Nikmatnya Bubur Samin, Hidangan Takjil Asli Kalimantan yang Digemari Warga Solo
Bubur Samin sejatinya merupakan kuliner asli masyarakat Banjar, Kalimantan. Namun saat ini, banyak warga Solo yang menyukai bubur itu sehingga banyak diserbu pada Bulan Ramadan. Kuliner ini menjadi sajian khas para jemaah Masjid Darussalam yang berada di Kampung Jayengan, Solo.
Satu hal yang dinantikan pada setiap kedatangan Bulan Suci Ramadan adalah sajian kuliner takjil yang dihidangkan menjelang berbuka puasa. Setiap daerah memiliki sajian kuliner khasnya masing-masing. Salah satunya Bubur Samin, kuliner khas warga Solo.
Bubur Samin sejatinya merupakan kuliner asli masyarakat Banjar, Kalimantan. Namun saat ini, banyak warga Solo yang menyukai bubur itu sehingga banyak diserbu pada Bulan Ramadan. Kuliner ini menjadi sajian khas para jemaah Masjid Darussalam yang berada di Kampung Jayengan, Solo.
-
Bagaimana cara kita untuk menyambut bulan Ramadhan? اَللَّهُمَّ باَرِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْناَ رَمَضَانَ Artinya:"Ya Allah, berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya'ban dan pertemukan kami dengan bulan Ramadhan." (HR Ahmad)
-
Bagaimana cara membuat pantun Ramadhan lucu? Pantun Ramadhan lucu bisa membangkitkan semangat sekaligus memberi pesan penting bagi siapapun yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
-
Bagaimana cara mengerjakan Puasa Ganti Ramadhan? Tata cara puasa ganti Ramadhan juga bisa dilakukan tidak secara berurutan. Misalnya, umat Islam bisa mengerjakan puasa ganti Ramadhan pada hari Senin, kemudian Rabu, kemudian Kamis. Mereka bisa menggantinya kapan saja asalkan utang puasa bisa dilunasi.
-
Bagaimana cara merangkai kata-kata untuk spanduk Ramadhan? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (7/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Bagaimana cara orang membuat pantun yang lucu di bulan Ramadhan? Pantun menyambut bulan Ramadhan juga bisa dibuat dengan kata yang lucu.Tujuannya agar orang yang membaca pantun tersebut bisa terhibur dan semangat menjalani puasa dibulan suci Ramadhan.
-
Bagaimana cara mengganti puasa Ramadhan? Untuk membayar hutang puasa tahun lalu, seseorang perlu menjalankan puasa setiap hari yang tertinggal. Puasa ini dapat dilakukan pada waktu yang dikehendaki, selama tidak bertentangan dengan hari-hari yang dilarang berpuasa dalam Islam, seperti hari raya atau tanggal 10 Dzulhijjah selama ibadah Haji.
Pada saat menu bubur ini akan disajikan, ratusan warga yang datang dari penjuru Kota Solo mendatangi halaman belakang masjid dan rela antre hanya untuk mendapatkan Bubur Samin. Berikut selengkapnya.
Dibawa Pedagang Permata dari Martapura
©2020 liputan6.com
Sebenarnya, nama asli dari Bubur Samin adalah Bubur Banjar. Pada 1890-an, para pedagang permata dari Martapura, Kalimantan Selatan, mulai berdatangan ke Solo dan menetap di Jayengan. Mereka kemudian mendirikan musala yang kemudian berkembang menjadi bangunan Masjid Darussalam.
Dilansir dari Liputan6.com, selain berdagang permata, mereka juga membawa tradisi dan kebiasaan mereka dari daerah asal. Salah satunya adalah menyantap makanan yang dicampur dengan minyak samin khas Kalimantan. Makanan itulah yang kemudian dikenal dengan nama Bubur Samin yang sampai sekarang menjadi makanan khas daerah itu.
Awalnya Hanya Untuk Jemaah Masjid
©2020 liputan6.com
Ketua Takmir Masjid Darussalam HM Rosyidi Muchdlor menjelaskan tradisi menyajikan Bubur Samin di kala takjil dimulai pada 1965. Waktu itu, Bubur Samin hanya dihidangkan untuk para jemaah masjid. Lima belas tahun kemudian hidangan ini baru dikenal publik luas.
"Bubur samin mulai go public pada 1980-an. Tidak hanya bisa disantap oleh para jemaah, namun warga yang bersedia,” ujar Rosyidi dilansir Liputan6.com.
Proses Pembuatan Bubur Samin
©2020 liputan6.com
Proses Pembuatan Bubur Samin di Masjid Darussalam Jayengan sudah dimulai pada pukul 11.00. Setiap harinya, dibutuhkan sebanyak 45 kg beras untuk membuat 1.000 porsi bubur samin. Karena banyaknya porsi yang harus dihidangkan, butuh puluhan pengurus masjid untuk membuatnya. Mereka mengaduk adonan bubur secara bergantian.
Mulai pukul 14.30, satu per satu warga mulai berdatangan membawa rantang. Beberapa di antara mereka memang sengaja datang lebih awal agar bisa mengikuti Salat Asar berjemaah di Masjid Darussalam. Pada pukul 16.00, bubur siap disajikan. Setelah itu takmir memberi do’a dan kemudian pengurus membagikan bubur kepada jemaah yang hadir.
Bisa Dibawa Pulang
©2020 liputan6.com
Secara turun temurun, Bubur Samin telah menjadi menu khas Masjid Darussalam. Warga yang ingin mendapatkannya tak hanya berasal dari wilayah Solo dan sekitarnya, namun juga dari luar Solo. mereka ikut mengantre dan mendapatkan bubur tersebut untuk dibawa pulang.
“Selain dibagikan kepada masyarakat umum untuk dibawa pulang, Bubur Samin ini juga menjadi menu buka bersama di masjid selama bulan Ramadan,” terang Rosyidi dilansir Liputan6.com.
Pendanaan Pembuatan Bubur
©2015 merdeka.com/arie sunaryo
HM Rosyidi menjelaskan pendanaan pembuatan bubur itu dihimpun dari jemaah dan donatur yang tersebar dari berbagai daerah seperti Malang, Tulungagung, dan ada pula yang dari Majenang, Cilacap. Namun dalam beberapa tahun belakangan, alumnus Masjid Darussalam yang menetap di Singapura menjadi donatur tetap pembuatan Bubur Samin.
“Jika ditotal untuk kegiatan selama Ramadan termasuk pembuatan Bubur Samin, dana yang dibutuhkan sekitar Rp 85 juta. Untuk operasional sehari-hari seperti untuk tadarus dan tarawih itu butuh sekitar Rp 900 ribu,” ujar Rosyidi dilansir Liputan6.com.
Rela Jauh-jauh Datang Demi Bubur Samin
©2020 liputan6.com
Demi menikmati sajian Bubur Samin, bahkan ada warga dari luar Solo yang rela jauh-jauh datang ke Masjid Darussalam. Salah satunya adalah Maryanto. Warga Kaliyoso, Sragen itu rela menempuh jarak yang jauh dari rumahnya untuk mendapatkan bubur satu ini.
“Saya setiap hari selama Bulan Ramadan selalu ke sini untuk mendapatkan Bubur Samin. Saya berangkat dari rumah usai Salat Zuhur dan nanti setelah Asar sudah dapat bubur langsung pulang,” ungkap Maryanto dilansir Liputan6.com.