Fakta Menarik Kabit Sikerei, Pakaian Unik Suku Mentawai yang Digunakan Para Tabib
Dalam kebudayaan Suku Mentawai, mereka sangat percaya terhadap Tabib yang bisa menjadi "dokter". Maka, para Tabib tersebut memiliki pakaian khusus.
Dalam kebudayaan Suku Mentawai, mereka sangat percaya terhadap Tabib yang bisa menjadi "dokter". Maka, para Tabib tersebut memiliki pakaian khusus.
Fakta Menarik Kabit Sikerei, Pakaian Unik Suku Mentawai yang Digunakan Para Tabib
Suku Mentawai mendiami wilayah Sumatera tepatnya Kepulauan Mentawai yang terkenal memiliki kebudayaan nenek moyangnya yang begitu kental.
Mereka menjadi salah satu suku tertua yang ada di Indonesia dan dikenal sebagai kelompok peramu.
Berbicara soal kebudayaan, Suku Mentawai memiliki Titi atau tato tradisional yang pasti terdapat disetiap bagian tubuh mereka.
Selain itu, terdapat Kerik Gigi yang biasa dilakukan oleh kaum perempuan Mentawai untuk mempercantik diri.
-
Siapa yang disebut Sikerei di Suku Mentawai? Masyarakat Suku Mentawai biasa menyebutnya dengan nama Sikerei. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari orang Mentawai. Tidak adanya mereka, mungkin akan banyak anggota keluarga yang jatuh sakit tanpa ada penanganan.
-
Apa yang dilakukan Sikerei dalam masyarakat Mentawai? Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari orang Mentawai. Tidak adanya mereka, mungkin akan banyak anggota keluarga yang jatuh sakit tanpa ada penanganan.
-
Kenapa Sikerei di Suku Mentawai punya peran penting? Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari orang Mentawai. Tidak adanya mereka, mungkin akan banyak anggota keluarga yang jatuh sakit tanpa ada penanganan.
-
Siapa yang memakai pakaian adat Pakpak? Pakaian adat Pakpak saat ini tidak hanya digunakan saat acara adat saja, namun sudah biasa digunakan saat upacara yang bersifat nasional maupun keagamaan karena untuk kepentingan penyeragaman, tetapi juga masih melekat rasa bangga untuk menampilkan tradisi daerah.
-
Siapa yang memakai baju tradisional? Istri Kapolda Riau Tampil Elegan saat Hadiri Acara Penyematan Gelar di Balai Adat Melayu Riau Kompak menggunakan pakaian adat Melayu, penampilan Nindya tak kalah keren dari dekorasi balai adat yang mewah.
-
Apa yang digunakan Suku Sakai untuk pakaian? Biasanya mereka membuat pakaian dari kulit kayu.
Akan tetapi, dalam lapisan masyarakat Suku Mentawai terdapat Sikerei atau Tabib.
Kehidupan sehari-hari mereka pun selalu percaya kepada Sikerei tersebut karena orang-orang itu dianggap memiliki kekuatan supranatural dan bisa menyembuhkan orang sakit.
Dianggap bukan masyarakat biasa, para Sikerei juga dikenakan sebuah pakaian tradisional khusus. Selain sebagai penanda status sosial, pakaian tersebut juga memiliki fakta menarik lainnya.
1. Dari Kepala Sampai Kaki
Pakaian Kabit Sikerei ini bukanlah hanya sekedar penutup tubuh bagian atas dan bawah saja. Namun, Kabit sendiri terbilang lengkap yang dimulai dari kepala hingga kaki.
Bagian kepala terdapat luan atau bando yang dipakai anak gadis. Bagian permukaannya diberi manik-manik warna-warni lalu dipola dengan hiasan tertentu.
Bagian telinga biasanya Sikerei memiliki lobang besar yang cukup untuk menaruh rokok daun nipah yang digulung.
Bagian leher, hampir semua orang Mentawai menggunakan kalung di lehernya.
Namun, Sikerei biasanya akan memakai kalung minimal rangkap tiga yang terbuat dari manik-manik.
Bagian dada terutama wanita, biasanya akan menggunakan tatabutete yang terbuat dari kulit kayu yang dipukul dan dipasang secara melilitkan pada bagian tubuh.
Sementara di bagian pinggang terdapat ikat pinggang untuk pria yang bernama "Papangattenga". Dibagian pergelangan tangan terdapat gelang yang dililitkan dalam jumlah banyak.
2. Gunakan Kulit Kayu Pohon Tarap
Dihimpun dari berbagai sumber, hampir setiap helai dari Kabit Sikerei ini menggunakan kulit kayu pohon Tarap. Pohon ini masuk dalam jenis pohon buah-buahan yaitu Nangka.
Meski masih dalam golongan pohon Nangka, namun kayu dari Pohon Tarap ini sangatlah berbeda. Buahnya berukuran lebih kecil dengan aromanya yang sangat menusuk hidung.
Penggunaannya dalam pakaian Kabit Sekerei ini untuk menutup tubuh bagian bawah pria dan wanita. Biasanya kulit kayu tersebut dipukul-pukul lebih dulu agar bisa ditekuk sesuai lekuk tubuh.
3. Khusus untuk Sikerei
Dalam beberapa aksesoris pakaian adat Suku Mentawai dengan Kabit Sikerei terdapat kesamaan.
Akan tetapi, Kabit sampai saat ini hanya khsusu digunakan oleh Sikerei atau laki-laki yang sudah menyandang status Tabib atau dukun di wilayah mereka.
Sikerei sendiri tidak terpatok pada status sosial, mereka juga masih menyadari jika setara dengan masyarakat biasa.
Hanya saja Sikerei memiliki tugas sebagai pemimpin upacara adat hingga dikenal dengan kemampuan pengobatan tradisional.
Maka dari itu, Sikerei ini sangatlah penting bagi masyarakat setempat. Apabila salah satu anggota keluarga jatuh sakit, lalu Sikerei-lah yang akan mengobatinya.
4. Diproduksi Maksimal 100 Lembar
Mengutip dari situs mentawaikita.com, untuk seorang Sikerei hanya diperbolehkan memproduksi Kabit dalam jumlah 100 lembar saja.
Hal ini masih berkaitan dengan kearifan lokal yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian pohon tarap.
Dalam menjaga kelestarian lingkungan ini juga menjadi media untuk tidak merusak tempat tinggal Suku Mentawai yang begitu dekat dengan alam dan hutan.