Mengenal Sosok Fransisca Fanggidaej, Nenek Aktor Reza Rahadian Ternyata Penasihat Presiden Soekarno
Sikap progresif dan kritis dari Reza Rahadian menurun dari neneknya, Fransisca Casparina Fanggidaej. Ia adalah tokoh pergerakan wanita Indonesia asal Timor
Pada Kamis (23/8), aktor Reza Rahadian turut menyampaikan aspirasinya dalam demonstrasi di Gedung DPR RI pada Kamis (23/8). Ternyata sikap progresif dan kritis dari Reza Rahadian menurun dari neneknya, Fransisca Casparina Fanggidaej. Ia adalah tokoh pergerakan wanita Indonesia asal Timor Barat.
Semasa hidupnya Fransisca menekuni berbagai profesi mulai dari guru, wartawan, hingga penasihat Presiden Soekarno. Namun saat masa Orde Baru ia hidup di pengasingan sehingga tak bisa kembali ke Indonesia puluhan tahun lamanya.
-
Siapa yang mengutarakan rasa syukurnya memiliki Reza Rahadian? Prilly menulis, "Selamat ulang tahun untuk cahaya mataku." Bahkan, Prilly menyampaikan rasa syukurnya memiliki Reza yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
-
Kapan Reza Rahadian berangkat umroh? Reza Rahadian, aktor populer Indonesia yang dikenal lewat perannya dalam film "Siksa Kubur," baru-baru ini menjadi sorotan publik. Bersama sang manajer, Reza Rahadian diketahui tengah menjalani ibadah umrah di Tanah Suci sejak Selasa (23/4/2024).
-
Model rambut ikal seperti apa yang ditampilkan oleh aktor Reza Rahardian? Seorang aktor yang memiliki dampak besar dalam industri perfilman Indonesia ini seringkali menampilkan gaya rambut ikalnya. Tidak jarang, gaya penataan rambut dari bintang film Pasutri Gaje ini tampak sedikit berantakan.
-
Siapa yang menemani Reza Rahadian saat umroh? Reza Rahadian menjalani umroh bersama manajer dan sahabat dekat.
-
Bagaimana Reza Rahardian mengekspresikan kasih sayang kepada Prilly Latuconsina? Bahkan, Reza kerap mengekspresikan kasihnya kepada Prilly Latuconsina melalui bahasa cinta fisik.
-
Bagaimana Reza Rahadian terlihat selama menjalankan ibadah umroh? Potret Reza Rahadian yang tengah menjalani ibadah umrah memperlihatkan suasana khusyuk dan penuh makna.
Berikut kisah selengkapnya:
Masa Kecil Fransisca
Franssca lahir di Noel Mina, Timor Barat, pada 16 Agustus 1925. Ayahnya, Gottlieb Fanggidaej, merupakan kepala pengawas di Burgerlijke Openware Werken (BOW), atau Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Hindia Belanda.
Dalam kewenangan hukum Belanda, keluarganya dimasukkan ke dalam golongan masyarakat Belanda walau mereka tak punya darah Belanda sama sekali. Masa kecil Fransisca banyak dihabiskan di Surabaya. Ia belajar di Europeesche Lagere School (ELS) dan melanjutkan pendidikan di MULO. Di rumahnya ia hanya diizinkan berbahasa Belanda.
Muncul Benih Perjuangan
Fransisca sadar bahwa keberuntungan yang ia peroleh selama hidup merupakan bagian dari sistem kolonialisme. Kesadaran itu muncul saat Fransisca melihat sang ayah dihina oleh orang Belanda karena berkulit hitam.
Sejak saat itu, muncul benih-benih perjuangan dalam diri Fransisca. Pada November 1945, ia ikut Kongres Pemuda di Yogyakarta. Selain itu, ia juga bergabung dengan organisasi Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo). Ia juga memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi pada tahun 1947.
- Bukan Wamen, Potret Raffi Ahmad Gandeng Nagita Slavina Dilantik jadi Utusan Khusus Presiden di Istana Negara
- Profil Francisca C. Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian Seorang Pejuang Perempuan yang Terbuang
- Bikin Merinding Orasi Reza Rahadian Sorot Tajam DPR Begal Putusan MK soal Undang-Undang Pilkada
- Mengenal Sosok Roestam Effendi, Sastrawan Sumatera yang Memperjuangkan Kemerdekaan Lewat Politik
“Rasa bangga meluap-luap di dadaku saat menggenggam secarik kertas merang bernama paspor ini. karena paspor ini bukan sekedar simbol formalitas untuk melintasi batas kenegaraan. Tetapi juga merupakan jati diri bangsa yang berjuang mengejewantah,” ujar Fransisca seperti dikutip dari website Goodnewsfromindonesia.
Jadi Penasihat Soekarno
Pada tahun 1964, Fransisca menjadi penasihat Presiden Soekarno dalam kunjungannya ke Aljazair. Pada tahun 1965, ia berkunjung ke Chili sebagai anggota delegasi Indonesia dalam Kongres Wartawan Internasional di sana.
Pada waktu bersamaan, meletus peristiwa G30S PKI sehingga ia tidak bisa pulang ke Indonesia. Selama 20 tahun ia menetap di China. Sejak tahun 1985, ia menetap di negeri Belanda.
Di Belanda, ia menjadi anggota Komite Indonesia-Belanda dan ikut mendirikan Yayasan Studi Asia. Pada tahun 2003, untuk pertama kalinya Fransisca bisa pulang ke Indonesia untuk menemui keluarganya.
Nenek Reza Rahadian
Dikutip dari Wikipedia, Fransisca memiliki banyak cucu, salah satunya Reza Rahadian. Pada tahun 1948, ia menikah dengan seorang anggota dewan dari Pesindo bernama Sukarno. Dari Sukarno ia memperoleh seorang anak perempuan, Nilakandi Sri Luntowati.
Ia kemudian menikah dengan seorang wartawan bernama Soepriyo. Dari pernikahannya dengan Soepriyo ini Fransisca memperoleh enam orang anak yaitu Dien Rieny Saraswati, Alm Godam Ratamtama, Nusa Eka Indriya, Savitri Sasanti Rini, Pratiwi Widianti, dan Mayanti Trikarini. Reza Rahadian sendiri merupakan cucu Fransisca dari Pratiwi Widianti.