Mengenal Senjata Tradisional Masyarakat Suku Mentawai, Jadi Sandangan Utama Para Kaum Laki-laki Dewasa
Sebuah senjata ampuh yang selalu digunakan untuk berburu hewan di hutan dan sudah menjadi simbol sandangan para kaum laki-laki di Mentawai.
Sebuah senjata ampuh yang selalu digunakan untuk berburu hewan di hutan dan sudah menjadi simbol sandangan para kaum laki-laki di Mentawai.
Mengenal Senjata Tradisional Masyarakat Suku Mentawai, Jadi Sandangan Utama Para Kaum Laki-laki Dewasa
Suku Mentawai tak lekang dari pola kehidupan sehari-hari yang bergantung dari alam, mulai dari makanan hingga kebutuhan tempat tinggal. Berburu, merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh kaum laki-laki di hutan belantara.
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
-
Bagaimana Suku Mentawai memanfaatkan hutan? Mereka hanya memanfaatkan hutan seperlunya dan masih diolah dengan cara tradisional. Suku Mentawai juga kebanyakan mengikuti proses perkembangan hutan secara wajar lalu memanfaatkannya melalui tahap rumpang, perkembangan, dan dewasa.
-
Kenapa Toek penting bagi suku Mentawai? Bagi masyarakat Suku Mentawai, Toek sudah menjadi kudapan sehari-hari dan menjadi sebuah simbol dari kekompakan antar penduduk.
-
Bagaimana manusia purba menggunakan senjata? Senjata tombak memiliki multifungsi, bisa dilempar atau dipakai untuk menusuk.
-
Kenapa Suku Mentawai pakai pakaian Kabit? Selain sebagai penanda status sosial, pakaian tersebut juga memiliki fakta menarik lainnya.
-
Apa kegunaan anak panah kuno itu? Temuan ini diyakini milik pemburu-pemburu kuno yang memburu rusa kutub pada ribuan tahun lalu yang hidup diatas salju dan es pada bulan-bulan musim panas. "Terkadang, ketika sebuah panah meleset dari sasaran, ia menancap dalam salju dan hilang," tulis Pilø. "Menyedihkan bagi pemburu tetapi sangat berharga bagi arkeologi!"
Untuk menunjang kebutuhan berburu binatang liar di hutan, tentunya perlu sebuah senjata yang efektif dan ampuh untuk membunuh. Masyarakat Mentawai memiliki beberapa jenis senjata tradisional yang digunakan untuk berburu di hutan.
Bagi mereka, senjata tradisional merupakan sebuah unsur yang penting bagi kehidupan sehari-hari mereka. Tak ayal, jika setiap keluarga memiliki senjata untuk berburu bahkan hingga dipajang sebagai hiasan dinding di rumah.
Senjata Silogui
Silogui adalah senjata tradisional Suku Mentawai yang berbentuk panah dengan memberikan sebuah racun dibagian ujung mata panahnya. Senjata ini wajib dimiliki setiap laki-laki dan selalu dibawa kemanapun mereka pergi.
Senjata ini disimpan dalam sebuah wadah bernama bukbuk yang terbuat dari bambu dan dilapisi pelepah sagu agar tidak pecah. Anak panah ini terdapat olesan racun yang dapat membunuh hewan buruan dengan efektif dan cepat.
Racunnya sendiri terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang ada di alam. Bahkan setiap aktivitas berburu dimulai, masyarakat Mentawai dilarang untuk makan dan minum. Hal ini dilakukan untuk keselamatan dan kelancaran dalam proses berburu.
Rourou
Selanjutnya, masyarakat Mentawai memiliki Rourou, sebuah anak panah yang juga tak kalah penting dari Silogui. Senjata ini cukup ampuh untuk berburu sekaligus menjadi alat perisai musuh dan untuk berperang.
Anak panah ini memiliki ukuran tangkai 1 meter, atau menyesuaikan dengan ukuran busur panahnya. Tangkainya terbuat dari salah satu pelepah pohon yang tumbuh di pedalaman hutan Mentawai atau disebut dengan Pohon Duri.
Sedangkan untuk panjangnya, Rourou ini bisa berukuran 1,5 sampai 2 meter untuk orang dewasa. Sedangkan bagi pemula atau anak-anak biasanya akan disesuaikan dengan besar tubuh mereka.
Pisau Palitai
Kemudian, ada jenis senjata tradisional lainnya yang digunakan oleh masyarakat Mentawai yaitu Palitai. Bentuknya seperti pisau dengan bilah yang licin dan diasah pada kedua sisinya.
Untuk ukurannya sendiri bermacam-macam, ada yang 30 cm hingga 1 meter atau tergantung dari keinginan si pemiliknya. Pangkalnya memiliki bagian bulat yang lebih tebal ditengah-tengahnya. Palitai dibawa di sebelah kanan tubuh, di kain pinggang dan mungkin menjadi bagian dari mahar.