Ini 5 Hal Penting yang Diingatkan oleh Dokter untuk Cegah Cedera saat Berlari
Dokter spesialis kedokteran olahraga mengingatkan beberapa langkah penting untuk mencegah cedera saat melakukan aktivitas lari.
Event lari sering kali diadakan di berbagai kota besar di Indonesia dan mendapatkan minat yang tinggi dari masyarakat. Tidak jarang, banyak orang dari negara kita yang juga berpartisipasi dalam lomba lari di luar negeri. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara mencegah cedera akibat berolahraga. Menurut Dr. Andi Kurniawan SpKO, cedera saat berlari biasanya disebabkan oleh overuse, yaitu tekanan yang terjadi berulang kali yang mengakibatkan rasa nyeri. Ia menjelaskan bahwa faktor risiko cedera yang paling umum muncul adalah kesalahan dalam latihan atau terlalu bersemangat, seperti ketika seseorang langsung berlari sejauh 10 km, padahal baru sekali berlari sejauh 5 km, hanya karena ingin meniru orang lain yang sudah terbiasa berlari jauh. "Sedangkan dia yang larinya cepat itu udah berlatih lari 2 tahun. Misalnya seperti itu. Jadi, kita gak bisa menyamakan diri kita dengan orang lain," ungkap Andi saat mengutip dari Antara.
Andi juga mengingatkan beberapa langkah yang perlu diambil untuk mencegah cedera saat berlari. Pertama, sehat dan fit sebelum berlari. Jika sebelumnya Anda memiliki kesibukan yang mengurangi waktu istirahat, maka penting untuk menyesuaikan rencana lari. Misalnya, Anda bisa memilih jarak yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah, atau tetap berlari dengan kecepatan yang direncanakan namun dengan jarak yang lebih pendek. Ia menekankan bahwa mendengarkan sinyal dari tubuh sangatlah penting. Jika Anda merasa tidak fit, lebih baik menunda sesi lari untuk menghindari risiko cedera.
-
Bagaimana cara mencegah cedera saat berlari? Peregangan dan pemanasan merupakan kunci sebelum berolahraga. Walau begitu, persiapan ternyata tak berhenti hingga tahap itu saja. Konsumsi makanan dan minuman yang tepat juga perlu menjadi perhatian.
-
Kenapa penting cegah cedera olahraga? Mencegah cedera saat berolahraga merupakan hal yang penting terutama untuk mengoptimalkan olahraga yang kamu lakukan.
-
Bagaimana cara menghindari cedera olahraga? Kombinasi pemanasan dan peregangan yang tepat menciptakan dasar yang kokoh untuk latihan yang aman dan efektif.
-
Kenapa sebaiknya hindari olahraga berlebihan sebelum berlari? Sebelum berlari, sebaiknya tidak melakukan pemanasan atau olahraga lain secara berlebihan. Melakukan push-up, squat, atau angkat beban yang berlebihan bisa membuat kamu merasa lelah dan kakimu menjadi berat.
-
Apa manfaat lari untuk kesehatan? Studi baru ini mempertimbangkan kelompok yang lebih besar dalam tiga dekade.Menariknya, pelari yang menyelesaikan 1,6 km dalam 4 menit pada tahun 1960an, memiliki harapan hidup yang lebih besar dibandingkan pelari yang mencapai prestasi tersebut dalam beberapa dekade berturut-turut.
-
Kenapa persiapan lari penting? Keberhasilan dan kesenangan dalam acara lari sangat dipengaruhi oleh seberapa baik Anda mempersiapkan diri sebelumnya. Mulai dari memahami kondisi fisik hingga memastikan semua perlengkapan yang diperlukan siap, setiap detail kecil dapat berdampak besar pada pengalaman berlari Anda.
Selanjutnya, pakai pakaian yang tepat. Mengingat Indonesia adalah negara tropis, disarankan untuk mengenakan pakaian yang ringan dan berwarna cerah agar tidak menyerap panas dari sinar matahari.
Pastikan Anda Sudah Beristirahat
Kurang tidur dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kram. Hal ini, katanya, bisa disebabkan oleh beberapa hal lainnya seperti intensitas latihan yang tidak tepat, otot yang kaku, atau bahkan kelelahan yang berlebihan. Untuk menghindari masalah ini, penting untuk memperhatikan waktu tidur yang cukup. Menurutnya, tidur seharusnya delapan jam, untuk memastikan kualitasnya. Dengan tidur yang cukup, tubuh akan lebih siap menghadapi berbagai aktivitas dan mengurangi risiko terjadinya kram.
Minum dengan Cukup
Selain pentingnya mendapatkan istirahat yang berkualitas, dia juga menggarisbawahi pentingnya memiliki strategi hidrasi yang tepat. Sebagai contoh, dalam sebuah perlombaan maraton yang berlangsung dalam kondisi mendung tanpa hujan, banyak peserta merasa nyaman dan tidak merasa perlu untuk minum air.
Namun, setelah perlombaan selesai, hujan turun dengan sangat deras, membuat udara menjadi lembap. Akibatnya, banyak peserta yang mengalami serangan panas (heatstroke). Dia menjelaskan bahwa di antara berbagai hipotesis yang ada mengenai penyebab terjadinya kram otot, salah satu faktor yang signifikan adalah dehidrasi. Ketika tubuh kekurangan elektrolit, hal ini dapat mengganggu kemampuan otot untuk berkontraksi dengan baik.
Tentukan Strategi Pacing yang Tepat
Andi menekankan betapa pentingnya merancang strategi terkait kecepatan saat berlari, termasuk menentukan waktu yang tepat untuk berlari pelan dan kencang. Tanpa strategi yang baik, pelari akan terus berlari dengan kecepatan tinggi, yang berpotensi menyebabkan cedera serius.
Dia menjelaskan, "Jadi, memang kita kalau mau race. Kita benar-benar mempelajari rutenya. Kita mempelajari rutenya nanjak. Apa enggak rutenya turun. Atau gimana dan segala macam. Terus kemudian kita harus punya pacing strategy," katanya. Dengan memahami karakteristik rute, pelari dapat mengatur kecepatan mereka dengan lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan performa dan mengurangi risiko cedera.