Psikosomatik adalah Gangguan Keluhan Fisik Pengaruh Pikiran, Ketahui Berbagai Efeknya
Psikosomatik merupakan salah satu gangguan umum yang dapat terjadi pada siapa saja. Psikosomatik adalah gangguan keluah fisik yang muncul karena pengaruh pikiran. Tak heran, jika gangguan ini umumnya tidak memiliki penjelasan medis.
Psikosomatik merupakan salah satu gangguan umum yang dapat terjadi pada siapa saja. Psikosomatik adalah gangguan keluah fisik yang muncul karena pengaruh pikiran. Tak heran, jika gangguan ini umumnya tidak memiliki penjelasan medis.
Oleh karena itu, orang yang mengalami gangguan psikosomatik sering tidak menerima diagnosis yang jelas. Hal inilah yang kerap menyebabkan frustasi pada penderitanya. Di mana penderita tidak mengetahui secara pasti alasan dari kondisi kesehatan yang sedang dialami.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Apa itu kue talam jagung? Kue talam merupakan salah satu jenis kue tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
Meskipun begitu, gangguan ini cukup memberikan efek dan pengaruh yang nyata pada fisik. Mulai dari gejala nyeri, tubuh yang terasa lelah, sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga gangguan pernapasan seperti sesak napas.
Dengan demikian, penting bagi Anda untuk mengetahui apa itu psikosomatik, faktor apa saja yang menyebabkan, gejala apa saja yang sering muncul, serta kelompok mana saja yang memiliki risiko tinggi terhadap gangguan ini. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara mencegah dan mengatasi gangguan psikosomatik dengan baik.
Dengan memahami beberapa hal ini, Anda bisa lebih berhati-hati dan berupaya sebaik mungkin untuk mengelola stres dengan baik. Manajemen stres yang baik menjadi salah satu cara mengurangi risiko gangguan psikosomatik.
Mengutip dari Clevelandclinic, berikut pengertian, gejala, penyebab, hingga cara mencegah psikosomatik yang perlu diketahui.
Mengenal Psikosomatik dan Faktor Risiko
Gangguan psikosomatis adalah kondisi psikologis yang melibatkan terjadinya gejala fisik, biasanya tidak memiliki penjelasan medis. Orang dengan kondisi ini mungkin memiliki pikiran, perasaan, atau kekhawatiran berlebihan yang kemudian memengaruhi kondisi fisik dan kemampuan mereka untuk berfungsi dengan baik.
Orang dengan gangguan psikosomatik biasanya tidak melaporkan gejala gangguan kejiwaan yang nyata. Sebaliknya, penderita percaya masalah mereka disebabkan oleh kondisi medis. Tak heran, jika orang yang mengalami psikosomatik sering memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan tes dan perawatan, namun sering pula tidak menerima diagnosis yang jelas.
Ini termasuk gangguan yang sering terjadi, sekitar 5% sampai 7% dari populasi umum. Untuk alasan yang tidak dipahami, wanita mengalami nyeri somatik sekitar 10 kali lebih sering daripada pria.
Selain itu, terdapat beberapa kelompok orang yang mempunyai risiko lebih tinggi dari gangguan psikosomatik adalah sebagai berikut:
- Orang dengan gaya yang hidup kacau.
- Kesulitan mengenali dan mengekspresikan emosi.
- Orang yang mendapatkan perilaku pengabaian masa kecil.
- Riwayat pelecehan seksual.
- Kondisi psikologis lainnya, seperti depresi atau gangguan kepribadian .
- Penyalahgunaan zat (seperti alkoholisme atau kecanduan narkoba).
- Pengangguran.
Penyabab dan Gejala Psikosomatik
Setelah mengetahui kondisi umum dan faktor risiko, berikutnya akan dijelaskan mengenai penyebab dan gejala psikosomatik. Secara umum, penyebab gangguan psikosomatik tidak diketahui secara pasti oleh para ahli. Namun beberapa ahli percaya bahwa kondisi stres melepaskan hormon dan bahan kimia dalam tubuh yang menyebabkan kerusakan atau disfungsi.
Orang yang mengalami gangguan psikosomatik akan mengalami beberapa efek gejala yang berbeda-beda. Beberapa gejala psikosomatik adalah sebagai berikut:
- Kelelahan
- Insomnia
- Sakit dan nyeri, seperti nyeri otot atau nyeri punggung .
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Kesulitan bernapas (dispnea, atau sesak napas).
- Gangguan pencernaan (sakit perut).
- Sakit kepala dan migrain .
- Disfungsi ereksi (impotensi).
- Ruam kulit (dermatitis).
- Sakit maag (penyakit tukak lambung).
Selain beberapa gejala psikosomatik tersebut, gangguan ini juga sering menyebabkan pengaruh lain, seperti:
- Menjadi marah atau mudah tersinggung karena penderita yakin kebutuhan medis mereka tidak terpenuhi.
- Menjadi depresi atau cemas.
- Sering mengunjungi layanan kesehatan dengan harapan mendapatkan perawatan yang tepat. Bahkan sering berganti-ganti dokter karena tidak mendapatkan pengobatan yang memuaskan.
- Mengalami kesulitan berfungsi di tempat kerja, sekolah atau sosial.
Cara Mengatasi dan Mencegah
Setelah mengetahui penyebab dan gejala, terakhir akan dijelaskan bagaimana cara mengatasi dan mencegah gangguan ini. Biasanya, perawatan untuk orang yang mengalami gangguan psikosomatik yaitu dengan mengatasi berbagai gejala yang timbul. Perawatan ini termasuk:
- Terapi perilaku kognitif .
- Obat-obatan, seperti antidepresan.
- Terapi berbasis kesadaran.
- Rujukan ke spesialis kesehatan mental (misalnya, psikiater atau psikolog).
- Kontak teratur dengan penyedia perawatan primer.
Selanjutnya, cara mencegah gangguan psikosomatik dengan mengurangi dan mengelola stres dengan baik. Cara ini dapat menurunkan gejala psikosomatik secara efektif, sehingga Anda bisa berfungsi dengan baik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Cara mengurangi dan mengelola stres bisa dilakukan dengan:
- Bersikap realistis tentang apa yang bisa dan tidak bisa Anda kendalikan.
- Berolahraga secara teratur.
- Tidur yang cukup.
- Jurnal untuk meningkatkan kesadaran akan pikiran dan perasaan Anda.
- Batasi alkohol dan hindari merokok.
- Jaga pola makan dan berat badan yang sehat.
- Bermeditasi atau berlatih relaksasi otot progresif.
- Carilah dukungan dari orang-orang tersayang.
- Tetapkan batasan untuk mengurangi tekanan pada diri sendiri.