5 Fakta Sosok Dokter Tirta yang Nyentrik dan Ngomong Ceplas-ceplos
Pria 29 tahun yang akrab di sapa Tirta ini merupakan seorang dokter yang memutuskan vakum sementara dari dunia ke kesehatan. Keputusan itu Ia ambil sejak 2018 lalu.
Mungkin kebanyakan orang setelah lulus kuliah akanmeneruskan karir ke bidang yang sejalan dengan ilmu yang dipelajari. Begitulah setidaknya anggapan orang pada umumnya.
Namun tidak dengan Tirta Mandira Hudhi, pria kelahiran Surakarta, 30 Juli 1991. Pria 29 tahun yang akrab disapa Tirta ini merupakan seorang dokter yang memutuskan vakum sementara dari dunia ke kesehatan. Keputusan itu Ia ambil sejak 2018 lalu.
-
Siapa yang memberi gelar Letkol Tituler kepada Deddy Corbuzier? Deddy Corbuzier, seorang selebriti Indonesia, diberi pangkat Letnan Kolonel Tituler TNI Angkatan Darat dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
-
Kenapa penampilan Deddy Corbuzier menarik perhatian? Penampilan Deddy sempat bikin pangling karena diet ketatnya berhasil. Pada akhir 2022, Prabowo mengangkat Deddy Corbuzier sebagai Letnan Kolonel Tituler Terbaru, penampilan Deddy Corbuzier kembali menarik perhatian terutama di bagian dagu.
-
Apa tugas utama Deddy Corbuzier sebagai Letkol Tituler? Deddy mengatakan bahwa dia diminta untuk membuat seminar tentang bela negara bagi generasi milenial dan generasi Z agar mereka melek tentang bela negara.
-
Kenapa Deddy Corbuzier merasa perutnya buncit? Deddy mengungkapkan bahwa ototnya sudah tidak seperti sepuluh tahun lalu. Ia mengakui memiliki "dad bod" atau perut buncit seperti umumnya dimiliki oleh para bapak. Deddy juga menegaskan bahwa perutnya tidak lagi memiliki six-pack seperti dulu.
-
Apa yang membuat Dedy Corbuzier mengadopsi Nada Tarina Putri? Melihat bakat yang dimiliki Nada, Dedy tergerak untuk mengadopsinya, memberikan dukungan agar gadis ini mencapai kesuksesannya di bidang balet.
-
Mengapa Deddy Corbuzier menerima gelar Tituler? Deddy mengatakan bahwa dia diminta untuk membuat seminar tentang bela negara bagi generasi milenial dan generasi Z agar mereka melek tentang bela negara.
Dokter yang memiliki tampilan nyentrik dan ceplas-ceplos ini lebih memilih jalan lain. Dalam tayangan video bersama Deddy Corbuzier, dokter Tirta menjelaskan bagaimana sisi lain kehidupannya.
Berikut 5 fakta sosok dokter Tirta yang nyentrik dan ceplas-ceplos.
1. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
2020 Merdeka.com /YouTube Deddy Corbuzier
Tirta Mandira Hudhi atau yang lebih di kenal dokter Tirta ini dibesarkan di Karanganyar, Solo Jawa Tengah. Ia melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak tahun 2009. Dokter Tirta lulus pada 2013 lalu.
2. Pernah Ditawari Beasiswa S2
2016 Merdeka.com
Meski sekarang lebih terkenal sebagai pengusaha sepatu, setelah menyelesaikan studi S1 dokter Tirta ternyata pernah ditawari untuk melanjutkan pendidikan S2 di Belanda dan Jerman oleh Profesor Iwan.
"Karena Prof Iwan itu waktu aku selesai S1 dia mau memberikan beasiswa ke Belanda dan Jerman Lewat Dokter Jarir, aku tolak karena pada waktu itu aku lebih ingin ke IGD, belum siap untuk keluar negeri untuk S2" ucap Tirta dalam video youtube Deddy Corbuzier.
3. Pernah Dinas di Puskesmas dan Rumah Sakit UGM
2020 Merdeka.com /YouTube Deddy Corbuzier
Dalam video tersebut, dokter lulusan dari FK Universitas Gadjah Mada ini mengaku pernah berdinas di Puskesmas Turi dan Rumah Sakit UGM.
"Saat itu lah aku memutuskan bekerja di Puskesmas Turi Jakal KM 20 itu dekat merapi terus aku pernah kerja di Rumah Sakit UGM " ungkap dokter Tirta.
4. Punya Usaha Cuci Sepatu
2016 Merdeka.com
Dokter Tirta memiliki usaha jasa pencucian sepatu di berbagai kota besar di Indonesia. Jasa cuci sepatu yang Ia beri nama 'Shoes and Care' itu juga banyak menerima customer dari luar negeri.
5. Punya Pekerja Anak Punk, Anak Jalanan dan Kuli
2016 Merdeka.com/hartanto
Memutuskan vakum di dunia kesehatan, kini dokter Tirta tengah menekuni usaha cuci sepatu. Bahkan Ia telah memiliki banyak karyawan dari kalangan anak punk, anak jalanan, kuli hingga bekas napi dan sebagainya.
"Anak buah ku kan enam puluh persen rata-rata, pegawai 'Shoes and Care' saat itu dari 100, napi, anak putus sekolah, anak jalanan, anak punk, dan kaum marjinal," ungkap dokter Tirta.