Penggunaan Masker Bisa Sebabkan Kekurangan Oksigen? Begini Penjelasan Dokter RSA UGM
Walaupun bermanfaat sebagai penangkal virus, banyak orang yang percaya bahwa penggunaan masker memiliki efek samping yaitu bisa menyebabkan kekurangan oksigen. Tapi asumsi itu dibantah oleh Dokter RSA UGM dr. Mahatma Sotya Bawono. Menurutnya, amannya penggunaan masker telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan.
Bermanfaat sebagai penangkal virus, banyak orang yang percaya bahwa penggunaan masker memiliki efek samping yaitu bisa menyebabkan kekurangan oksigen. Tak hanya itu, penggunaan masker yang terlalu lama juga dipercaya bisa menyebabkan penimbunan karbondioksida yang bisa menyebabkan pusing, mual, sakit kepala, dan detak jantung yang meningkat.
Hal tersebut yang terkadang menjadi dalih orang-orang yang tetap “ngeyel” tidak mau menggunakan masker. Tapi asumsi itu dibantah oleh Dokter Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada dr. Mahatma Sotya Bawono.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Belum ada bukti yang mendukung kalau pemakaian masker berdampak negatif seperti mengakibatkan keracunan karbondioksida dan kekurangan oksigen,” ujar Mahatma dikutip dari ANTARA pada Rabu (12/8).
Menurut doket spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dan bedah kepala leher ini, amannya penggunaan masker telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan. Berikut selengkapnya:
Bukti Kalau Masker Aman
©2020 Merdeka.com/Dedi Rahmadi
Mahatma memberi contoh, dalam operasi yang berlangsung selama beberapa jam, belum dijumpai kasus kalau ada dokter maupun tenaga medis yang mengalami keracunan karbondioksida maupun kekurangan oksigen hingga dia pingsan. Padahal, selama operasi itu, mereka diwajibkan untuk menggunakan masker.
“Kalau sampai ada nakes yang pingsan, itu bukan murni karena maskernya. Perlu dilihat juga ada faktor lain pada individu tersebut. Bisa jadi mereka sedang lapar maupun dehidrasi sehingga tanpa masker pun sudah ada risiko pingsan,” kata Mahatma.
Masih Ada Celah Udara Pada Masker
©Shutterstock
Menurut Mahatma, penggunaan masker justru sangat dianjurkan pada masa pandemi ini. Hal ini dikarenakan sudah ada penelitian yang menyatakan kalau masker sangat efektif mengurangi transmisi Virus Corona yang berukuran nanometer.
Walau begitu, setebal apapun maskernya, tetap masih bisa ditembus oksigen dan karbondioksida sehingga tidak mengganggu sirkulasi udara dalam pemakaiannya.
“Masih ada celah untuk udara bertukar. Kalau tidak tembus sama sekali, tiga menit setelah pemakaian masker bisa langsung pingsan,” ungkap Mahatma.
Gunakan Masker dengan Benar
©https://blog.japanesecreations.com/
Karena hal itulah Mahatma mengimbau pada masyarakat agar tidak khawatir dalam menggunakan masker karena fungsinya yang bisa mencegah diri dari penularan virus.
Namun dia mengimbau pada masyarakat agar tidak menggunakan masker N-95 yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan yang bersinggungan langsung dengan pasien Virus Corona.
“Memakai masker N-95 memang kurang nyaman dan sangat melelahkan. Oleh karena itu masyarakat umum cukup memakai masker kain tiga lapis saja dengan memperhatikan cara penggunaan dan melepasnya dengan benar,” kata Mahatma.
Aman Digunakan Saat Berolahraga
©Pixabay
Sementara itu dokter spesialis paru-paru RSA UGM dr. Siswanto menambahkan bahwa sebenarnya pemakaian masker juga aman saat berolahraga dan tidak mengganggu fungsi paru-paru.
Dia menjelaskan dari sisi fisiologis, kapasitas paru-paru manusia jauh lebih tinggi hingga 200 kali dari kapasitas jantung dan pembuluh darah.
“Penggunaan masker dapat menurunkan risiko tertular COVID-19 dan tidak ada perbedaan dampak negatif pada fungsi paru maupun parameter metabolik,” kata Siswanto dikutip dari ANTARA pada Rabu (12/8).