Viral Fenomena "Bola Api" di Puncak Merapi, Masih Jadi Misteri hingga Kini
Sebuah video memperlihatkan penampakan benda menyerupai bola api terbang di atas puncak Gunung Merapi. Hingga kini, fakta di balik fenomena itu masih jadi misteri. Belum ada satu pihak pun yang menjelaskan apa sebab fenomena itu terjadi.
Sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover pada Kamis (26/1) memperlihatkan sebuah benda menyerupaibola api terbang di langit di atas puncak Gunung Merapi.
Fenomena ini viral dan mengundang komentar warganet. Hingga kini, fakta di balik fenomena itu masih jadi misteri. Belum ada satu pihak pun yang menjelaskan apa sebab fenomena itu terjadi.
Berikut selengkapnya:
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Bola Api di Langit Merapi
©Instagram/@merapi_uncover
Dalam sebuah video viral tersebut, tampak sebuah bola api muncul di atas langit Merapi. Kalau terlihat dalam penampakan video, bola api itu terbang dari sebelah kiri layar menuju ke sebelah kanan. Semakin ke arah kanan, titik bola api itu makin mengecil.
Video itu diambil dari pos pengamatan Gunung Merapi di Kemirikebo, berjarak 9 kilometer dari puncak Merapi. Pos pengamatan itu berada di lereng barat daya Gunung Merapi. Penampakan itu teramati terjadi pada 24 Januari 2023 pukul 01.24 dini hari.
Reaksi Warganet
©Instagram/@merapi_uncover
Video ini viral dan mengundang komentar warganet. Banyak dari mereka yang menduga-duga apa sebenarnya objek tersebut.
“Itu banaspati berapi-api kata orang dulu,” tulis salah seorang warganet.
“Mungkin eyang sapu angin sedang menyapa,” tulis warganet lain.
“Ufo mulai campur tangan,” komentar lainnya.
Masih Jadi Misteri
©Instagram/@merapi_uncover
Terkait fenomena bola api itu, Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengonfirmasi bahwa mereka tidak memiliki kapabilitas untuk mengamati benda langit.
Bola api serupa pernah terjadi pada tahun 2020 lalu di Depok, Jawa Barat. Saat itu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menganalisis kalau bola api itu bukan fenomena alam, melainkan dari tembakan suar.
“Karena kalau fenomena alam itu tidak terlalu lambat pergerakannya,” kata peneliti LAPAN, Emmanuel Sungging, dikutip dari Lapan.go.id.