10 Mitos Tentang Kucing, Dipercaya dapat Membawa Rejeki
Kucing telah menjadi teman setia manusia sejak ribuan tahun lalu, tak heran ada banyak mitos mengenainya.
Kucing telah menjadi teman setia manusia sejak ribuan tahun lalu, tak heran ada banyak mitos mengenainya.
10 Mitos Tentang Kucing, Dipercaya dapat Membawa Rejeki
Kucing merupakan salah satu hewan berbulu yang menggemaskan dan imut hingga membuat cukup banyak orang jatuh hati. Tak heran kucing menjadi binatang peliharaan favorit. Ada berbagai jenis kucing dengan ciri khas masing-masing mulai dari bulu hingga perbedaan ukuran yang beragam.
Bukan saja menggemaskan dengan wajah yang imut, perawatan kucing terbilang cukup mudah dan anti ribet. Sebab itulah binatang berbulu ini jadi favorit banyak orang untuk jadi peliharaan.
Kucing telah menjadi teman setia manusia sejak ribuan tahun lalu. Dan selama itu pula, mereka telah menjadi sumber berbagai mitos kucing dan kepercayaan menarik. Mitos tentang kucing tersebut bahkan menjamur di berbagai negara dengan variasi masing-masing. Namun, seberapa banyak mitos tentang kucing yang benar-benar berdasarkan fakta? Dalam artikel ini, merdeka.com akan membahas beberapa mitos tentang kucing yang populer beredar di masyarakat.
-
Apa yang dimaksud dengan mitos? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. Dalam arti yang lebih luas bisa bermakna sebagai suatu pernyataan, di samping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggis yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos.
-
Apa itu mitos? Mitos adalah kepercayaan yang diceritakan secara turun temurun. Mitos, sebagai warisan kultural yang telah melintasi generasi dan peradaban, tetap menjadi elemen tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Fenomena ini telah menciptakan narasi-narasi yang kaya akan simbolisme, makna, dan pandangan dunia.
-
Kenapa kucing muntah cacing? Penyebab kucing muntah cacing, biasanya terjadi karena infeksi jenis cacing parasit di dalam tubuhnya. Seperti cacing gelang, cacing, tambang, cacing pita, atau cacing hati. Dari beberapa jenis ini, yang paling umum menyebabkan infeksi adalah cacing gelang.
-
Kapan mitos biasanya muncul? Mitos biasanya disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi dan sering tidak memiliki bukti fisik yang bisa diverifikasi.
-
Bagaimana kucing berkeringat? Kucing memiliki kelenjar keringat terletak di bagian bawah bantalan kakinya. Kelenjar ini berbeda dari manusia yang memiliki kelenjar keringat di seluruh tubuh.
1. Kucing Punya 9 Nyawa
Mitos tentang kucing yang pertama adalah hewan ini diyaniki memiliki 9 nyawa. Tidak diketahui secara pasti kapan kabar kucing punya 9 nyawa ini muncul sebenarnya, tetapi ada beberapa kemungkinan mulai dari William Shakespeare hingga Mesir kuno.
Dalam drama Romeo and Juliet, William Shakespeare menyebutkan tentang kucing memiliki sembilan nyawa, sebagaimana dilansir Bluecross.
Sementara itu, sebuah peribahasa lama mengatakan, "Kucing memiliki sembilan nyawa. Tiga untuk bermain, tiga untuk berkeliaran, dan tiga terakhir untuk tinggal."
Di masa Mesir kuno, kucing dianggap sebagai hewan suci dan disembah sebagai makhluk ilahi dengan kekuatan supranatural. Berdasarkan hal ini, banyak pihak mengira anggapan kucing punya 9 nyawa tersebut karena pandangan mereka tentang kucing.
2. Kucing Hitam Membawa Sial
Mitos tentang kucing yang kedua adalah kucing hitam yang dipercaya membawa sial. Kucing hitam selalu menjadi objek mitos dan cerita rakyat selama berabad-abad, dan di beberapa negara mereka dianggap membawa sial. Sementara dibelahan dunia lain, kucing hitam dianggap sebagai makhluk membawa keberuntungan.
Di Jepang, Anda akan beruntung jika seekor kucing hitam melintas di depan. Tapi di sebagian besar Eropa dan AS, kemunculan kucing hitam berarti akan bernasib buruk. Saking banyaknya mitos kucing hitam ini, wajar bila banyak yang terlantar di jalan dan sulit untuk mendapatkan tempat tinggal.
3. Semua Kucing Benci Air
Mitos tentang kucing yang etiga adalah kucing dipercaya takut pada air. Banyak mitos mengatakan, si meong tidak suka air. Namun, bila Anda menyempatkan waktu googling internet, banyak pula kucing tidak benci kena air.
Peneliti menganggap, salah satu alasan kebanyakan kucing benci air adalah karena bulu mereka lama kering ketika basah. Mereka menjadi kurang nyaman dan kedinginan, juga berat dari bulu basah akan membuat pergerakan hewan yang terkenal gesit ini sulit bergerak saat ada bahaya.
4. Kucing Selalu Mendarat dengan Kakinya
Lebih sering daripada tidak, kucing akan mendarat dengan kakinya saat jatuh dari ketinggian. Ini karena mereka memilihi apa yang disebut "righting reflex" atau "refleks meluruskan"
Di mana refleks ini membuat kucing merubah atau memutar badan mereka dengan cepat di udara saat jatuh. Tak hanya itu, kucing juga sudah didukung dengan tulang punggug fleksibel untuk membantu aksi righting reflex ini.
Sayangnya, hal ini tidak selalu terjadi. Berdasarkan Insider, setiap tahun ada saja kucing yang terjatuh dari tempat tinggi.
5. Kucing Bisa Lihat di Kondisi Gelap Gulita
Mitos tentang kucing yang kelima adalah bahwa kucing mampu melihat dalam gelap. Anggapan kucing bisa melihat dengan sempurna dalam kondisi gelap gulita ternyata tidak sepenuhnya benar. Laman Insider menjelaskan, kucing bisa melihat dengan baik saat ada sedikit cahaya.
"Mata mereka dapat mengumpulkan cahaya dan meningkatkannya ke bagian belakang membran mata bernama tapetum," mengutip Insider.
Diketahui, mata kucing didesain untuk membantu mereka berburu mangsa dalam kondisi cahaya minim bukan gelap total.
6. Mudah dan Murah untuk Dirawat
Mitos tentang kucing selanjutnya yang umum beredar adalah bahwa hewan yang satu ini cenderung mudah dan murah untuk dirawat. Faktanya, kucing bukanlah hewan peliharaan yang mudah dan murah untuk dirawat. Bagi kucing rumahan, Anda harus mengeluarkan dana lebih untuk merawat mereka.
Selain butuh perhatian, kucing rumahan butuh makanan berkualitas, kotak kotoran bersih, dan rutin dibawa ke dokter hewan.
7. Kucing Hewan Penyendiri
Sebagian besar kucing di alam liar hidup menyendiri, mereka hanya bersosialisasi dengan lain untuk kawin. Tetapi kucing peliharan telah berevolusi untuk membentuk ikatan, dengan manusia atau hewan lainnya--termasuk anjing dan kucing lain.
Baik untuk mendapatkan makanan, berlindung, atau dukungan emosional, jelas si anabul menikmati interaksi sosial. Walau memang sesekali mereka juga menikmati waktu sendiri, seperti kita manusia saja.
8. Kucing Menyukai Susu
Mitos tentang kucing ini muncul berdasarkan ilustrasi dan gambaran yang disajikan oleh media di berbagai platform untuk anak-anak, seperti buku cerita, kartun, dan film. Sehingga, akhirnya tumbuh kepercayaan bahwa kucing menyukai susu.
Faktanya adalah kucing sebenarnya memiliki intoleransi laktosa saat mereka mulai tumbuh dewasa. Anak kucing tetap memiliki enzim laktase untuk membantu proses pencernaan laktosa yang didapatkan dari susu induknya. Tetapi saat mereka mulai tumbuh menjadi kucing dewasa, enzim tersebut mulai menghilang.
Sehingga, mereka tidak mampu memproses kandungan laktosa yang ada pada susu. Jika tetap ingin memberikan susu pada kucing peliharaan, maka sebaiknya gunakan susu khusus untuk kucing.
9. Kucing Adalah Hewan Nokturnal
Mitos tentang kucing ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya karena secara umum kucing menghabiskan waktu 23 jam setiap harinya untuk tidur. Kucing biasanya bangun untuk mencari makan kemudian kembali tidur hingga mereka kembali merasa lapar.
Selain itu, kucing sebenarnya adalah hewan yang aktif saat pagi dan sore hari. Waktu tersebut digunakan untuk mencari makan. Perilaku ini sama dengan perilaku singa yang aktif berburu mangsa saat petang dan dini hari. Oleh karena itu, kucing bukanlah hewan nokturnal.
10. Kucing Melihat Pemilik Sebagai Induknya
Daripada induk, akan lebih tepat jika kucing melihat pemiliknya sebagai sumber mereka mendapatkan makanan, kenyamanan, serta tempat tinggal. Hal tersebut muncul dari kebiasaan pemilik kucing yang akan merawat peliharaannya, seperti memberikan tempat tinggal yang nyaman, memberikan makanan, hingga meluangkan waktu untuk bermain.
Terlepas dari anggapan tersebut, sebenarnya tidak ada yang salah dengan mitos ini. Jika kucing memang melihat pemilknya sebagai induknya, maka hal tersebut adalah hal yang baik karena pemilik mampu memberikan dan memenuhi kebutuhan kucing dengan baik.