Tak Punya Laporan Keuangan, Begini Cara Organisasi Non-Laba Bertahan di Masa Pandemi
Di masa pandemi ini, banyak sektor mengalami krisis keuangan, termasuk pula para organisasi non-laba. Hal ini membuat mereka mengikuti acara webinar "Financial Coaching Program". Setelah pelatihan itu, harapannya mereka dapat mengelola keuangan demi mengatasi krisis finansial di masa pandemi.
Di masa pandemi ini, berbagai sektor mengalami kesulitan finansial. Tak hanya pada industri-industri tertentu, kesulitan finansial juga dialami oleh para organisasi non-laba.
Hal inilah yang membuat sebanyak 170 peserta yang datang dari berbagai organisasi non-laba di Indonesia mengikuti acara Webinar “Financial Coaching Program” pada Sabtu (31/7). Para peserta itu berasal dari berbagai jenis organisasi non-laba seperti yayasan, LSM, serta pondok pesantren.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Kegiatan ini kami laksanakan karena banyak permintaan dari organisasi non-laba. Dalam acara ini, kami melakukan kupas tuntas soal keuangan organisasi non-laba,” kata pembicara webinar itu yang juga menjadi Pemilik Kantor Jasa Akuntan ASP Yogyakarta, Atik Sri Purwatiningsih, SE, M.Acc.
Lalu apa saja yang dibahas dalam acara itu? Berikut selengkapnya:
Tak Punya Laporan Keuangan Organisasi
©2021 Merdeka.com/Shani Rasyid
Atik mengatakan, selama mendirikan kantor jasa akuntan, kliennya memang banyak berasal dari organisasi non-laba. Mereka ingin tahu bagaimana cara menyajikan keuangan organisasi. Dia melihat, selama ini kebanyakan laporan keuangan dari organisasi non-laba hanya berupa laporan keuangan proyek, bukan laporan keuangan organisasi.
Oleh karena itulah berdasarkan permasalahan yang ia temukan, Atik banyak mengadakan webinar selama masa pandemi COVID-19 ini. Webinar itu berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Dia mengungkapkan sudah ada ratusan peserta yang ikut, terutama dari para pengelola yayasan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tidak Mudah Bertahan
©2021 Merdeka.com/Shani Rasyid
Sementara itu Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Korwil DIY, Dr. Hardo Basuki, M.Soc mengatakan bahwa di masa pandemi ini, organisasi non-laba seperti yayasan tidak mudah untuk bertahan.
Padahal sektor organisasi non-laba dianggap penting di Indonesia. Oleh karena itu ia mengatakan literasi keuangan di sektor ini merupakan sesuatu yang penting agar bisa bertahan di masa pandemi.
“Kita tak boleh patah semangat. Kita harus memiliki mindset yang berkembang, pola pikir untuk terus maju dan berinovasi dengan menggunakan Growth Mindset,” kata Hardo.