Arti Qada dan Qadar dalam Islam, Wajib Diketahui
Agar kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai apa itu arti qada dan qadar dalam agama Islam, berikut ini kami telah rangkum arti Qada dan Qadar dalam Islam.
Sebagai umat Islam, kita telah sejak lama menggunakan kata qada dan qadar. Kepercayaan terhadap konsep kata ini juga merupakan salah satu rukun iman dalam agama Islam. Kita sering menggunakan kedua kata itu secara bergantian untuk sebuah pengertian yang sama.
Untuk Baca Alquran Klik di Sini:
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Apa masalah utama yang dihadapi Yogyakarta terkait sampah? Sampah di Yogyakarta ini rasane ora kelar-kelar, ora uwis-uwis (rasanya enggak pernah selesai, enggak ada habisnya). Pertanyaannya, kepiye kok ngene? Gitu kan? Terus muncul timbunan sampah di 14 depo yang ada di kota,
-
Apa bisnis yang dirintis oleh Risma di Yogyakarta? Risma memulai usaha kecil-kecilan dari pre-order di rumah. Dari sinilah Risma mulai mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka bisnis ramen.
-
Apa yang dinikmati oleh Kasad dan keluarganya di Yogyakarta? Saat sampai di Yogyakarta, ketiganya langsung menikmati kuliner khas kota tersebut. Mereka tampak datang dan menikmati sajian khas dari Yogyakarta yaitu Gudeg.
-
Apa arti dari 'Ya Rahman Ya Rahim'? Secara harfiah, Ya Rahman Ya Rahim berarti "Wahai Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang". Dua kata "Rahman" dan "Rahim" secara khusus menggambarkan sifat-sifat Allah yang amat penyanng.
Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya serta meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT memiliki kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluk-Nya. Pembahasan tentang Qada dan Qadar bagaikan menyelami lautan yang tak bertepi, permasalahan tentang takdir ini telah menjadi pembahasan sejak zaman klasik hingga kontemporer.
“Dalam Himpunan Putusan Tarjih yang terdapat dalam Jilid I bab al-Imanu bi al-Qadai wa al-Qadari halaman 21-22, yang berbunyi: wajib bagi kita untuk mengimani bahwasannya Allah telah menciptakan segala sesuatu, Allah melarang dan memerintahkannya, dan segala perintah Allah itu adalah sesuatu yang sudah ditetapkan. Semua yang telah ditentukan Allah itu, berdasarkan pada pengetahuan, kehendak, dan hikmah Allah,”.
Takdir itu tidak akan terlepas dari empat hal: 1) al-‘ilm; 2) al-kitabah; 3) al-masya; dan 4) al-khalq. Artinya, segala sesuatu yang disebut takdir itu adalah segala perbuatan manusia atau makhluk-Nya berdasarkan ilmu Allah, Allah tahu segala yang terjadi.
Kemudian al-kitabah, semua yang terjadi itu telah ada catatannya di Lauhul Mahfudz. Dan tentu, apa-apa yang telah terjadi itu karena masya atau kehendak Allah. Jelas, al-khalq, artinya sesuatu yang diciptakan
Sebagai umat Islam, maka hendaknya kita wajib mengetahui apa arti qada dan qadar secara jelas dan memahami apa saja perbedaan dari keduanya. Allah telah mewajibkan kita untuk mengerti dan dapat mempelajari apa itu qada dan qadar.
Agar kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai apa itu arti qada dan qadar dalam agama Islam, berikut ini kami telah rangkum arti Qada dan Qadar dalam Islam, yang dilansir dari Islam.nu.or.id
Arti Qada dan Qadar dalam Islam
Arti Qada
Qada menurut agama Islam merupakan putusan Allah pada azali bahwa kelak nanti kita akan menjadi apa. Sedangkan apabila qadar merupakan realisasi Allah atas qada terhadap diri kita sesuai dengan kehendak-Nya.
فإرادة الله المتعلقة أزلا بأنك تصير عالما قضاء وإيجاد العلم فيك بعد وجودك على وفق الإرادة قدر
Artinya, “Kehendak Allah yang berkaitan pada azali, misalnya kau kelak menjadi orang alim atau berpengetahuan adalah qadha. Sementara penciptaan ilmu di dalam dirimu setelah ujudmu hadir di dunia sesuai dengan kehendak-Nya pada azali adalah qadar,”
Sedangkan bagi kelompok Maturidiyyah, qada dipahami sebagai penciptaan Allah atas sesuatu disertai penyempurnaan sesuai ilmu-Nya. Dengan kata lain, qadha adalah batasan yang Allah bagi pada azali atas setiap makhluk dengan batasan yang ada pada semua makhluk itu. Seperti baik, buruk, memberi manfaat, menyebabkan mudarat, dan seterusnya. Singkat kata, qadha adalah ilmu azali Allah atas sifat-sifat makhluk-Nya.
Selain itu, ada lagi ulama yang memberikan pendapat bahwa qada adalah ilmu azali Allah dalam kaitannya dengan materi yang diketahui oleh-Nya. Sementara qadar adalah penciptaan Allah atas sesuatu sesuai dengan ilmu-Nya.
Sebagai contoh, Ilmu Allah pada azali bahwa si A kelak akan menjadi ulama atau ilmuwan adalah qada. Sedangkan penciptaan ilmu pada diri si A setelah ia diciptakan adalah qadar.
وقول الأشاعرة هو المشهور وعلى كل فالقضاء قديم والقدر حادث بخلاف قول الماتريدية وقيل كل منهما بمعنى إرادته تعالى
Artinya, “Pandangan ulama Asy’ariyyah cukup masyhur. Atas setiap pandangan itu, yang jelas qada itu qadim (dulu tanpa awal). Sementara qadar itu hadits (baru). Pandangan ini berbeda dengan pandangan ulama Maturidiyyah. Ada ulama berkata bahwa qadha dan qadar adalah pengertian dari kehendak-Nya,”
Arti Qada dan Qadar yang Wajib Diketahui
Arti Qadar
Qadar menurut bahasa yaitu masdar yang berasal darii kata qadara-yaqdaru-qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan.
Ibnu Faris berkata, “Qadara: qaaf, daal dan raa’ adalah ash-sha-hiih yang menunjukkan akhir/puncak segala sesuatu. Maka qadar adalah: akhir/puncak segala sesuatu. Dinyatakan dengan Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Demikian pula al-qadar, dan qadartusy syai’ aqdi-ruhu, dan aqduruhu dari at-taqdiir.”
Qadar (yang diberi harakat pada huruf daal-nya) ialah: Qadha’ (kepastian) dan hukum, yaitu apa-apa yang telah ditentukan Allah Azza wa Jalla dari qadha’ (kepastian) dan hukum-hukum dalam berbagai perkara
Arti dari takdir adalah merenungkan dan memikirkan untuk menyamakan sebuah sesuatu. Qadar sendiri menurut istilah adalah sebuah ketentuan Allah yang akan berlaku bagi semua makhluk, sesuai dengan ilmu Allah yang telah terdahulu dan dikehendaki oleh hikmah-Nya.
Atau juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah diketahui sebelumnya dan telah tertuliskan, dari apa-apa yang terjadi hingga akhir masa. Dan bahwa Allah Azza wa Jalla telah menentukan ketentuan para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan sejak zaman azali.
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengetahui, bahwa semua itu akan terjadi pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan pengetahuan-Nya dan dengan sifat-sifat tertentu pula, maka hal itu pun terjadi sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya