Sejumlah Wilayah di DIY Berstatus Siaga Kekeringan, Ini Kata BMKG
Memasuki musim kemarau, sejumlah daerah di tanah air bersiap menghadapi bencana musiman. Bila bencana banjir datang pada musim hujan, maka di musim kemarau ini bencana yang akan datang adalah kekeringan. Salah satu wilayah yang harus bersiap menghadapi bencana itu adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Memasuki musim kemarau, sejumlah daerah di Tanah Air bersiap menghadapi bencana musiman. Bila bencana banjir datang pada musim hujan, maka di musim kemarau ini bencana yang akan datang adalah kekeringan.
Salah satu wilayah yang harus bersiap menghadapi bencana itu adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dilansir dari ANTARA pada Selasa (21/7), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Etik Setyaningrum mengatakan sejumlah daerah di DIY berstatus siaga terhadap potensi bencana kekeringan meteorologis.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Statusnya siaga karena wilayah ini telah mengalami 31 sampai 60 hari tanpa hujan. Dan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian,” terang Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum.
Berikut selengkapnya:
Wilayah yang Terancam Kekeringan
©2020 REUTERS/Stringer
Etik menjelaskan kekeringan meteorologis disebabkan karena berkurangnya curah hujan dari keadaan normal dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Periode ini bisa berlangsung selama dua bulan atau lebih.
Sementara itu daerah di DIY yang berstatus siaga kekeringan antara lain Kecamatan Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Pajangan, Piyungan, Pleret, Pundong, Sanden, Sewon, dan Srandakan. Semua wilayah kecamatan itu berada di Kabupaten Bantul.
Sementara itu daerah terdampak di Kabupaten Kulon Progo adalah Kecamatan Galur, Kokap, Lendah, Panjatan, dan Pengasih. Untuk Kabupaten Selam ada Kecamatan Gamping, Berbah, Depok, Kalasan, dan Seyegan.
Wilayah Kota Yogyakarta ada Kecamatan Tegalrejo dan Umbulharjo. Di wilayah Gunung Kidul, Kecamatan Rongkop juga terancam dilanda kekeringan.
Daerah Lain Waspada
©2019 Merdeka.com
Tak hanya daerah siaga, beberapa daerah lainnya juga berstatus waspada kekeringan, atau telah mengalami 21-30 hari tanpa hujan.
Beberapa daerah itu di antaranya Kecamatan Pandak (Kabupaten Bantul), Kecamatan Girisubo, Panggang, Purwosari, Tanjungsari, Tepus (Gunung Kidul), Kecamatan Girimulyo, Sentolo, dan Kalibawang (Kulon Progo), serta Kecamatan Cangkringan, Godean, Minggir, Mlati, Moyudan, dan Ngaglik (Sleman).
Masyarakat Harus Bersiap
Atas status tersebut, BMKG mengimbau pada masyarakat yang wilayahnya masuk dalam kategori waspada dan siaga kekeringan meteorologis untuk mengantisipasi dampak kekeringan ini, terutama pada sektor pertanian dan lingkungan.
“Dampaknya mulai dari berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian, meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan, serta berkurangnya sumber air untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Etik.
Puncak Musim Kemarau Pada Agustus
©2012 Shutterstock/Galyna Andrushko
Sementara itu berdasarkan hasil monitoring terhadap perkembangan musim kemarau, BMKG menginformasikan bahwa seluruh wilayah DIY telah memasuki musim kemarau. Puncak musim kemarau sendiri diperkirakan akan berlangsung pada Agustus 2020.
“Secara normalnya awal musim hujan di DIY dimulai pada pertengahan Oktober hingga awal November,” kata Etik dikutip dari ANTARA pada Selasa (21/7).