Ungkit Tragedi Bus di Bantul, Pakar UGM Ingatkan Ini Terkait Pariwisata di DIY
Tragedi kecelakaan bus yang terjadi di Bukit Bego, Dlingo, Bantul, menyisakan luka mendalam. Peristiwa itu pun menjadi sorotan banyak pihak, termasuk pakar transportasi UGM, Prof. Bambang Agus Kuronoto. Menurutnya, kecelakaan bus pariwisata itu perlu mendapat perhatian serius mengingat DIY merupakan tujuan wisata.
Tragedi kecelakaan bus yang terjadi di Bukit Bego, Dlingo, Bantul, menyisakan luka mendalam. Apalagi, kecelakaan itu menyebabkan 13 orang meninggal. Peristiwa itu menjadi sorotan banyak pihak, termasuk pakar transportasi yang juga Caretaker Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, Prof. Bambang Agus Kironoto.
Menurut Bambang, kecelakaan bus pariwisata itu penting untuk mendapat perhatian mengingat Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi kawasan wisata. Ini membuat berbagai wisatawan datang ke tempat ini melalui berbagai moda transportasi termasuk bus. Itulah yang ia sampaikan dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Pustral UGM bertajuk “Permasalahan Keselamatan Lalu Lintas di Daerah Tujuan Wisata”.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Karenanya webinar ini diharapkan mampu menjadi media diskusi berbagai stakeholder sebagai masukan untuk mendorong keselamatan di daerah tujuan wisata,” ungkap Bambang dikutip dari Ugm.ac.id pada Jumat (25/2).
Faktor Penyebab Kecelakaan
©Dhita Wardhani/AFP
Bambang menuturkan, beberapa faktor yang menjadi penyebab kecelakaan adalah aspek manusia seperti kelalaian, keterampilan pengemudi, dan faktor cuaca yang berdampak pada kondisi jalan. Faktor lainnya adalah kondisi infrastruktur dan kendaraan.
“Kecelakaan yang belum lama ini terjadi di Bantul pada akses menuju lokasi pariwisata bahwa upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan okupansi tingkat kunjungan pariwisata perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai pada akses menuju lokasi pariwisata,” ujar Bambang.
Permasalahan Terkait Keselamatan
©Dhita Wardhani/AFP
Sementara itu, Dr. Ir. Dewanti, M.S menyebutkan, dari 7 destinasi wisata unggulan di DIY, lima di antaranya memiliki topografi berbukit. Hal ini nantinya berdampak pada permasalahan keselamatan lalu lintas menuju destinasi wisata.
Ia menyebut, permasalahan itu di antaranya kondisi lingkungan seperti geometri jalan yang sub standar, keberadaan selokan maupun jurang berbahaya, serta terdapat alat pengatur lalu lintas yang belum berfungsi maksimal.
Permasalahan lainnya adalah banyak kendaraan yang kondisinya tidak layak jalan, belum lagi permasalahan kondisi pengemudi seperti kesehatan, kecakapan, perilaku, dan sebagainya.
Pendekatan untuk Cegah Kecelakaan Lalu Lintas
Berkaitan dengan itu, Dewanti menilai berbagai stakeholder perlu melakukan beberapa pendekatan seperti pre-emtif, preventif, dan represif.
Selain itu, adanya kearifan lokal masyarakat di sekitar lokasi wisata sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran akses menuju kawasan wisata seperti pengaturan lalu lintas. Audit keselamatan lalu lintas juga perlu dilakukan secara berkala.
“Saya kira masyarakat perlu informasi mengenai peta jalur wisata dengan indikasi kondisi jalan dan lalu lintas serta keselamatan lalu lintas,” terang Dewanti dikutip dari Ugm.ac.id.