Peran Penting Dukungan Psikologis untuk Orangtua Anak Penderita Kanker
Beban psikologis yang ditanggung oleh orangtua dari anak penderita kanker tidak bisa dianggap remeh dan perlu untuk ditangani secara tepat.
Beban psikologis yang ditanggung oleh orangtua dari anak penderita kanker tidak bisa dianggap remeh dan perlu untuk ditangani secara tepat.
-
Siapa yang berperan penting dalam mendukung anak-anak kanker? Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Prof. Dr. dr. Pustika Amalia Wahidiyat, Sp.A, menekankan bahwa kehadiran kelompok penyintas kanker (peer group) dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan bagi anak-anak penderita kanker.
-
Bagaimana membantu anak kanker menghadapi rasa takut? 'Jadi saat anak membutuhkan perawatan intensif membuat ibunya lupa kakak atau adiknya, saudaranya jadi ada masalah perilaku itu bisa menimbulkan distress pada anak yang sedang berobat kanker.'
-
Siapa yang bisa membantu anak kanker mengatasi kecemasan? 'Kecemasan anticipatory sering terjadi yang dapat diatasi dengan intervensi perilaku, edukasi, atau obat-obatan, tergantung tingkat keparahan gejalanya.'
-
Apa yang penting untuk menjaga kualitas hidup anak-anak kanker? Dukungan emosional dan psikososial bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan kanker memiliki peran penting dalam mempertahankan kualitas hidup mereka.
-
Siapa yang terkena kanker anak? Leukemia, lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak adalah beberapa jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak di Indonesia.
-
Bagaimana kelompok penyintas membantu anak-anak kanker? 'Kadang-kadang masalahnya anak-anak itu kalau orang tuanya atau dokter yang ngomong, mereka nggak mau dengar. Peer group itu sangat perlu sekali untuk menyatakan hal-hal yang positif, karena peer group itu sudah pernah mengalami, jadi mereka akan lebih percaya,' ujar Prof. Pustika dalam sebuah diskusi daring yang berlangsung di Jakarta dilansir dari Antara.
Peran Penting Dukungan Psikologis untuk Orangtua Anak Penderita Kanker
Ketika seorang anak didiagnosis menderita kanker, beban psikologis yang dirasakan oleh orangtua tidak kalah berat dari anak itu sendiri. Menurut dr. Fransiska M. Kaligis Sp.KJ (K), seorang dokter spesialis kesehatan jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja dari RSUI, diagnosis kanker pada anak sering kali berdampak signifikan pada kondisi psikologis orangtua sehingga mereka memerlukan dukungan psikologis dalam mendampingi anak mereka.
Fransiska menjelaskan bahwa peran orangtua sangat krusial dalam mendukung anak yang sedang menjalani pengobatan kanker. Orangtua tidak hanya berfungsi sebagai pendamping medis tetapi juga sebagai sumber dukungan emosional yang penting bagi anak.
"Peran orangtua ketika menangani anak dengan kanker perlu dukungan medis maupun psikologis. Kita sebagai orangtua juga penting sebagai dukungan emosional bagi anak," ujarnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Orangtua berperan penting dalam memberikan ketenangan, informasi, dan validasi emosi anak, sehingga anak dapat menjalani pengobatan kanker dengan lebih tenang. Kehadiran orangtua dapat mengurangi tingkat stres dan membantu anak tetap berpikiran positif terhadap kondisinya.
Namun, kenyataannya, menerima diagnosis kanker pada anak dapat memicu rentetan masalah psikologis bagi orangtua. Mereka sering mengalami shock dan penolakan terhadap berita buruk ini, yang merupakan reaksi alami manusia. Selain itu, orangtua juga harus melewati fase penolakan atau denial, kemarahan, hingga keputusasaan sebelum akhirnya dapat menerima kenyataan ini, yang memerlukan waktu dan tidak mudah.
"Dampaknya, orangtua mengalami stres dan cemas. Kalau lebih berat, bisa depresi. Orangtua juga sering merasa bersalah dan merasa belum bisa memberikan yang terbaik. Tanggung jawab masa perawatan juga bisa menyebabkan lelah fisik pada orangtua, dan itu rentan mengalami gangguan psikologis karena kurang tidur, mood yang tidak baik, dan pekerjaan juga jadi terganggu," jelas Fransiska.
Kebutuhan Psikososial Orangtua
Untuk menghindari stres dan depresi, kebutuhan psikososial orangtua sangat penting untuk dipenuhi.
Salah satunya adalah kebutuhan informasi, yang bisa didapatkan melalui kegiatan komunitas atau sumber lainnya yang berkaitan dengan penyakit anak. Kebutuhan emosional orangtua juga perlu diatasi dengan saling berbagi dan mendukung satu sama lain.
Selain itu, masalah finansial yang sering kali memengaruhi kondisi keuangan keluarga perlu disiasati dengan berbagai opsi, seperti asuransi yang dapat meringankan beban biaya pengobatan anak. Kebutuhan fisik juga harus diatur dengan baik, misalnya dengan mengurus rumah tangga secara bergantian dengan anggota keluarga lain agar orangtua tidak mengalami kelelahan fisik saat menjaga anak yang sedang sakit dan dapat beristirahat dengan cukup.
Kebutuhan spiritual juga penting untuk memberikan ketenangan batin dan membantu orangtua melewati fase psikologis yang berat, serta bisa menerima keadaan dengan lebih baik. Dukungan untuk memenuhi kebutuhan psikososial ini bisa datang dari interaksi antara dokter dengan pasien, sesama pasien, atau sesama orangtua.
"Psikososial berupa bantuan yang sifatnya memberikan perhatian, motivasi, informasi, dan interaksi yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Kalau kita saling mendukung memberikan rasa positif satu sama lain, itu juga satu hal yang sifatnya psikososial," kata Fransiska.
Untuk menghindari stres, Fransiska menyarankan agar orangtua tidak terlalu banyak mendengar komentar negatif dari orang lain dan fokus pada dukungan positif dari orang-orang terdekat. Konsultasi dengan dokter terkait hal-hal yang dianggap mitos di masyarakat juga penting untuk mendapatkan informasi yang benar dan menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter.