Kisah Hidup Huang Hua, Pebulu Tangkis Putri Legendaris China yang Kini Tinggal di Klaten
Kini ia bersahabat dengan pebulu tangkis legendaris Indonesia, Susi Susanti
Kini ia bersahabat dengan pebulu tangkis legendaris Indonesia, Susi Susanti
Kisah Hidup Huang Hua, Pebulu Tangkis Putri Legendaris China yang Kini Tinggal di Klaten
Pada era tahun 1990-an, hiduplah seorang pemain bulu tangkis asal China bernama Huang Hua. Saat itu tim bulu tangkis asal China sedang jaya-jayanya dan mendominasi di tiap kejuaraan yang diikutinya.
-
Siapa yang memburu bulu huia? Perburuan bulu huia oleh orang Eropa menyebabkan kepunahan mereka.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam keluarga Huan? Dalam penggalian tersebut, para arkeolog menemukan tiga makam dari Dinasti Han, periode yang berlangsung dari tahun 206 SM hingga 220 M. Makam-makam berusia 1.800 tahun itu memiliki model yang sama, salah satu liang kubur berisi dua makam dan sebuah lorong miring yang mengarah ke pintu masuk, kata institut. Prasasti di dua makam memiliki nama keluarga yang sama, Huan, yang menunjukan kemungkinan bahwa kompleks tersebut milik sebuah keluarga.
-
Siapa yang menemukan laba-laba kerdil Huishui? Tim penelitian yang terlibat dalam penemuan ini adalah Guchun Zhou, Weifeng Du, Chengxiang Xu, dan Muhammad Irfan.
-
Bagaimana Sun Hongxia merawat suaminya? Dia menghabiskan waktu dan tenaganya untuk merawat suaminya. Berada dalam kondisi koma yang panjang, membuat suami Sun mengalami serangkaian masalah fisik hingga membutuhkan alat trakeostomi untuk membantunya bernafas dan kateter urin. Dokter mengatakan, dibutuhkan kerja keras dan kesabaran untuk menjaganya tetap hidup, namun Sun tidak pernah goyah maupun menyerah dalam pengabdiannya pada suaminya.
-
Di mana laba-laba kerdil Huishui ditemukan? Laba-laba kerdil Huishui ditemukan sekitar 9 hingga 18 meter di dalam gua dan terlihat membuat jaring di bawah batu-batu, demikian disebutkan dalam penelitian tersebut.
-
Siapa yang meneliti makam keluarga Huan di kota Rizhao? Namun, beberapa abad setelahnya, situs tersebut kembali diteliti para arkeolog di kota Rizhao, dengan menggali gundukan yang rusak sebagian, sebelum perluasan taman di wilayah tersebut.
Bersama pemain Tunggal putri lainnya seperti Ye Zhaoying, Huang Hua berhasil merajai Piala Uber tahun 1990 hingga 1992. Selain itu ia juga berhasil menjuarai Swedia Terbuka (1990), Thailand Terbuka (1990), Malaysia Terbuka (1990,1992), Korea Terbuka (1991), Singapura Terbuka (1991), Jepang Terbuka (1990,1991), dan Tiongkok Terbuka (1991).
Dilansir dari Wikipedia, Huang Hua lahir pada 16 November 1969. Ia berasal dari keluarga sederhana di Guangxi, China. Pada usianya yang masih 15 tahun, ia sudah menjadi bagian dari tim nasional China.
Sejak kecil, ia harus meninggalkan rumah. Hampir seluruh masa kecilnya habis untuk latihan bulu tangkis.
“Saya tidak terlalu banyak mendapatkan banyak hal yang menyenangkan, karena menjadi pemain bulu tangkis tidak terasa bahagia, seperti berusaha menyelesaikan sebuah misi. Sepertinya waktu itu adalah waktu yang sulit,”
kata Huang Hua dikutip dari kanal YouTube Huang Hua.
Pada masanya, Huang Hua merupakan pesaing pebulu tangkis Indonesia Susi Susanti.
Bahkan keduanya pernah berhadapan di Kejuaraan Bulu Tangkis Inggris Terbuka pada tahun 1990.
Pada pertandingan itu, Huang Hua kalah dan harus puas menjadi finalis.
Pada Olimpiade tahun 1992, Huang Hua berhasil melaju ke semifinal dan kembali bertemu Susi Susanti. Sayang pada pertandingan itu Huang Hua kalah dan harus puas mendapatkan medali perunggu.
“Jika dilihat dari level percaya diri, pencapaian ini harusnya membuat diri saya puas. Tetapi saya merasa prestasi ini tidak terlalu besar, jadi bukanlah sebuah hal yang patut dibanggakan,” ujarnya.
- Kisah Hidup NH Dini Penulis Legendaris Asal Semarang, Mantan Pramugari yang Hidup Berkelana di Luar Negeri
- 40 Pantun Teka Teki Lucu dan Jawabannya, Bikin Mikir & Cocok Sebagai Hiburan
- 24 Pantun Berbalas Lucu Remaja, Menghibur dan Bikin Ngakak
- Legenda Pulau Dedap Riau, Berawal dari Kisah Cinta yang Berujung Durhaka dengan Ibunda
Di puncak kariernya, Huang Hua malah mengundurkan diri saat ditunjuk jadi pelatih. Ia kemudian menikah dengan Budi Tjandra, seorang pengusaha asal Indonesia pada tahun 1993. Bersama suaminya, ia menyelesaikan studi di San Diego, Amerika Serikat.
Setelah itu ia menjadi ibu rumah tangga dan fokus mengurus suami dan anak-anaknya. Malah saat tinggal di Indonesia ia semakin dekat dengan Susi Susanti yang menjadi rivalnya dulu.
Kini ia tinggal di sebuah rumah di Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten. Walaupun kini sudah tak menjadi bagian dari kejayaan bulu tangkis China, namun ia mengaku bangga pernah mewakili negeri tercintanya dan menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia. Menurutnya, semua itu tak bisa diraih tanpa kerja keras.
“Giat segiat-giatnya. Meskipun kamu seorang atlet yang baik, semuanya harus dilakukan dengan bekerja keras. Karena dalam atletik kamu membutuhkan prestasi untuk membuktikan diri. Saya rasa di dunia ini tidak ada hal yang jatuh dari langit. Jadi kalau mau sukses harus giat,”
Kata Huang Hua mengungapkan rahasia di balik kesuksesannya menjadi atlet bulu tangkis.