Mencicipi Sosis Solo Mbah Bedug, Kuliner Unik Khas Boyolali yang Namanya Diberikan oleh Raja Keraton Surakarta
Resep kuliner ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1950
Resep kuliner ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1950
Mencicipi Sosis Solo Mbah Bedug, Kuliner Unik Khas Boyolali yang Namanya Diberikan oleh Raja Keraton Surakarta
Tak jauh dari Alun-Alun Pengging yang berada di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, terdapat sebuah kuliner legendaris. Namanya Sosis Solo Mbah Bedug.
-
Apa saja kuliner khas Solo yang patut dicoba? Surakarta atau Solo terkenal sebagai pusat batik dan kuliner murah meriah. Nah, kuliner apa saja yang patut dicoba saat berkunjung ke kota ini?
-
Bagaimana cara mengenal kuliner khas Solo? Anda juga bisa mencicipi kuliner khas setempat tiap berkunjung ke suatu kota atau daerah. Kali ini, Merdeka.com akan mengajak Anda berkenalan dengan aneka kuliner Solo.
-
Apa yang spesial dari Soto Gading Solo? Yang otentik dari Soto Gading Solo ini adalah kuahnya yang bening tapi kaldu ayam kampungnya sangat medok sekali. Ditambah dengan berbagai pelengkap seperti soun, tauge, keripik ketang, dan aneka bawang, harga seporsi soto yang dibanderol hanya Rp7000 hingga Rp11 ribu ini jangan sampai terlewat jika berkunjung ke Solo.
-
Dimana Sosis Solo disajikan? Sedangkan Sosis Solo disajikan sebagai kudapan atau makanan kecil.
-
Apa yang membuat Soto Podjok Kediri unik? Cita rasa soto di sini memang berbeda dari kebanyakan makanan sejenis karena tidak memakai santan sama sekali. Kuah beningnya sangat kaya dengan kaldu ayam, rasanya gurih, segar dengan rasa rempah yang nikmat saat disantap.
-
Apa keistimewaan beras Solok? Mungkin tidak banyak orang tahu kalau Kota Solok merupakan salah satu wilayah yang memiliki beras berkualitas unggul dibandingkan dengan jenis-jenis beras lainnya. Beras ini dikenal dengan nama barah Solok atau bareh Solok yang bisa dijumpai di warung-warung makan.
Kuliner Sosis Solo Mbah Bedug tak jauh berbeda dari sosis solo pada umumnya. Yang membedakan adalah ukuran Sosis Solo Mbah Bedug yang lebih besar dan isi daging cincang sapi yang khas. Resepnya sudah diwariskan secara turun temurun.
“Kita menggunakan bahan-bahan yang premium, misal daging sapi yang tidak ada lemaknya, telur dengan kualitas bagus, tepung terigu yang bagus, dan minyak kelapa. Jadi lebih sehat untuk gorengan,”
kata Desi Tri Pratiwi, pemilik kuliner Sosis Solo Mbah Bedug, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Selasa (20/2).
Dengan bahan-bahannya yang berkualitas, kuliner ini digandrungi banyak orang. Kelezatannya tersebar dari mulut ke mulut. Selain itu, pihak pemilik kuliner juga melakukan pemasaran lewat media sosial yang terbukti ampuh.
“Ini saya tahu dari media sosial. Harganya juga terjangkau bagi masyarakat. Varian rasanya juga banyak,” kata Eni Lestari, salah seorang pembeli kuliner Sosis Solo Mbah Bedug.
Ada cerita menarik di balik pemberian nama “Mbah Bedug” pada sosis solo ini. Saat itu, tepatnya pada tahun 1950, kakek dari Desi merupakan abdi dalem Keraton Surakarta. Ia meminta izin berjualan di Boyolali. Sang raja mengizinkannya dan memberinya nama “Sosis Bedug”. Kini Sosis Mbah Bedug diteruskan oleh generasi keempat.
“Karena ini sudah nama turun-temurun dari simbah. Jadi kami hanya melestarian namanya simbah dulu,” terang Desi.
Dalam sehari, Desi bisa menjual sebanyak 700 sosis solo. Bahkan di hari libur sosis yang terjual bisa mencapai lebih dari 1.000 buah.
Harga kuliner ini juga relatif terjangkau, yaitu Rp4.000 untuk sosis solo isi ayam, dan Rp5.000 untuk sosis solo isian sapi.
Karena rasanya dan juga pamornya sebagai kuliner legendaris, banyak masyarakat yang menjadikan kuliner ini sebagai oleh-oleh.
“Saya langganan di sini sudah 10 tahun. Rasanya mantap sekali. Ini sosis paling enak yang pernah saya rasakan. Setiap saya pulang ke Solo oleh-olehnya pasti ini,” kata salah seorang pembeli, dikutip dari kanal YouTube Grand Food Channel.