Lomba Penulisan Artikel BPIP Tuai Pro Kontra, PSPBN UIN Sunan Kalijaga Nyatakan Ini
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar kompetisi penulisan artikel tingkat nasional untuk memperingati Hari Santri. Dua tema yang diajukan BPIP tentang menghormati bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan dalam perspektif hukum Islam menuai pro dan kontra. Ini sikap PSPBN UIN Sunan Kalijaga.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar kompetisi penulisan artikel tingkat nasional untuk memperingati Hari Santri pada 22 Oktober 2021 mendatang. Ada dua pilihan tema yang disodorkan panitia untuk para peserta, yakni menghormati bendera perspektif hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan perspektif hukum Islam.
Dua tema tersebut menuai pro dan kontra. Sebagian kalangan menyebut ide kompetisi yang menekankan perspektif hukum Islam menunjukkan kecenderungan islamophobia, karena pilihan temanya dianggap menyudutkan umat Muslim. Sebagian yang lain melihat tema kompetisi ini sudah usang karena hubungan agama dengan simbol nasionalisme tidak perlu dibahas lagi.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Kenapa publik jadi perhatian sama kabar Jeanneta? Jeanne jadi perhatian publik gara-gara kabar cerai ini.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
Beri Dukungan
Lihat postingan ini di Instagram
Menyikapi munculnya berbagai tanggapan miring berkenaan dengan tema penulisan artikel yang diselenggarakan BPIP, Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan dukungan penuh terhadap kompetisi tersebut.
Berikut beberapa pertimbangan yang disampaikan Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN), Dr. Moh. Tantowi M.Ag melalui keterangan pers yang diterima Merdeka, Minggu (15/8/2021):
1. Upaya membangun jiwa nasionalisme dan kecintaan pada tanah air perlu terus ditumbuhkan, yang tidak bisa dianggap sebagai proses yang pasti akan terjadi (taken for granted). Bagian dari ikhtiar menumbuhkan dan mengembangkan jiwa nasionalisme ini adalah dengan menggali dan menguatkan basis-basis kultural bangsa, di antaranya adalah melalui nilai-nilai keagamaan.
2. Penulisan artikel mendorong para pesertanya untuk melacak, menginvestigasi, dan menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan yang ada pada bendera dan lagu kebangsaan serta menghubungkannya dengan nilai-nilai keagamaan. Proses olah pikir yang terlibat di dalam penulisan artikel ini akan mendorong para pesertanya pada penemuan simbol bendera dan lagu kebangsaan yang sarat makna dan nilai.
3. Penemuan baru simbol-simbol nasionalisme yang lebih sarat makna dan nilai ini akan menciptakan kesadaran kewarganegaraan yang baru, sehingga semangat jiwa nasionalisme tidak lagi dipaksakan oleh negara, melainkan tumbuh dari kesadaran berpikir warga negara yang menggunakan akal sehat dan pemikiran kritis.
4. Perspektif hukum Islam yang dipilih untuk menggali khazanah pemikiran kaum santri terkait simbol-simbol nasionalisme membentang luas secara temporal dari warisan pemikiran Islam klasik hingga ke masa kontemporer. Kajian dalam kerangka waktu ratusan tahun ini diharapkan akan menyajikan bukan hanya dinamika pemikiran Islam dari berbagai masa, tapi juga dinamika konteks sosial masyarakat Islam dalam berbagai bentuk pengorganisasian sosial. Melalui lomba penulisan artikel ini diharapkan muncul dialog antara teks-teks keagamaan dan konteks sosial yang melingkupinya. Dengan demikian, yang diharapkan muncul dari lomba penulisan artikel ini justru kekayaan budaya dan pemikiran masyarakat Islam yang sejalan dengan pemikiran kebangsaan, bukan semata-mata judgement (prasangka) dan jargon.
5. Munculnya kesadaran kewarganegaraan yang baru dan penelusuran kajian fikih kebangsaan yang dinamis secara temporal dan kontekstual diharapkan akan menjadi basis kultural yang kuat, tidak hanya untuk mewujudkan hubbul wathan (cinta bangsa/tanah air) tetapi juga hifdzul buldan (menjaga bangsa/tanah air).
6. Sikap “sinisme” sebagian kalangan terhadap inisiasi BPIP untuk menyelenggarakan kompetisi penulisan artikel tingkat nasional, yang mengambil tema tentang menghormati bendera perspektif hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan perspektif hukum Islam, justru menguatkan dan semakin relevan untuk mengkaji tema ini secara ilmiah.
Sebut Kerja Cerdas BPIP
Senada, Ketua Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir seIndonesia, Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A atas nama organisasi menyebut lomba penulisan artikel yang digelar BPIP merupakan salah satu wujud kerja cerdas.
Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir seIndonesia memiliki tiga alasan mendukung penyelenggaraan lomba penulisan artikel yang digagas BPIP tersebut.
“Pertama, bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius, atau paling tidak, memiliki agama dan keyakinan tertentu. Dalam hal tindakan apapun, baik yang terkait dengan politik, ekonomi maupun budaya, mereka selalu mengaitkannya dengan agama atau keyakinannya masing-masing. Hal ini merupakan salah satu kekhasan bangsa Indonesia. Maka, adalah hal wajar bila bangsa Indonesia yang beragama Islam bertanya, misalnya: Apa hukum hormat bendera? Apa hukum menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan yang sama mungkin juga muncul dalam benak saudara-saudara kita yang beragama selain Islam. Dengan lomba ini BPIP berusaha memberikan wadah kepada umat Islam untuk mengekspresikan pandangan-pandangannya dalam artikel mereka tentang tema-tema tersebut di atas. Memang, perbedaan pandangan bisa saja terjadi dan wajar saja. Singkat kata, dengan lomba ini BPIP sedang ‘membina’ masyarakat untuk menuangkan pandangannya dalam bentuk tulisan,” bunyi siaran pers yang diterima Merdeka, Minggu (15/8).
Selanjutnya, lomba ini disebut dapat membangun kesadaran lebih dalam tentang relasi timbal balik antara negara dan agama. Negara mendukung eksistensi agama, begitu juga sebaliknya. Hal ini penting agar bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa sekuler yang memisahkan negara dari agama.
“Ketiga, lomba semacam ini merupakan sarana pembiasaan bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda, untuk lebih gemar menulis gagasan dan pandangannya tentang tema tertentu. Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik, mereka tentunya harus membaca buku- buku dan artikel-artikel terkait. Dengan kata lain, melalui lomba ini BPIP sedang membangun masyarakat yang lebih maju, khususnya, dalam bidang literasi kenegaraan dan keagamaan,” pungkas siaran pers tersebut.