dan Jepang di Kota Solo. Mereka menggelar sebuah perlombaan unik, lomba melamun. Tak disangka, banyak peserta yang berminat untuk mengikuti lomba ini.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang ditekankan oleh Jokowi tentang UU Perampasan Aset? Jokowi menekankan pentingnya adanya undang-undang perampasan aset. Hal ini untuk memaksimalkan penyelamatan aset dan pengembalian uang negara. Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberi pengarahan dalam Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4). "Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama," ucap Jokowi.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Peserta lomba itu mencapai 40 orang. Mereka diadu siapa yang paling kuat melamun di antara mereka. Berikut keseruannya:
Ajang Kreativitas
©YouTube/Liputan6 SCTV
Tak hanya sekadar melamun, dalam perlombaan itu mereka juga mengenakan kostum menarik. Ada dari mereka yang mengenakan pakaian adat Jawa, memakai sarung, memakai pakaian pengemis, hingga ada yang mengenakan kostum putri duyung.
Para peserta mengaku senang bisa ikut lomba karena mereka menganggap bahwa melamun adalah keahliannya sekaligus sebagai sarana dalam memecahkan masalah.
“Suka melamun kadang-kadang. Terutama saat di lampu merah. Waktu lampu merahnya sudah hijau saya tetap diam gitu karena saya selalu overthingking, memikirkan masa depan saya, bagaimana saya saat ini, kalau di bahasa psikologi itu mindfullness,” terang Geraldo Armayudha, salah satu peserta lomba melamun, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (7/3).
Melamun Sampai Menangis
©YouTube/Liputan6 SCTV
Seorang peserta lain, Lailatul Badriah, mengaku bisa kuat melamun sampai satu jam. Baginya, melamun adalah salah satu cara dalam memecahkan masalah. Setelah melamun, diharapkan solusi dari masalah itu akan ditemukan.
“Saya tadi melamun capek banget. Bayangin banyak hal terutama orang tua. Malah tadi kebablasan menangis. Nggak tahu kenapa,” kata Lailatul.
Adaptasi Budaya Korea Selatan
©YouTube/Liputan6 SCTV
Diketahui, lomba melamun ini mengadaptasi budaya Korea Selatan. Panitia lomba mengatakan bahwa melamun merupakan sarana memaksimalkan kinerja otak.
“Jadi lomba ini cukup unik. Sebenarnya dari penelitian melamun itu bagus untuk me-refresh kembali kerja otak agar lebih maksimal,” ujar Desty Conita, panitia lomba melamun.
Untuk mengikuti lomba ini, calon peserta cukup mengungkapkan alasan terunik mau mengikuti lomba. Saat lomba, peserta dilarang untuk bergerak, makan, tidur, atau bermain ponsel.
Penilaian dilihat dari berapa lama para peserta bertahan dan denyut nadi yang stabil dalam interval empat kali penghitungan. Selain itu, ada pula penilaian kostum terunik.