Mengenal Puthul Goreng, Kudapan Ekstrem Selain Belalang khas Gunungkidul
Selain belalang, Gunungkidul ternyata juga memiliki makanan unik lain yang bisa dicicipi yakni Puthul goreng. Sekilas kudapan ini mirip kumbang, dengan ukuran sebesar ujung jari. Namun di balik bentuknya yang eksotis, cita rasa puthul tak kalah nikmat dari belalang goreng.
Walang atau belalang goreng sudah lama kesohor sebagai kudapan ekstrem, khas Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Rasanya yang gurih, dengan olahan bumbu pedas membuat kuliner ini digemari setiap penikmatnya.
Namun selain belalang, Gunungkidul ternyata juga memiliki makanan unik lain yang bisa dicicipi yakni Puthul goreng. Sekilas kudapan ini mirip kumbang, dengan ukuran sebesar ujung jari. Namun di balik bentuknya yang eksotis, cita rasa puthul tak kalah nikmat dari belalang goreng.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Siapa yang menunjuk Sitor Situmorang menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta? Pada tahun 1947, Sitor di tunjuk oleh Menteri Penerangan, Muhammad Natsir untuk menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta.
-
Apa yang terlihat di langit Yogyakarta pada tanggal 14 September 2023? Malam hari, tanggal 14 September 2023, sebuah objek bercahaya panjang terbang di langit Jogja. Penampakan ini terlihat di berbagai tempat. Cahaya panjang itu bergerak dari selatan ke utara.
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 2 November 1949, Yogyakarta yang sejak tahun 1946 menjadi ibu kota negara hanyalah sebuah negara bagian di bawah naungan Republik Indonesia Serikat (RIS).
Biasanya makanan tersebut dijadikan untuk lauk oleh sejumlah masyarakat di sana. Sajian puthul goreng akan semakin nikmat jika disajikan dengan sepiring nasi hangat maupun dimakan sebagai camilan.
Biasa Muncul saat Musim Penghujan
©2022 YouTube Gunungkidul Punya/ Merdeka.com
Mengutip kanal YouTube Gunungkidul Punya, puthul merupakan sejenis serangga yang memiliki bentuk mirip dengan kumbang. Biasanya warnanya tidak hitam, namun sedikit merah kecoklatan gelap.
Serangga ini akan hinggap di atas daun akasia dan juga daun pisang, serta sangat mudah dijumpai ketika petang saat musim penghujan.
“Jadi puthul ini makannya daun, dan dia akan jatuh serta bisa langsung diambil ketika sudah kenyang memakan daun,” terang warga yang mencari puthul di kanal tersebut.
Digoreng dengan Bumbu Bacem
Bagi masyarakat di Gunungkidul, puthul akan sangat lezat ketika diolah dengan cara dibacem. Bumbu yang dipakai sangat mudah diperoleh di dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai (opsional), garam, penyedap rasa serta gula jawa sebagai penguat rasa bacemnya.
Untuk mengolah puthul, mula-mula hewan tersebut dibersihkan dan dibuang bagian sayapnya yang kerasnya. Setelah bersih, Puthul bisa direbus selama kurang lebih lima menit lalu ditiriskan. Sebelum digoreng, pencucian bisa kembali dilakukan agar bisa benar-benar bersih.
Sementara itu, seluruh bumbu yang telah disiapkan kemudian dihaluskan dan dimasukkan ke dalam penggorengan untuk selanjutnya dipanaskan bersama air secukupnya. Kemudian, puthul yang sudah bersih bisa dimasukkan ke wajan tersebut agar bumbu meresap dan terakhir digoreng sedikit lama dengan api sedang.
Mengalahkan Gurihnya Belalang Goreng
©2022 YouTube Gunungkidul Punya/ Merdeka.com
Merujuk laman goodnewsfromindonesia, olahan serangga puthul umumnya bisa dijumpai di beberapa daerah Gunungkidul, salah satunya Kecamatan Paliyan. Warga setempat sangat menyukai hewan tersebut karena rasanya gurih, asin dengan sedikit manis bisa melebihi belalang goreng.
Namun dalam pengolahannya, perlu dibersihkan secara sempurna termasuk dengan bulunya agar lebih nikmat. Beberapa warga ada juga yang menjual mentahnya seharga Rp40 ribu, untuk satu wadah puthul dalam botol air mineral ukuran 1.500 mililiter.
Makanan ini cocok untuk dicicipi saat berkunjung dan berwisata ke Kabupaten Gunungkidul, karena cita rasanya yang sukses membuat ketagihan.